Sudirta dan Sejumlah Tokoh Terima Penghargaan PHDI
Perjuangkan ‘’Om Swastyastu’’ Diucap di Acara Kenegaraan

DENPASAR, MataDewata.com | Perayaan 64 Tahun PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) yang jatuh pada 23 Pebruari 2023, tahun ini diperingati pada 3 Maret 2023 di Gedung PHDI Bali Jl. Ratna Denpasar. Dimeriahkan dengan penyerahan sejumlah Penghargaan PHDI Bali. Diserahkan langsung Ketua PHDI Bali, Nyoman Kenak, SH, didampingi Ketua Panitia Pelaksana Nyoman Iwan Pranajaya, Ketua Paruman Walaka Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, Ketua BKS LPD Bali Nyoman Cindikiawan.
Hadir dalam perayaan 64 tahun PHDI ini, seluruh pengurus PHDI Bali, Dharma Upapati, Ketua Paruman Walaka dan Ketua Harian PHDI Kabupaten/Kota se-Bali serta undangan dari Perguruan Tinggi Hindu di Bali.

‘’Penghargaan ini diberikan kepada beliau-beliau, karena peran dan sumbangsihnya untuk umat Hindu maupun PHDI, manakala para pengurus melaksanakan tugas-tugas pelayanan yang penuh suka dan duka,’’ kata Nyoman Kenak.
Diantara figure yang menerima penghargaan, Nampak I Wayan Sudirta, SH.,MH., yang sekarang duduk di Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Bali. Penghargaan untuk Sudirta itu antara lain karena perjuangannya semasa duduk di DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI, ucapan Om Swastyastu/Om Shanti Shanti Shanti akhirnya diucapkan dalam acara resmi kenegaraan. “ Sehingga sekarang sudah biasa terdengar pejabat negara mengucapkan salam semua agama yang diakui di Indonesia, dalam forum resmi kenegaraan,” ujar Nyoman Kenak.
Selain itu, Nampak juga Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari, yang semasa walaka sudah duduk di PHDI Kota Denpasar dan PHDI Bali periode 1990-2005 sampai kemudian menjadi Dharma Upapati PHDI Bali periode 2017-2022 dan 2022-2027, FKUB Denpasar dan FKUB Bali serta sejumlah jabatan professional seperti di INKINDO, Yayasan Dwijendra yang menauingi sekolah dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi.
Penerima penghargaan lainnya: Wayan Tontra yang 45 tahun ngayah di PHDI mulai PHDI Kecamatan Penebel Tabanan tahun 1977 sampai sekarang di PHDI Kabupaten Tabanan, Jro Dalang Cenk Blonk Wayan Nardayana yang narasi perdalangannya menyelipkan pesan moral Hindu secara jenaka dan mendalam, Gusti Mangku Jana yang ‘’ngayahin’’ umat Hindu sejebag Bali yang ‘’tangkil’’ ke Pura Agung Besakih.
Kalangan Komunikas dan media, antara lain ada Majalah Sraddha yang didirikan oleh Nyoman Mertha yang memuat tulisan tentang agama, KMB Bali Post yang memuat tentang seni, budaya dan Pura Hindu di Bali secara konsisten selama puluhan tahun, Yayasan Gases yang didirikan oleh Mangku Wayan Candra yang bergerak di bidang seni, budaya sampai ritual agama Hindu, Paiketan Pasemetonan Sri Arya Sentong Carangsari yang konsen mendukung perjuangan PHDI Bali, Yayasan Pangka Majapahit yang melestarikan Pura-pura Kuno.

Daftar Penerima Penghargaan 64 Tahun PHDI:
Ida Sulinggih, Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari
Dari tahun 1985 – 1995, beliau ‘’ngayah’’ sebagai Pengurus PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) Kota Denpasar. Dari tahun 1990 – 2005, beliau ‘’Ngayah’’ sebagai Pengurus PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) Provinsi Bali, dan berlanjut di Paruman Pandita PHDI Bali sebagai Dharma Upapati (2017-2022 dan 2022-2027).
Dari Tahun 1999 – 2015, Ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama ) Provinsi Bali. Dan dari tahun 1999 – 2015, beliau juga Ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Denpasar. Dan dari 2004 sampai beliau Diksa Dwijati pada 2014, menjadi Ketua Yayasan Dwijendra Pusat, yang memiliki PAUD, TK, SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi.
