Pelebon Ida Pandita Mpu Rekadnyana Siddantha
BANGLI, MataDewata.com | Setelah dilakukan upacara bumi sudha, diiringi tari baris poleng tepat pukul 9:00 Wita bertempat di Griya Batur Sari, Desa Adat Songan (21/05/2021), layon Ida Pandita Mpu diusung ke Jaba Griya menuju tempat pengesengan yang berjarak sekitar 500 meter dari Griya.
Menggunakan padma dan lembu putih diusung oleh Krama Desa Adat Songan layon Ida Pandita Mpu tiba di tempat pengesengan sekitar pukul 10:00 Wita. Diketahui semasa hidupnya almarhum dikenal sebagai sosok yang sederhana, pendiam, beliau tidak akan bicara kalau tidak ditanya, beliau hanya akan bicara jika ditanya dan beliau akan memberi kalau diminta.
Ketua DPRD Kabupaten Bangli, I Ketut Suastika, SH., yang hadir pada prosesi tersebut menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga besar Ida Pandita Mpu Rekadnyana Siddantha. Ia juga berpesan agar pihak keluarga ada yang melanjutkan pengabdian almarhum, sehingga kedepan ada generasi penerus yang bisa menjadi tauladan dari ajaran-ajaran beliau.
“Tityang mengucapkan bela sugkawa yang sedalam dalamnya atas meninggalnya beliau. Tokoh spiritual kita yang berasal dari Songan yang sudah barang tentu beliau sudah medwijati. Beliau sangat menekuni ajaran keagamaan dan spiritual serta beliau mengimplementasikan kepada masyarakat apa yang sudah beliau dapatkan,” ujar Ketut Suastika.
Ia juga berharap agar ilmu-ilmu yang telah beliau bagi melalui berbagai pengalaman spiritual mampu mencetak generasi yang bersedia ngayah untuk umat. Seperti halnya memberikan berbagai ceramah, ilmu keagamaan yang dilanjutkan pihak keluarga.
“Kami harapkan di pihak keluarga juga ada yang melanjutkan apa yang beliau sudah lakukan di Bangli dan Bali pada umumnya dan juga di Desa Songan khususnya. Sehingga Bangli ini menjadi Santhi,” ungkap Ketut Suastika didampingi Anggota DPRD Kabupaten Bangli, Ir. I Jero Gede Tindih.
Setelah ngeseng layon dan ngereka, dilanjutkan dengan upacara ngirim yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Bajing dari Griya Tegal Jingga Denpasar. Sang Sulinggih mendoakan setelah selesai pelaksanaan upacara palebon Ida Pandita Mpu mendapatkan jalan yang rahajeng rahayu dan tempat yang tepat.
“Mangkin jadi sesampune mantuk sampun wenten paileh raris nyiramin mesaji tarpana selanturnyane mangkin pemuput raris napi wastane palebone puniki sareng sampun ngupesaksi seunige sampun memargi kadi amunike. Dumadakte pemargine sang sane kaprateka mangkin punike ngemolihang pemargi sane rahajeng rahayu genah sane patut,” tutur Ida Sulinggih.
Seperti diketahui Ida Pandita Mpu Rekadnyana Siddantha berpulang pada hari Sabtu 17 April 2021 di Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Sewaktu welaka beliau bernama Jero Sutama yang merupakan salah satu Jero Mangku di Pura Dadia Ida Ratu Ayu Gunung Sari Pasek Celagi Desa Adat Songan.
Pada tanggal 4 April 2004 lalu beliau melaksanakan upacara medwijati dan dianugerahi gelar Ida Pandita Mpu Rekadnyana Siddantha oleh Nabe Napak Ida Pedanda Gede Putra Tembau (Griya Gede Aan Kelungkung), dan Nabe Waktra Ida Pedanda Gede Putra Bajing (Griya Tegal Jingga Denpasar).
Pihak keluarga, Jero Salin Muliawan yang juga Penglingsir Dadia Ida Ratu Ayu Gunung Sari menjelaskan, selain muput upacara panca yadnya Ida Pandita Mpu juga rajin menulis lontar serta melayani umat yang membutuhkan tamba (nambanin). “Kami atas nama keluarga memohon maaf yang sebesar besarnya. Mohon dimaafkan dan kami atas nama keluarga juga berharap umat sedharma mendoakan semoga beliau dapat genah sesuai dengan amal bakti beliau semasih nyeneng,” ujar Jero Salin. Tt-MD