ITB STIKOM Bali Dorong Penguatan Pertumbuhan dan Inovasi Bisnis Bersama APBISDI

DENPASAR, MataDewata.com | “Digital First: Mendorong Pertumbuhan dan Inovasi Bisnis” menjadi tema utama dalam pelaksanaan Pleno II Asosiasi Profesi Bisnis Digital (APBISDI) Tahun 2023 yang secara resmi dibuka di Aula Kampus Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali, Jumat (25/8/2023).

Ketua Panitia Pleno, Ni Wayan Deriani, SE.,M.Kom., menyampaikan kegiatan kali ini dihadiri sekitar 52 peserta dari sekitar 40 perguruan tinggi swasta maupun negeri dari seluruh Indonesia khususnya di bidang bisnis digital maupun dari Program Studi (Prodi) lainnya yang terkait dengan bidang yang di diskusikan. Digelar selama 3 hari yang berakhir 27 Agustus 2023.

“Agenda dari kegiatan Pleno Ke-II APBISDI 2023 ini yaitu hari ini Jumat digelar plenonya, kemudian hari Sabtu diisi coaching clinik dari eksekutif lembaga kerjasama Mandiri bidang ekonomi bisnis manajemen dan akuntansi. Kemudian pada hari Minggu nanti ada kegiatan perjalanan wisata atau tour sebagai rangkaian dari kegiatan coaching clinik,” jelas Deriani didampingi Ketua Umum APBISDI, Dr. Mery Citra Sondari, SE.,M.Si dan Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan.

Baca juga :  Kementerian Kesehatan RI Berikan Bantuan Hibah "Whole Genome Sequencing"

Ketua Umum APBISDI Mery Citra Sondari mengungkapkan, APBISDI berdiri sejak tanggal 15 Juni 2022 di Bandung saat Musyawarah Nasional pertama. Diinisiasi para Ketua Program Studi Bisnis Digital sehingga asosiasi ini kedepan akan diarahkan lebih inklusif dengan menggabungkan berbagai unsur ekosistem bukan hanya unsur pendidikan.

Ik-MD-BPD Bali-BP//1/2022/fm

“Nah kami sudah melaksanakan pleno I di Pangkalpinang Bangka Belitung tahun 2022, kali ini adalah pleno ke-II jadi baru dua kali pleno dan ini dalam rangka pengembangan organisasi tentunya banyak keputusan-keputusan yang perlu diambil dan terutama adalah kami fokus pada penyusunan rujukan kurikulum bagi seluruh anggota asosiasi,” ungkapnya.

Lanjut menyampaikan hingga saat ini tercatat Program Studi Bisnis Digital di Indonesia sekitar 158 dan sudah 78 anggota terdaftar di APBISDI. Itulah yang mendasari upaya untuk menghimpun rekan lainnya untuk Bersama berkembang dan focus dalam pengembangan sumber daya manusia. “Kita masih kekurangan talent digital. Nah dan di sini mindset kita adalah kolaborasi. Kalau dilihat tadi ada acara penandatanganan kerjas ama, kita mendorong kolaborasi antar anggota,” tegas Mery Citra.

Baca juga :  Program Pendidikan Gubernur Wayan Koster Dikuatkan Pembangunan Sekolah Baru, Bantuan Pendidikan ke Siswa dan Mahasiswa Miskin

Pada kesempatan sama, Rektor ITB STIKOM Bali Dadang Hermawan memberi apresisi dan mersa bangga kampusnya dipilih sebagai tempat pelaksanaan pertemuan Pleno II APBISDI Tahun 2023. Ia menyampaikan dalam kurun waktu 4-5 tahun sudah ratusan Prodi timbul di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini tentu menunjukkan bahwa trend program studio sendiri adalah trend yang sangat diminati oleh Masyarakat. “Wajar juga karena memang sekarang eranya digitalisasi teknologi informasi apalagi ditambah dengan adanya pandemi kemarin,’ ungkapnya.

Kondisi tersebut tentu menurutnya mempercepat terjadinya transformasi yang mau tidak mau harus diikuti oleh masyarakat secara luas. Hal ini juga yang mendorong perguruan tinggi untuk membentuk atau membuka beberapa program studi baru. “Salah satu yang terfavorit atau disenangi oleh masyarakat yaitu Prodi Bisnis Digital dan seperti juga harapan bapak Presiden bahwa Prodi itu harus menyesuaikan dengan kondisi atau perkembangan zaman,” ujarnya lebih lanjut.

Baca juga :  ITB STIKOM Bali Diminta Presentasikan Ekonomi Digital dalam Forum G20 Tahun 2022

Rektor Dadang Hermawan juga berharap, untuk Program Studi Bisnis Digital agar ada kesepakatan ada norma-norma sesuai standar yang ditetapkan. Kendati demikian tatap harus dikondisikan lebih fleksibel seiring berkembang ilmu fleksibility management sesuai keinginan dan kebutuhan di Masyarakat. “Supaya Prodi itu juga mengikuti keinginan dari masyarakat, keinginan dari pengguna lulusan kita yaitu perusahaan atau user-user. Oleh karena itu kurikulum di program ini tentu saja harus terus menyesuaikan. Minimal dua tahun sekali ada perubahan kurikulum atau penyesuaian kurikulum,” tutup Dadang Hermawan. On-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button