Dalam bidang professional, beliau pernah menjadi ketua INKINDO BALI (1988-1998), Ketua Perwakilan IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) Provinsi Bali, Pengurus Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali 2003-2013), Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Prov. Bali 2012-2016 dan Bendahara BMPS Pusat 2012-2017, Ketua Dewan Penasihat IARMI (Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia) 2013-2017.
Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, Bali
Atas kontribusinya bagi masyarakat Bali, diantaranya korban gempa dan erupsi Gunung Agung, dan bantuan lain yang disalurkan ke Panti Asuhan Hindu di seluruh Bali.
Yayasan Sandi Pangkaja Majapahit, Denpasar.
Berdiri 09 Agustus 2018, Badan Hukum Akta Notaris: 01/09 Agustus 2018/I Gusti Kardinal Made Maswibawa, SH.MKn, aktivitasnya tercatat mulai tahun 2014 sebelum tercatat di Akta Notaris, melakukan kepedulian, meneliti dan mendorong pelestarian Pura-pura Hindu Kuno, memperjuangkannya sebagai warisan arsitektur Hindu di Bali, simbol-simbol suci Hindu dan pentingnya melakukan perlindungan dan pelestarian.
Gusti Mangku Jana, Pura Agung Besakih
Beliau Ketua Paiketan Pemangku Pura Agung Besakih, yang bersama para Pemangku lainnya, memberikan pelayanan kepada umat Hindu seluruh Bali yang ‘’pedek-tangkil’’ ring Pura Agung Besakih. Melayani umat Hindu yang ‘’tangkil’’ dari sejebag Bali, yang beragam dalam tata-etika, sampai melayani Ida Pandita yang Muput Yadnya ring Pura Luhur Besakih, memerlukan kemampuan tersendiri untuk mengadaptasi pola tata tingkah laku, dan menjadi pengalaman khusus intrinsik bagi Pinandita seperti Dane Pinandita Gusti Mangku Jana dan para Pinandita lainnya.
Majalah Sraddha
Terbit perdana Bulan Januari tahun 2001, Badan Hukum Kementerian Hukum dan HAM RI No: AHU 0013261.AH.01.04.TAHUN 2018, Tertanggal 27 November 2018. Didirikan oleh Ir. Nyoman Mertha, sebagai majalah bernafaskan Hindu, memuat konten-konten tentang kekayaan Hindu dan budaya Bali yang bersumber dari agama Hindu. Majalah ini memuat artikel-artikel dari berbagai penulis dan penekun agama Hindu, memberikan edukasi dan menggali kekayaan agama Hindu dalam hal pengetahuan. Memberikan edukasi melalui tulisan yang menggabungkan kaidah-kaidah ilmiah keilmuan dengan perspektif modern di tengah
Bali Post Media Group
Selain media umum, Bali Post secara konsisten memuat konten-konten tentang seni, budaya, ritual, Pura-Pura Hindu dan segala macam kekayaannya, sehingga menjadi bacaan yang disukai oleh penggemar seni, budaya dan nilai-nilai Hindu. Harian Bali Post sebelumnya adalah harian ‘’Suara Indonesia’’ yang diterbitkan tanggal 16 Agustus 1948, dan berkembang dengan media cetak lainnya seperti Denpasar Post, Bisnis Bali, Suara NTB, Bisnis Bandung, Bisnis Jakarta, Bisnis Surabaya, International Bali Post Edition, bebearapa tabloid: Lintang untuk anak-anak, Wiyata Mandala untuk Remaja, Tokoh, dan Bali Travel News. Mengikuti trend televisi, dibangun Bali TV pada tahun 2002, dengan program yang intens di bidang seni, budaya dan agama Hindu.
Paiketan Pasemetonan Trah Shri Arya Sentong Provinsi Bali. Penghargaan diberikan atas segala dukungannya bagi pelestarian budaya Bali, dan komunikasi yang baik mendukung kegiatan pelayanan dharma termasuk kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali, manakala tugas-tugas pelayanannya mengalami berbagai kendala. Pahlawan Nasional, I Gusti Ngurah Rai dalam Puputan Margarana adalah Trah Arya Sentong yang kepahlawanannya mengharumkan bangsa, selain Bali.
