Usaha Batu Ukir Tetap “Berdenyut” Ditengah Pandemi Covid-19

DENPASAR, MataDewata.com | Usaha ukiran paras Jogja di Bali yang sebelumnya tidak pernah sepi peminat kita ikut terdampak pandemi Covid-19. Pasalnya menurunnya geliat pembangunan membuat barang seni untuk menpercantik interior dan eksterior bangunan juga tutut meredup.

Made Armawan salah satu pengrajin paras Jogja (batu ukir) mengatakan, penjualannya mulai turun sejak pandemi mulai melanda di Pulau Dewata. Bahkan penjualan turun hingga lebih dari 60 persen pada awal bulan Agustus 2020. “Bulan delapan kita sudah merasa sepi. Bianya penjualan Rp30 juta sekarang syukur dapat Rp7-10 juta,” ujarnya, Minggu 29/11/2020).

Baca juga :  BPR Kanti Gelar Diskusi Hukum Nasional Perkuat Legitimasi Hukum BPR

Untuk itu pria asal Desa Petak Kaje, Gianyar ini berharap pandemi cepat berlalu dan kondisi ekonomi Bali bisa segera membaik. Karena pesanan sepi saat ini ia mengaku lebih banyak membuat stok dan bagi karyawan yang ingin mendapatkan penghasilan lebih tinggi dipersilahkan untuk mencari pekerjaan sampingan, seperti sebagai tukang.

“Saya punya empat karyawan dan mereka tetap bekerja, sayangnya mereka kerja harus jarang-jarang karen pandemi Covid-19. Kalau ingat dulu mereka sampai lembur. Dapat penghasilan Rp150 ribu sekarang syukur bisa kasi Rp80 ribu sehari,” terang Armawan seraya berharap usahanya tetap bisa berdenyut.

Baca juga :  OJK Optimis 2021 Pertumbuhan Ekonomi Bali Mulai Membaik

Pria yang membuka usaha di Jalan. By Pass Ngurah Rai Tohpati (Utara Patung Titi Banda) hampir empat tahun ini, juga merasa sedih karena baru merintis usaha dan mengembangkannya ada bencana seperti saat ini. Untuk itu ia berharap pandemi Covid-19 bisa segera berlalu dan masyarakat Bali bisa kembali menjalankan kegiatannya seperti semula.

Baca juga :  OJK Perluas Akses Keuangan Pelaku UMKM dan Ibu Rumah Tangga

Pemilik Apit Sari Ukir, Stone Carving ini juga menuturkan disaat seperti sekarang ini dia tidak lagi memproduksi batu ukir untuk pot maupun patung karena dipastikan penjualannya sangat anjlok dan akan banyak memakan modal. “Sekarang ini saya sama karyawan cuma tetap berusaha agar tetap dapur ngebul. Dan kami selalu patuhi proyokol kesehatan agar terhindar dari Virus Covid-19,” harapnya. MD-9

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button