DPRD Tabanan Soroti Dunia Pendidikan, Ada Gedung Bocor, Tunjangan Kepala Sekolah Rendah hingga Karakter Siswa

TABANAN, MataDewata.com | DPRD Kabupaten Tabanan kembali menyoroti dunia pendidikan, kali disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Tabanan, I Gusti Komang Wastana. Keprihatinannya terhadap kondisi pendidikan mulai dari sarana dan prasarana sekolah, kesejahteraan tenaga pendidik hingga karakter siswa. Hal itu disampikannya pada saat Rapat Paripurna Internal mengenai Penyampaian Laporan Komisi I, II, III, dan IV bersama OPD Pemkab Tabanan untuk pembahasan LKPJ Bupati Tahun Anggaran 2024, yang digelar di Ruang Rapat DPRD Kabupaten Tabanan, Selasa (8/4/2025).
Di sampaikan di Kabupaten Tabanan terdapat 322 sekolah dasar (SD) dan 39 sekolah menengah pertama (SMP) dan pada saat pihaknya dari komisi melakukan kunjungan lapangan ditemukan sejumlah sekolah mengalami kerusakan dari kategori ringan, sedang hingga maupun berat. Tentu fakta lapangan ini mengarahkan Dinas Pendidikan sebagai leading sektor untuk melakukan perbaikan agar tidak menggangu proses belajar mengajar di sekolah.
Ia juga mengungkapkan bahakan adas sekolah yang tidak bisa digunakan ruang kelasnya Ketika hujan. “Ketika hujan deras membuat ruang kelas bocor hingga atap jebol, yang akhirnya memaksa sekolah untuk meliburkan siswa. Hal seperti ini perlu mendapatkan perhatian serius dan tidak cukup hanya dijadikan rekomendasi saja, tetapi harus benar-benar ditindaklanjuti,” tegasnya.
Di luar hal teknis Gusti Komang Wastana juga menyoroti rendahnya tunjangan kepala sekolah yang hingga saat ini hanya sebesar Rp150 ribu per bulan. Ia menilai angka tersebut sangat tidak sebanding dengan beban dan tanggung jawab yang diemban para kepala sekolah. “Bagaimana mereka bisa bertanggung jawab penuh jika tunjangan hanya sebesar itu?” ujarnya seraya menyentil terkait pendidikan karakter harus terus dikuatkan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan I Gusti Putu Ngurah Darma Utama mengatakan, infrastruktur pendidikan saat ini menjadi perhatian semua pihak, khususnya Komisi II dan IV DPRD Tabanan yang beberapa waktu lalu sudah melakukan pengecekan langsung ke lokasi. Kondisi sarana dan prasarana khususnya gedung untuk ruang kelas di tingkat SD yang belum memadai.
“Tercatat ada 13 SD dan 4 SMP yang belum memiliki ruang kelas yang cukup. Sebagai langkah antisipatif, kami mengajukan pemanfaatan ruang tersedia seperti ruang guru, satu ruang kelas dijadikan dua dan mess untuk dijadikan ruang kelas sementara,” jelasnya seraya menyampaikan bertalian dengan tersebut pihaknya telah mengajukan 26 proposal bantuan keuangan khusus tingkat provinsi untuk tahun 2026 mendatang.
Terkait pendidikan karakter siswa, Darma Utama menyebut memang pendidikan karakter perlu dievaluasi dan ditingkatkan lagi untuk membentuk SDM yang lebih baik. “Hal ini menjadi atensi besar bagi kami untuk memperkuat pendidikan karakter di sekolah. Kami juga telah menerapkan program “Bijak Digital” yang diintegrasikan dengan pembentukan karakter, agar sumber daya manusia dapat terbentuk dengan baik, terutama dalam rangka menyongsong Generasi Emas 2045,” jelasnya.
Mengenai kecilnya tunjangan kepala sekolah baik di tingkat SD hingga SMP saat ini menjadi kendala serius. Namun, kondisi ini tidak hanya terjadi di Tabanan saja melainkan di seluruh Indonesia. Hal itu berdampak pada rendahnya minat guru untuk diangkat menjadi kepala sekolah.
Dijelaskannya sejak dua tahun lalu pihaknya telah mengajukan peningkatan tunjangan pendapatan kepala sekolah SD dari Rp150 ribu menjadi Rp500 ribu per bulan, dan Rp750 ribu di SMP. Meskipun nominalnya tidak terlalu signifikan, hal ini menjadi perhatian kami, karena banyak calon kepala sekolah yang enggan menerima jabatan tersebut akibat rendahnya tunjangan,” pungkasnya. Dt-MD