Gases Sesetan (Gabungan Anak Seni Serba Bisa)
ayasan Gases Bali di Legalkan berdasarkan Keputusan Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: AHU-0004910.AH.01.04.Tahun 2016, didirikan oleh Jero Mangku Drs. I Wayan Candra (alm). Yayasan ini bergerak dalam bidang seni, Adat, budaya, agama Hindu dan lainnya yang berkaitan dengan seni budaya Bali. Gases juga memiliki sub kelompok (sekaa) seni dramatari Calonarang, Wayang, seni pembuatan patung, barong dan sekaa seni lainnya. Dan menjadi sentra yang menampung sumberdaya manusia Hindu untuk berkarya di bidang seni dan agama Hindu, serta kreatif juga secara ekonomi melalui produksi kreatif.
I Wayan Sudirta, SH.,MH.
Beliau memberi kontribusi penting dalam ‘’reformasi PHDI’’ dalam Mahasabha VIII tahun 2001, memposisikan Sabha Pandita sebagai organ tertinggi PHDI dengan kewenangan membuat Bhisama dan Keputusan lain tentang agama Hindu, didampingi Sabha Walaka sebagai cendekiawan dan Pengurus Harian sebagai pelaksana/eksekutif, melalui AD/ART yang baru, dimana kebersamaan semua Sadhaka di Sabha Pandita PHDI Pusat, Paruman Pandita di PHDI Provinsi dan PHDI Kabupaten/Kota, memberi warna baru untuk kesetaraan para Sadhaka dalam kepengurusan PHDI sejak tahun 2001 sampai sekarang.
Selain itu, beliau di DPD RI – periode 2004-2009 dan 2009-2014 – berhasil memperjuangkan ‘’Om Swastyastu’’ di siding Paripurna DPD RI untuk diucapkan sebagai salam seperti salam agama lainnya, dalam seremonial acara resmi kenegaraan, memperkuat aplikasi kebhinnekaan dalam agama, gigih membela dan mengadvokasi masyarakat termasuk umat Hindu yang memperjuangkan haknya atas tanah di Bali, semasa Orde Baru sampai sekarang. Kini umat Hindu mendengar Presiden dan pejabat negara lainnya membuka acara kenegaraan dengan salam dari semua agama, termasuk Om Swastyastu.
Wayan Nardayana, Dalang Wayang Cenk Blonk
Lahir tanggal 5 Juli 1966, seorang dalang yang populer dan sangat digemari oleh penonton Bali, selain mengekspos cerita dari epos Mahabharata dan Ramayana, dengan cerdik dan kontekstual menyelipkan pesan-pesan moral yang relevan dengan perilaku sosial masyarakat belakangan ini, dari yang disebut masyarakat Bali modern, kontemporer sampai era milenial sekarang ini. Nardayana menyelipkan tutur-tutur moralitas atau Susila, melalui punakawan dengan lelucon yang substasinya mendalam. Cenk Blonk menjadi pertunjukan wayang kulit yang sangat popular dalam dasawarsa ini di Bali.
Drs. Wayan Tontra, MM.
Lahir di Kelating, 11 Pebruari 1954, mulai karir sebagai Guru Sekolah Dasar Negeri 1 Penebel (1977), guru agama SMP Panca Kerthi Penebel, Wakil Kepala Sekolah PGRI Tabanan, dan selain mengajarkan agama Hindu kepada siswa, pengabdian masyarakat dimulai dengan tugas sebagai Ketua PHDI Kecamatan Penebel tahun 1978 – sekaligus ketua BPPLA, Badan Pembina dan Pengembangan Lembaga Adat Kecamatan Penebel, Sekretaris PHDI Kabupaten Tabanan (1980-2005, Wakil Ketua PHDI Tabanan 2005-2010, dan Ketua PHDI Tabanan 2010- sekarang. Memiliki bakat seni dan mengabdikan diri di bidang seni dan PHDI selama 44 tahun lebih. Di bidang seni, ia sudah membuat 50 Tapel Barong dan Rangda, mulai dari ‘’makal, ngukir, mlaspas, nyolahang, masupati’’ serta ‘’Mesolah Calonarang’’ atas permintaan Krama Hindu di Kabupaten Jembrana, Buleleng, Karangasem. Juga seorang sutradara Drama Gong, menjadi penari ‘’Matah Gede’’, Guru Teladan se-Bali pada tahun 1990. Pw-MD