Pemkot Berikan Ruang Lewat Pameran Terracotta

Gerabah Jadi Potensi Baru Sektor Ekonomi Kreatif Denpasar

DENPASAR, MataDewata.com | Semenjak mewabahnya pandemi Covid-19 membuat kerajinan Gerabah di Kota Denpasar semakin diminati. Hal ini lantaran banyak masyarakat yang memanfaatkan gerabah untuk berbagai keperluan. Melihat potensi ini Pemerintah Kota Denpasar bekerjasama dengan Bekraf Kota Denpasar dan Komunitas Wajah Wanita Gerabah menggelar Pameran Terraccota dan Gerabah se-Bali.

Ip/MD-ODC//15/2021/f1

Acara yang berlangsung di Dharmanegara Alaya Denpasar ini dibuka Ketua Harian Bekraf Kota Denpasar, I Putu Yuliarta, Jumat (19/2/2021). Kegiatan yang dilaksanakan dengan pelaksanaan protokol kesehatan ketat di hari pertama ini turut dihadiri tokoh masyarakat Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, Anggota DPRD Kota Denpasar, Nyoman Gede Sumara Putra yang juga tokoh masyarakat Binoh, Camat Denpasar Utara, I Nyoman Lodra dan Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf, I Wayan Hendaryana.

Baca juga :  Final Band Cover Song Challenge Album "The Memories" Firdaus Alma 2020 Geliatkan Musisi Berkarya di Tengah Pandemi
Ik/MD-GPL//19/2021/f1

Pada kesempatan tersebut Ketua Harian Bekraf Kota Denpasar, I Putu Yuliarta mengatakan, di tengah kondisi pandemi membuat permintaan akan kerajinan gerabah meningkat. Terlebih di masyarakat masih menganggap gerabah sebagai sebuah karya tradiaional yang kuno, namun memiliki nilai artistik yang tinggi. “ekarang ide kreatif muncul dengan sajian baru, dimana gerabah menjadi sebuah karya kekinian yang memberikan estetika yang khas,” jelasnya didampingi Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekraf, I Wayan Hendaryana.

Ip/MD-IKM-BB//31/2021/f1

Saat ini diterangkannya gerabah semakin diminati sebagai media tanam dalam ruangan. Didukung bentuk yang artistik tidak sedikit juga digunakan untuk memelihara ikan mas koki. “Banyak lah manfaatnya, dan saat ini gerabah mulai menunjukan pasar yang potensial. Sehingga melalui pameran ini diharapkan mampu memberikan dukungan terhadap pengembangan industri kreatif gerabah, khususnya di Kota Denpasar,” terangnya

Baca juga :  Bandares Rilis Lagu “Pogo Kerauhan”

Sementara Ketua Panitia, Gegel Gargendra mengatakan, kerajinan tanah liat merupakan bagian dari sejarah dan budaya masyarakat. Dijelaskannya proses pembuatan gerabah memerlukan waktu yang cukup panjang sehingga memiliki nilai seni tinggi falam proses pembuatannya. “Proses yang cukup panjang ini, memerlukan ketekunan, ketelitian dan kemahiran dalam setiap tahap proses pengerjaannya,” jelasnya.

Ip/MD-BI-EB//31/2021/f1

Mengangkat tema “Pertiwi” yakninsalah satu unsur Panca Maha Bhuta, yaitu Pertiwi, Apah, Teja, Bayu dan Akasa. Panca Maha Bhuta ini dikenal sebagai lima unsur utama yang menyusun alam semesta ini. “Dari kelima unsur penyusun alam semesta itu, unsur Pertiwi memiliki kompleksitas yang lebih tinggi dari empat unsur lainnya. Di dalam pertiwi, terkandung unsur Apah (zat cair), Teja (unsur api), Bayu (unsur angin) dan akasa (unsur kekosongan),” ujarnya

Baca juga :  Melestarikan Seni Budaya dan Susastra Bali Menuju Jembrana Emas 2026 Bupati Tamba Buka Lomba Utsawa Dharma Gita

Pameran Terraccota dan Gerabah se-Bali dikemas dalam beberapa segmen utama, yakni Exibition, Workshop, Live Painting serta Food and Music. Pameran untuk meperkenalkan kembali Gerabah style Binoh ini sejakigua untuk merefleksi perjalan hidupdi tengah suasana pendemi “Gerubug Agung”. “Sesungguhnya kita sedang diajarkan oleh Bumi untuk merenung. Darimana kita datang dan kemana kita akan kembali itu adalah kembali ke tempat kita berpijak, yakni bumi yang kita kenal sebagai Ibu Pertiwi,” pungkasnya. Rs-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button