Jaya-Wibawa “Gas Pol”, IB Kiana: Kemenangan Diangka 80 Persen
DENPASAR, MataDewata.com | Politisi senior Partai Hanura, Ida Bagus Ketut Kiana, SH., pastikan pasamgan calon (Paslon) yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, Gerindra dan PSI akan meraih kemenangan 80 persen dalam Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah,) serentak tanggal 9 Desember 2020 mendatang. Pasalnya Pasangan yang sangat berpengalaman di Eksekutif dan Legislatif ini akan mampu mengantarkan Denpasar MAJU ( Makmur, Aman, Jujur dan Unggul) di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang melanda.
Lebih lanjut Ketua Lembaga Bantuan Hukum Partai Hanura Provinsi Bali ini mengungkapkan, di Pilwali (Pemilihan Walikota) Denpasar tidak ada istilah Paslon IGN Jaya Negara dengan I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa) kalah. Bahkan untuk Pilkada serentak di Bali capaian kemenangan secara hitung-hitungan kekuatan politik justru sudah mengarah pada persentase kemenangan antar wilayah di enam kabupaten/kota di Bali yang melaksanakan Pilkada.
“Kalau dilihat untuk Pilwali akan datang, istilah Jaya-Wibawa kalah tidak ada secara hitung-hitungan politik. Yang sedang terjadi ada unsur bersaing sesama PDI Perjuangan, ingin menentukan pemilihan yang mana persentase terbesar di Pilkada serentak 9 Desember mendatang. Itu yang Tu Aji (saya, red) lihat sedang digarap, persaingan diantara mereka. Termasuk perolehan kemenangan melawan kotak kosong di Badung,” jelas IB Kiana kepada MataDewata.com di Denpasar, Kamis (3/12/2020).
Kembali ia melihat pada saat pemilihan Walikota Denpasar sebelumhya kemenangan di angka 82 persen. Tentu menjadi berbeda untuk saat ini dimana Pilkada memungkinkan untuk menghadirkan kotak kosong. Berbicara kekuatan politik di Kota Denpasar, Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini menegaskan popularitas pada calon tidak menjadi ukuran utama untuk menang. Lebih pada pengalaman Kedua Paslon dan besarnya dukungan kursi partai pengusung yang berkorelasi pada raihan suara Pileg 2019.
Disisi lain Kiana justru melihat, Dukungan mesin partai untuk Paslon yang disusung Partai Golkar bersama NasDem dan Demokrat tidak sekencang gerakan PDI Perjuangan bersama partai koalisinya yang selalu bergerak Gas Pol (kencang) turun langsung kemasyarakat. “Kalau ada dukungannya seperti PDI Perjuangan ya masih bisa persaingannya ada. Tapi buktinya yang bergerak kan cuma Golkar. Ini kalau kita ngomong politik,” ungkapnya menjelaskan bahwa Gerakan Partai Nasdem dan Demokrat tidak sekencang PDI Perjuangan.
Tentu saja situasi ini tidak akan memberikan kesempatan luas bagi Paslon yang dinilai coba-coba untuk memimpin Denpasar lima tahun kedepan. Pengalaman Jaya Negara sebagai Wakil Walikota Denpasar dan Kadek Wibawa di Legislatif yang memegang posisi strategis di DPR sangat menjanjikan mereka menjadi pasangan tepat memimpin Kota Denpasar, terlebih di tengah situasi pandemi Covid-19. Jaya-Wibawa pasti memang, situasi Covid sangat memerlukan pemimpin yang sangat memahami Denpasar, yang sangat paham mengelola anggaran agar pembangunan tetap berjalan dengan baik,” ujar tokoh vokal asal Sanur itu. MD-9