Perum Peruri Cetak Uang Sesuai Pesanan BI, juga Cetak Dokumen Negara Lainnya

KARAWANG, MataDewata.com | Rombongan Capacity Building (Capbul) Kantor Perwakilan BI Bali mengunjungi Perum Peruri yang terletak di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (24/7/2023). Dalam hal pencetakan uang, BUMN Percetakan tersebut khusus melayani pesanan dari Bank Indonesia (BI).

Hal tersebut diungkapkan Fadel, salah satu petinggi Peruri saat memberikan gambaran umum mengenai Peruri yang menempati lahan hingga 140 hektar tersebut. “Kami hanya mencetak uang sesuai pesanan BI,” tegasnya.

Semua pecahan uang kertas mulai Rp 1.000; Rp 5.000; Rp 10.000; Rp 20.000; Rp 50.000; Rp 75.000 (cetakan khusus saat HUT ke-75 RI) dan Rp 100.000, semua dicetak di Peruri. “Kita bangga karena Indonesia yang memiliki pendudukan 5 besar dunia memiliki percetakan uang sendiri,” ujarnya.

Baca juga :  Ketua Umum TP PKK Pusat Kunjungi Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 7
Ik-MD-BPD Bali-BP//1/2022/fm

Sesuai dengan PP No: 6 tahun 2019, ujar Fadel, Peruri tak hanya mencetak uang, tetapi juga diberi mandat untuk mencetak selain uang rupiah dan uang logam. Di antaranya semua dokumen negara seperti pita cukai, paspor dan sebagainya.

Saat ditanya kemungkinan uang rupiah secara fisik kian berkurang penggunaannya setelah era digitalisasi kian marak dan kemungkinan menjadi ancaman bagi Peruri karena takkan mencetak uang lagi, Fadel meyakinkan, akan tetap sama-sama berjalan. Digitalisasi berjalan, tetapi uang fisik juga tetap digunakan. “Digitalisasi takkan mematikan usaha Peruri dalam mencetak uang,” tegasnya.

Bagaimana proteksi uang rupiah sehingga menjadi sulit dipalsukan? Menjawab ini, Fadel menyatakan, uang rupiah dicetak dengan sedikitnya delapan pengamanan. Di antaranya menggunakan water mark, garis pengaman, hingga tinta khusus. “Dengan proteksi pengamanan tersebut, uang rupiah akan makin sulit dipalsukan,” tegasnya lagi.

Baca juga :  Pemkot Denpasar Raih Penghargaan dari KPK RI
Ik-MD-BPB-BDP//17/2023/fm

Berapa persen uang rusak saat proses pencetakan? Fadel tak menampik adanya uang rusak saat pencetakan termasuk saat pemotongan. Namun dia meyakinkan bahwa uang yang beredar di masyarakat dipastikan semuanya baik. Untuk uang rusak, tegasnya, ada pengelolaannya tersendiri yang dipastikan tak sampai diedarkan secara ilegal oleh oknum-oknum atau pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.

Setelah memberikan gambaram umum mengenai proses pencetakan uang di Peruri, rombongan Capbul BI Bali langsung melakukan kunjungan lapangan. Rombongan melihat dari dekat proses pencetakan uang mulai dari desain, proses plat, pencetakan, pemotongan, pengepakan hingga pengiriman ke Bank Indonesia.

Baca juga :  Dengarkan Langsung Aspirasi Masyarakat, Bupati Sanjaya Konsisten Jalankan Program Bungan Desa

Selain cinta rupiah, Fadel berharap, masyarakat diharapkan memperlakukan rupiah dengan baik dengan tidak melipat, tidak meremas, tidak menstreples, tidak dibasahi dan sebagainya. “Rupiah adalah kebanggaan kita bersama karena di dalam uang rupiah ada gambar pahlawan yang harus kita hormati, ada gambar produk budaya seperti tari-tarian dan pemandangan yang merupakan kebanggaan daerah di Indonesia,” ungkapnya.

Pimpinan rombongan Capbul BI Bali Andy Setyo Biwado yang juga Deputi Direktur BI Provinsi Bali menyatakan terima kasih kepada Peruri dan jajaran karena telah menerima rombongan BI Bali. Dengan membawa 30 wartawan dari berbagai media di Bali, pihaknya ingin meningkatkan pemahaman masyarakat melalui media terkait dengan pabrik uang. Sr-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button