Pers Dorong Perbankan Mempercepat Sektor Digitalisasi UMKM di Tengah Pandemi

JAKARTA, MataDewata.com | Tanpa inovasi dan tranformasi bisnis, UMKM dinilai akan kesulitan untuk pulih dari krisis di tengah pandemi. Apalagi di ekosistem digital saat ini, banyak sekali perubahan terjadi begitu cepat terutama dari trend produk terbaru. Demikian dikatakan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI Pusat) Atal S Depari, pada acara Webinar Nasional di Sekertariat PWI Pusat, Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih Jakarta, Rabu (2/6/2021).

Ucp/MD-WBC-RSPR//3/2021/f1

Pada Webinar yang mengangkat tema “Pers Mendorong Perbankan Mempercepat Sektor Digitalisasi UMKM dan Sistem Pembayaran 2025″ Atal juga mengatakan, bahwa disadari atau tidak UMKM sebagai motor awal penggerak perekonomian nasional. Tentu saja berbagai langkah perlu dilakukan untuk menstimuluskan keberlangsungan dan perkembangan UMKM di Indonesia yang salah satunya memanfaatkan platform digital.

Ucp/MD-HLP-NP//1/2021/f1

Sementara itu Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM, Fiki Satari yang hadir mewakili Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, pemerintah menargetkan sebanyak 30 juta UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital pada tahun 2024. Upaya yersebut dilakukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19. Lanjut mengatakan, saat ini sebanyak 12,5 juta UMKM atau setara 19 persen dari total pelaku UMKM sudah masuk ke dalam ekosistem digital. Sehingga diharapkan bisa memenuhi target pada tahun 2024 diperlukan 17,5 juta UMKM yang harus didorong untuk masuk ke dalam ekosistem digital dalam tiga tahun ke depan.

Baca juga :  QRIS Cross Border Bank BPD Bali Kini Jangkau Singapura

Ia juga mengatakan ada empat hal fundamental yang harus ditingkatkan oleh pelaku UMKM agar bisa memasukkan produknya ke dalam ekosistem digital, yaitu literasi digital, kapasitas produksi, kualitas produk serta akses pasar. “Yang pertama literasi digital itu sendiri. Data survei saat ini menunjukkan hanpir 75 persen permasalahan dalam keberlanjutan UMKM masuk e-commerce adalah kesiapan UMKM itu sendiri, terkait karakteristik dan budaya penjual, misalnya pedagang sulit dikontak,” kata dia.

Baca juga :  OJK Regional 8 Bali Dan Nusa Tenggara Dorong Peningkatan Akses Permodalan UMKM

Turut menjadi pembicara dalam Webinar Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja yang menyebutkan bahwa pasar global saat ini sangat tertarik terhadap produk UMKM lokal yang memiliki potensi untuk merambah pasar ekspor. Jahja juga mengatakan puluhan calon pembeli dari luar negeri tertarik pada produk-produk UMKM lokal yang ditawarkan dalam acara UMKM Fest yang diadakan BCA beberapa waktu yang lalu.

“Kita coba on boarding produk UMKM layak ekspor. Pada saat acara UMKM Fest itu kita atur waktu meeting dengan calon pembeli dari luar negeri, kenyataannya peminatnya lumayan banyak. Puluhan memang, tidak sampai ratusan, tetapi ini breakthrough, sebingga ada peluang untuk masuk ke situ,” kata Jahja pada Webinar yang juga diikuti Sekjen PWI Pusat, Pengurus PWI Pusat serta ratusan wartawan dari seluruh Indonesia itu.

Baca juga :  Masyarakat Minati Pasar Murah Jelang Lebaran, Buru Beragam Kebutuhan dengan Harga Terjangkau
http://siap.stikom-bali.ac.id/

Sedangkan nara sumber lainnya Roy Krisdianto Partnership & BD 99% Usahaku Telkomsel Roy mengungkapkan perlu ada mindset yang diubah agar bagi semua pelaku UMKM di Indonesia bisa lebih maju dan berkembang. “Rata-rata rentang usia pengusaha UMKM kita memang di usia yang tidak muda lagi, dan juga masih banyak yang takut dengan komputer atau bahkan pembayaran digital. Terkadang itu yang sering menjadi masalah. Jika ingin UMKM kita besar, generasi milenial kita perlu diedukasi kewirausahaan, sehingga lebih berani untuk berjualan di ekosistem digital,” ucapnya. Rp-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button