Ny. Putri Suastini Koster: Pencegahan Stunting Harus Dilakukan Sejak Dini

BULELENG, MataDewata.com | Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster menghadiri Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota Provinsi Bali yang diselenggarakan di GOR Amartha Desa Patas Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Sabtu, Saniscara Umanis Medangkungan (13/8/2022). Kegiatan ini diselenggarakan BKKBN bekerjasama dengan Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana.

Agar tidak terkesan monoton, Ny. Putri Koster melakukan sosialisasi yang dikemas dalam kuis berhadiah. Peserta yang dipanggil ke depan dan berhasil menjawab pertanyaan memperoleh hadiah yang telah disiapkan Ketua TP PKK Provinsi Bali dan Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariasa Adnyana.

Ik-MD-BPD Bali//26/2022/fm

Pada kesempatan itu, Ny. Putri Koster menyelipkan edukasi pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini. Menurutnya remaja putri yang akan menjadi calon ibu diingatkan memperhatikan pola makan karena hal itu nantinya akan sangat berpengaruh pada masa kehamilan. Selain menjaga asupan makanan, kalangan remaja putri juga diingatkan tidak terlalu banyak menghabiskan waktu bermain gadget. Selain menyita waktu dan menjadi kurang produktif, radiasi gadget juga dikhawatirkan berpengaruh pada kesehatan reproduksi. Ditambahkan olehnya, asupan gizi yang kurang seimbang pada masa remaja bisa memicu anemia atau Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada masa kehamilan.

Baca juga :  Program "Menyapa dan Berbagi" Tepat Sasaran

Masih terkait dengan pencegahan stunting, kaum ibu yang memiliki anak Balita diingatkan menjaga asupan gizi untuk buah hatinya. “Jangan sering diberi makanan instan. Lebih baik kalau ibu-ibu meluangkan waktu memasak makanan untuk anak-anak,” pesannya. Khusus kepada ibu hamil, ia minta agar mereka memeriksakan kandungan minimal 5 kali selama masa kehamilan.

Guna mempercepat penurunan angka stunting di Provinsi Bali, ia akan menggerakkan seluruh kader PKK mulai dari tingkat provinsi hingga kelompok dasa wisma. Ia yakin, TP PKK yang memiliki struktur organisasi terlengkap mampu memberi sumbangsih nyata dalam program edukasi pencegahan stunting hingga ke pelosok.

Sementara itu, Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk BKKBN, Ir. Mila Rahmawati menyampaikan bahwa lembaganya diberi tugas yang sangat penting karena berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia. Menurutnya bukan hal yang mudah, namun dengan dukungan berbagai pihak, Ia yakin tugas ini bisa dilaksanakan dengan baik. Dalam kaitan mencegah stunting, ia mengingatkan agar para Ibu memberi asupan gizi yang seimbang bagi buah hati mereka. “Luangkan waktu untuk memasak, jangan habiskan waktu untuk hal tak penting seperti selfie,” pesannya.

Baca juga :  Peran Keluarga Kunci Utama Peningkatan Partisipasi Vaksinasi Lansia

Tidak hanya itu lanjutnya, pencegahan stunting juga perlu dilakukan menjelang kehamilan dan saat anak dalam kandungan. Untuk persiapan menjelang kehamilan, ia merekomendasikan pasangan calon pengantin (Catin) melakukan skrining kesehatan menjelang pernikahan. Untuk itu, BKKBN telah meluncurkan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (ELSIMIL).

Ik/MD-Arisanku-BPR-Bali//16/2021/1bln

ELSIMIL adalah aplikasi skrining dan pendampingan untuk calon pengantin. Setiap pasangan Catin akan mendapatkan pendampingan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang berada di Desa/Kelurahan yang sama dengan wilayah domisili Catin. Tujuan aplikasi ELSIMIL adalah untuk melakukan deteksi dini terhadap kesehatan Catin untuk mitigasi risiko melahirkan bayi stunting. Mila Rahmawati berharap pasangan Catin memanfaatkan aplikasi ini menjelang pernikahan mereka.

Baca juga :  Dihadiri Ibu Negara, Ny Putri Koster Ikuti Acara HKG PKK Ke-51 Tahun 2023

Sementara itu, Kariyasa Adnyana menegaskan pentingnya upaya penurunan angka stunting karena berkaitan dengan daya saing bangsa. Oleh sebab itu, Komisi IX memberi atensi yang besar terhadap upaya penurunan angka stunting. Sebagai wakil rakyat dari Bali, ia berkomitmen mendukung penuh upaya penurunan angka stunting di daerah ini.

Untuk diketahui, mengacu hasil studi status gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Provinsi Bali pada tahun 2021 tercatat sebesar 10,9%, di bawah rata-rata nasional yang ditentukan sebesar 14%. Bali menargetkan, angka stunting pada tahun 2024 turun menjadi 6,15 persen. Kampanye penurunan angka stunting juga diisi dengan paparan dari Kepala Perwakilan BKKBN Bali, Ni Luh Gede Sukardiasih. Kegiatan ini melibatkan masyarakat Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Hp-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button