Komang Banuartha Pilih Tingkatkan Infrastruktur daripada Pembatasan Jumlah Wisman

GIANYAR, MataDewata.com | Praktisi pariwisata asal Gianyar, Komang Takuaki Banuartha tidak setuju mengenai wacana tentang pembatasan wisatawan mancanegara (Wisman) berkunjung ke Bali. Ditegaskannya, hal yang perlu diperhatikan adalah peningkatan infrastruktur sebagai faktor pendukung objek wisata Bali.
“Kita butuh wisatawan datang ke Bali, yang berkualitas tentunya, tapi saya bicara objektif saja. Kalau ingin wisatawan yang berkualitas, infrastruktur harus berkualitas juga dong,” ujarnya di Gianyar, Selasa (23/5/2023).

Lanjut mendorong stakeholder pariwisata mengarahkan pemerintah untuk memperhatikan infrastruktur atau fasilitas-fasilitas seperti pelabuhan, objek wisata hingga toilet dan lain sebagainya. “Jangan kita minta menaikkan kualitas namun kita tidak bisa menyajikan fasilitas yang berkualitas. Dan membatasi wisatawan itu dasarnya apa? Fasilitas kita lengkap kok dan bisa menampung,” tegas Bendahara DPD Partai Golkar Bali itu.
Komang Banuartha menginginkan adanya ketegasan dari pemerintah dalam menyaring wisatawan yang berkualitas, bukannya membatasi wisatawan ke Bali. Ia juga menyampaikan bahwa, saat ini masih banyak wisatawan yang sangat mudah untuk pergi ke Bali. Hal ini menyebabkan banyak wisatawan baik itu yang berkualitas hingga wisatawan yang nakal (melawan aturan) datang ke Bali.

“Coba dibuat aturan yang entah bagaimana melakukan kerja sama aturan ini dengan negara lain. Wisatawan wajib menggunakan travel agent, walaupun dia booking hotel secara online, dia wajib menggunakan travel agent. Karena travel agent ini nantinya akan mengawasi gerak-gerik tamu ini kemana,” tegasnya anggota Anggota Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali yang memiliki pengalaman lama bekerja di Jepang itu.
Pria vokal di bidang pariwisata yang kini diketahui masyarakat ikut kontestasi untuk meraih kursi di DPRD Bali dari daerah pemilihan (Dapil) Gianyar ini juga mengharapkan ketegasan dari Tim Pora Imigrasi, agar terus melakukan deportasi bagi wisatawan nakal yang melanggar aturan untuk menciptakan efek jera. Tentu penegakan aturan tidak boleh dilakukan tebang pilih namun dilakukan merata agar tidak ada lagi kesan wisatawan nakal hingga ada yang mengambil pekerjaan orang local yang tidak boleh dilakukan oleh seorang wisatawan. PA-MD