Terpopuler di Dunia, Putu Astawa: Jaga Bali sebagai Destinasi Pariwisata Budaya Berkualitas
GIANYAR, MataDewata.com | Di masa pandemic Covid-19 ini Bali benar-benar sepi dari wisatawan baik mancanegara maupun nusantara. Tertutupnya Bali dari turis mancanegara yang sudah berlangsung hampir setahun, membuat minat wisatawan mancanegara untuk datang ke Bali menjadi sangat tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan adanya penghargaan internasional yaitu Trivadvisor Traveler Choice Award dari salah satu Media Internasional di London. Bali dinobatkan sebagai Destinasi Terpopular di dunia mengalahkan Kota London dan beberapa destinasi pariwisata dunia lainnya seperti Dubai, Roma, Paris Hanoi serta Bangkok.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa kepada media usai melakukan monitoring dan pengawasan terhadap penerapan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru di Hotel Hanging Garden dan Nandini Resort and Spa, Payangan Ubud, bersama Kelompok Ahli Bidang Pariwisata dan Tim Verifikasi, Rabu (27/1/2021).
Astawa menambahkan bahwa penghargaan ini harus dijadikan semangat baru dalam membangun pariwisata Bali ke depan yang berkualitas. Membangun pariwisata yang sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yakni, pariwisata yang tetap berbasis budaya Bali, dan ramah terhadap lingkungan.
“Harus ada keharmonisan antara hotel dengan lingkungan sekitar mulai dari, pengolahan sampah dan mengelolaan air yang baik”, ungkapnya.
Hotel yang dikunjungi saat ini bisa dijadikan contoh pengelolaan hotel yang sangat ramah terhadap lingkungan, dimana pembangunan hotel dengan tidak melalukan penebangan pohon serta ikut mengajak masyarakat sekitar untuk tetap ikut menjaga kelestarian lingkungan.
Hal ini hendaknya bisa dijadikan contoh bagi hotel-hotel lain dalam pengelolaan fasilitas pariwisata yang sesuai dengan harapan yaitu pariwisata berkualitas. “Dengan adanya penghargaan ini, mari kita tetap jaga Bali sebagai destinasi pariwisata budaya yang berkualitas,” imbuhnya.
Pemilik hotel Hanging Garden, Nir Peretz mengatakan terbangunnya hitel dengan konsep yangbdisebutkan itu agar wisatawan yang menginap bisa mendapatkan pengalaman dari kombinasi antara keunikan budaya masyarakat sekitar serta lingkungan yang masih alami serta teknologi yang mendukung namun tetap bisa menjaga lingkungan serta bisa meminimalisasi penularan dari Covid-19.
Senada Putu Astawa, Anggota Kelompok Ahli Bidang Pariwisata Pemprov Bali, IGAN Rai Surya Wijaya menyatakan, bahwa pembangunan pariwisata Bali harus menuju Green Tourism. Sebenarnya hal ini sudah dirancang dengan dikeluarkannya beberapa peraturan daerah antara lain Perda No:5 tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali dan Pergub No: 28 tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali.
Jadi sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru masyarakat Bali harus bisa mulai berubah prilaku agar selalu mampu manjaga kelestarian lingkungan agar tetap hijau dan tetap indah dengan tradisi budaya yang unik yang telah diwariskan sejak dulu kala.
Menurutnya monitoring yanh dilakdanakan harus rutin digelar, khuasnya dimasa pandemi dalam penerapan protocol CHSE harus terus ditingkatkan. Dengan protocol CHSE selain kebersihan, kesehatan dan keamanan juga ada unsur Environmental sustainable yang mengharuskan setiap pelaku pariwisata Bali ikut menjaga kelestarian lingkungan. “Dengan demikian tidaklah percuma kalau Bali mendapatkan penghargaan sebagai destinasi terbaik, terpopular dan terindah,” tutup Surya Wijaya. RS-MD