Migor dan Angkutan Udara Komoditas Utama Penyumbang Inflasi di Bali

DENPASAR, MataDewata.com | Secara historis, inflasi akan terjadi pada periode Ramadan/Idul Fitri. Beberapa komoditas yang perlu diwaspadai karena sering menjadi penyumbang inflasi pada periode tersebut, antara lain angkutan udara, daging ayam ras, canang sari dan angkutan antarkota. Inflasi Provinsi Bali pada Maret 2022 sebesar 2,4% atau sedikit di bawah inflasi Nasional 2,6%.

“Secara bulanan, inflasi Maret 2022 tercatat sebesar 0,91% (mtm) bersumber dari inflasi komponen Volatile Food, terutama minyak goreng, cabai rawit dan cabai merah. Selain itu, sumber inflasi juga berasal dari Administered price, terutama tarif angkutan udara yang naik akibat peningkatan permintaan,” ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho saat Rakor TPID Provinsi Bali di Wiswa Sabha Pratama Kantor Gubernur, Selasa (26/4/2022).

Baca juga :  Cok Ace Puji Ketangguhan Pelaku UMKM Bali di Tengah Pandemi

Rakor yang dihadiri Sekda Bali Dewa Indra, Kepala BPS Bali serta TPID dari Kabupaten/Kota antara lain membahas ketersediaan pangan, distribusinya dan keterjangkauan harga serta sejumlah komoditas penyebab inflasi. “Kita berharap tak terjadi lonjakan permintaan. Jadi harus dijaga ketersediaan dan kelancaran distribusinya agar sampai ke konsumen,” pesan Sekda Dewa Indra. Dalam rakor berdasarkan paparan masing-masing dinas terkait, stok bahan pangan di Bali masih mencukupi termasuk minyak goreng (Migor). Meski demikian operasi pasar akan dilakukan.

Meski ketersediaan bahan pokok pangan terbilang mencukupi, namun inflasi tahun ini perlu diwaspadai. “Inflasi masih akan menyerang. Jadi 2022 ini kita waspada inflasi, harus bisa dikendalikan karena lumayan berat. Apalagi lockdown di Cina dan perang Ukraina-Rusia. Inflasi dunia sangat tinggi,” ujar Trisno. Dicontohkan Turki yang inflasinya 60 persen. Jadi ini cukup berat dan inflasi dunia bisa merembet ke Indonesia seperti harga Migor. Bawang putih juga masih impor dari Cina dan gula pasir yang harganya terus naik serta tiket pesawat.

Baca juga :  Tetap Cetak Prestasi, Bank BPD Bali Raih Diamond Trophy KBMI 1

Sementara pihak BPS menjelaskan tiap hari raya, inflasi akan naik. Data 2020-2022, inflasi tertinggi pada Galungan dan Nyepi. Namun saat Idul Fitri justru deflasi karena harga cenderung turun. Tapi ada beberapa komoditas yang menyumbang inflasi saat Idul Fitri seperti daging ayam ras, tarif angkutan, juga harga Migor. Seluruh Kepala Daerah selaku Ketua TPID diminta untuk melakukan pemantauan harga kebutuhan bahan pokok secara harian, serta mengembangkan pemantauan harga menggunakan sistem informasi dan early warning system kenaikan/penurunan harga pangan untuk pengambilan kebijakan yang lebih responsif dan cepat.

Baca juga :  Wawali Arya Wibawa Pastikan Gas LPJ 3 Kg Tersedia Aman di Masyarakat

Memastikan ketersediaan stok dan pasokan bahan kebutuhan pokok di wilayah masing-masing. Pemanfaatan platform perdagangan online juga dapat dijadikan alternatif pemenuhan kebutuhan terutama untuk menjaga penerapan protokol kesehatan yang lebih intensif. Selanjutnya melakukan penguatan sinergi dengan aparat penegak hukum untuk melakukan langkah-langkah korektif atas indikasi adanya ketidakwajaran kenaikan harga, gangguan distribusi, maupun penimbunan termasuk pengawasan penyaluran/distribusi BBM dan LPG

Seluruh kepala daerah juga diminta mengkoordinasikan dan sinergi dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan kegiatan pasar murah dalam rangka memastikan ketepatan penerima, efektivitas penetapan lokasi dan pemerataan, waktu dan frekuensinya. Tidak kalah penting, melakukan moral suasion dalam rangka pengelolaan ekspektasi masyarakat atas harga bahan pangan pokok. Bs-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button