Membersihkan Diri Lahir Batin Saat Banyu Pinaruh

DENPASAR, MataDewata.com | Sehari setelah umat Hindu merayakan Hari Saraswati, pada keesokan harinya yaitu pada hari Minggu (redite) Paing Wuku Sinta umat Hindu merayakan hari suci Banyu Pinaruh. Banyu Pinaruh terdiri dari dua buah kata yaitu Banyu dan Pinaruh, kata Banyu mempunyai makna air atau kehidupan dan Pinaruh atau Weruh atau Pinih Weruh mempunyai makna pengetahuan.

Kata Banyu Pinaruh dapat diartikan dimana kita memohon sumber air pengetahuan. Banyu Pinaruh juga merupakan titik awal dalam periode wuku atau wuku yang pertama yaitu Wuku Sinta. Sehingga akan sangat baik apabila kita untuk mengawali dari suatu periode yang baru, untuk mengisi diri dengan ilmu dan pengetahuan yang suci.

Baca juga :  Wamen Agama RI Serahkan Cinderamata Kepada Pemda atas Partisipasi PAI
Ik/MD-HS-MA//30/2021/f1

Pada hari suci Banyu Pinaruh umat Hindu umumnya melaksanakan penyucian diri atau membersihkan diri dengan cara mandi dan keramas dengan sarana air suci. Kalau ditinjau dari segi aspek mistik dan secara magis air itu sesungguhnya bisa menghanyutkan segala dosa, mala, papa, petaka, wigna dengan kehadiran dari Dewi Gangga di bumi.

Masyarakat meyakini bahwa pengetahuan tersebut mengalir dalam bentuk air, oleh karena air itu merupakan lambang kemurnian atau kesucian yang dapat membersihkan noda sekala dan niskala serta dapat untuk mengembalikan kemuliaan manusia. Dalam kutipan dari Manawa Dharmasastra V.109 ada disebutkan; Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa disucikan pelajaran suci dan tapa brata, kecerdasan dengan pengetahuan yang benar.

Baca juga :  Ilmu Pengetahuan Turun saat Hari Raya Saraswati
IK/MD-HS-SG//30/2021/f1

Penyucian diri atau penglukatan pada waktu hari suci Banyu Pinaruh bisa dilakukan dengan cara datang langsung ketempat sumber mata air seperti kelebutan, campuhan atau pertemuan sungai dengan laut, pantai dan juga dapat dilakukan di Merajan dengan sarana bungkak kelapa gading. Penglukatan itu sendiri dapat dipuput oleh seorang Pandita, pemangku atau orang suci dan dapat juga dilakukan sendiri.

Pembersihan diri atau penglukatan umumnya pada hari suci Banyu Pinaruh dilakukan pada saat pagi hari, setelah itu dilanjutkan dengan membersihkan diri dengan air kumkuman atau air yang diisi dengan berbagai macam bunga. Prosesi selanjutnya melakukan puja bhakti dan menyantap nasi dira atau nasi yang berwarna kuning bersama keluarga. Sebelumnya nasi dira itu dipersembahkan terlebih dahulu di merajan (sanggah) dan tempat lainya yang ada disekitar rumah, itu semua disesuaikan dengan adat dan juga tradisi dari keluarga setiap umat.

Baca juga :  Ketua Pesemetonan Dukuh Harapkan Sinergi antara Pemerintah dan PHDI Hadirkan Solusi

Dalam Bhagawad Gita IV.36 ada disebutkan yang terjemahnya; Walau engkau paling berdosa diantara manusia yang memiliki dosa, dengan perahu ilmu pengetahuan, lautan dosa akan dapat kamu seberangi. Apabila kita sudah bersih secara lahir dan batin maka akan muncul suatu pemikiran, perilaku dan juga perkataan yang bersih, Tuhan itu akan hadir kedalam diri kita melalui pikiran yang suci. GA-anm

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button