Wayan Sudirta Mohon Negara Realisasikan UU Penyandang Disabilitas

Relawan Petakan penyerhan bantuan 1.000 bantuan

KARANGASEM, MataDewata com | Nasib penyandang disabilitas di daerah sampai di pelosok, umumnya masih sangat memerihatinkan. Walaupun sudah ada Undang-Undang tentang Penyandang Disabilitas, yakni UU No: 8 Tahun 2016. Bahkan sudah lima tahun diundangkan, para penyandang disabilitas belum merasakan seperti apa bentuk kongkrit atau realisasi dari program pemerintah untuk penyandang disabilitas ini.

Temuan tersebut dihimpun Relawan Anggota Komisi III DPR RI, Wayan Sudirta, yang secara berkala melakukan kunjungan daerah pemilihan. Untuk menengok dan mengantarkan sumbangan kecil bagi penyandang disabilitas. Sudirta sendiri, selain duduk di DPR, ia juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, serta Wakil Kepala Badiklat Pusat DPP PDI Perjuangan. Salah seorang wakil Bali yang cukup aktif menyuarakan kepentingan Bali di pusat.

“Warga Desa Labasari, Karangasen, Wayan Lanus penyandang disabilitas bersama ibunya setelah struk. Pekerjaan mereka mengayam tikar setiap hari untuk menyambubg hidup. Suaminya sudah meninggal dan mereka hidup seadanya. Mereka terharu menerima titipan Anggota DPR RI, Wayan Sudirta”

Sumbangan berupa beras dan dana talikasih, tentu tidak seberapa jumlahnya, dibanding kebutuhan sehari-hari para penyandang. Relawan Wayan sudirta yang turun yakni Putu Wirata Dwikora, Nyoman Artana, Made Suka Artha, Wayan Ariawan, Made Rai Wirata, Wayan Sukayasa, dan relawan lapangan yang berasal dari pengurus KORdEM, pengurus Ranting PDI Perjuangan serta simpatisan partai berlambang banteng tersebut.

Baca juga :  Relawan Wayan Sudirta Turba Kunjungi Penyandang Disabilitas di Tengah Pandemi

Dalam kunjunganan yang dilaksanakan pada hari Jumat hingga Minggu (18-20 Juni 2021), di Desa Labasari, Kecamatan Abang, para Relawan Anggota DPR RI Wayan Sudirta menyerahkan paket sumbangan untuk 21 penyandang disabilitas. Dari 21 penyandang disabilitas tersebut, sebagian besar merupakan penyandang yang kondisi fisik dan mentalnya cukup parah.

Sebutlah misalnya, Komang Ayu, 22, di Dusun Bantang, Desa Labasari. Gadis ini sejak kecil sudah abnormal pertumbuhannya, dan di usia 22 tahun ini, ia masih seperti bayi. Ayu bahkan ‘’dikurung’’ dalam sebuah ruang yang sempit, dengan pintu besi yang terkunci. Orangtuanya harus pergi saban hari untuk bekerja di kebun, dan kondisi Ayu dititip pada tetangga rumah, yang tidak sepenuhnya merawat.

Baca juga :  World Health Day, Agung Manik Danendra Ulurkan Tangan untuk Putu Collin

“Wayan Putu ibu dua anak di Dusun Bebayu mengalami kebutaan sekitar dua tahun. Melakukan tetapi medis dan non medis namun tak ada yang bethasil. Saat ini ia pasrah atas kondisi yang diderita, dan mengerjakan apa saja yang bisa ia lakukan untuk membantu suaminya yang bertani”

Di Dusun Bebayu, ada Wayan Putu, 50, yang dalam beberapa tahun ini mengalami kebutaan. Sebelum buta, Putu merasakan sakit kepala yang amat sangat, perlahan matanya berkunang dan buram, sampai akhirnya kehilangan penglihatan sama sekali. Di Dusun Peselatan, ada Ni Nyoman Lanus (35) dan ibunya yang juga sudah renta dan sakit-sakitan. Nyoman mengalami gangguan fisik, pincang di dua kakinya, sementara ibunya yang pernah kena struk, harus bertongkat untuk melakukan langkah dan gerakan kecil sekalipun.

‘’Mereka hidup dari membuat anyaman tikar kecil dari daun lontar,’’ kata Kepala Dusun Peselatan, yang mendampingi penyerahan sumbangan Wayan Sudirta tersebut. Karena fisiknya yang sakit-sakitan, sehari paling banyak ia bisa membuat 4 hingga 5 lembar tikar, yang diambil oleh pengepul dengan harga Rp10 ribu untuk 5 lembarnya. ‘’Dari uang itulah mereka menyambung hidup,’’ kata tetangga ibu penyandang tersebut.

Baca juga :  Overstay dan Berulah di RSUD Buleleng, Wanita Asal Australia Diusir dari Indonesia
Ik/MD-MM-Unwar//16/2021/f1

Para Kepala Dusun di Desa Labasari, yakni Kepala Dusun Bebayu, Dusun Mrita, Dusun Mekarsari dan Dusun Bantung dan Peselatan, memiliki data tentang para penyandang disabilitas, dan berharap pemerintah menyiapkan program kongkret berkelanjutan untuk para penyandang. ‘’Kami sangat berterimakasih pada Pak Wayan Sudirta dan Relawan, atas perhatiannya pada penyandang disabilitas di dusun kami,’’ ujar Kepala Dusun Merita.

Sudirta sendiri selaku anggota DPR RI, sampai tahun kedua mewakili Bali di Senayan, sudah menggelontor lebih 15,586 ton beras. Ditambah masing-masing 10 Kg beras dan sejumlah dana taliasih untuk sekitar 500 sampai 1.000 penyandang disabilitas yang telah ditargetkan dijenguk setiap tahunnya. Uw-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button