Perayaan Bulan Bung Karno di Tengah Pandemi Momentum Menguatkan Persatuan di Bali

Ajak Masyarakat Menunjukkan Kepribadian Berbangsa

DENPASAR, MataDewata.com | Pelaksanaan Bulan Bung Karno yang dilaksanakan mulai tanggal 1 – 30 Juni 2021 menjadi momentum bagi masyarakat Bali untuk kembali merenungi asensi ajaran Tri Sakti Bung Karno. Berdaulat Secara Politik, Berdikari Secara Ekonomin dan Berkepribadian dalam Kebudayaan, dinilai sangat relevan untuk mewujudkan keharmonisan alam, manusia dan kebudayaan Bali untuk menyongsong Bali Era Baru.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kaban Kesbangpol) Provinsi Bali, I Gusti Agung Ngurah Sudarsana mengatakan, pelaksanaan Bulan Bung Karno kali ini adalah yang ke-3 kalinya berlangsung sesuai Peraturan Gubernur Bali (Pergub) No: 19 Tahun 2019. Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Provinsi Bali untuk mewujudkan ajaran Tri Sakti Bung Karno. Peringatan ini juga dirangkaian dengan peringatan ke-76 tahun Hari Lahirnya Pancasila.

“Memperingati jasa Bung Karno di dalam menggali edioligi Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Pancasila. Pelaksaan Bulan Bung Karno kita peringati berdasarkan Pergub No: 19 Tahun 2019 dimana pelaksanaanya satu-satunya di Indonesia berdasarkan Pergub. Bahwa pikiran jernih dari Bung Karno berkaitan dengan gotong royong dan Tri Sakti itu bagian yang sangat relevan dilestarikan,” ujar Agung Sudarsana saat ditemui di kantornya, Kamis (5/6/2021).

Baca juga :  Kapolresta Denpasar, Kombes Pol. Bambang Yugo Pamitan dengan Wali Kota Denpasar

Ditambahkannya, Ajaran Tri Sakti Bung Karno yang sangat relevan dan sejalan dengan Visi Nangun Sat Kertih Loka Bali memang sangat dibutuhkan masyarakat khususnya di Bali. Dimana seluruh komponen bangsa diharapkan mampu menyikapi perkembangan yang terjadi saat ini. Sehingga momentum perayaan Bulan Bung Karno di tengah situasi pandemi Covid-19 benar-benar mampu membuat masyarakat untuk bersama-sama menjaga kesehatan agar pembangunan bisa tetap dilaksanakan dengan baik.

“Dalam situasi yang tidak menentu (pandemi Covid-19, red) ya tentunya boleh dikatakan apa yang kita laksanakan satu bulan ini bagian momentum yang perlu dimaknai bahwa Covid ini kita harus bergotong royong bersama-sama menjaga kesehatan. Kaitannya bagaimana kita menjaga situasi Bali kedepan agar tetap kondusif. Sebagai daerah tujuan wisata, ajaran Bung Karno harus mampu mengarahkan kita sebagai bangsa yang berkepribadian agar masyarakat luar mau kembali datang ke Bali,” ujarnya.

Baca juga :  Pagelaran Langgam Putra Sang Fajar Meriahkan Puncak Bulan Bung Karno di Kota Denpasar

Ditegaskannya, pelaksanaan Bulan Bung Karno untuk membuat Bangsa Indonesia berdaulat harus kembali didukung oleh seluruh komponen bangsa. Sehingga harapannya, tidak semua persoalan yang bisa diselesaikan dengan musyawarah mufakat dengan semangat gotong royong tidak selalu ditarik-tarik ke ranah politik. “Ajaran Tri Sakti Bung Karno menyentuh seluruh kehidupan yang tidak mengenal sekat-sekat, termasuk di dalamnya keberadaan organisasi kemasyarakat dan partai politik,” tandasnya.

Ik/MD-WP-DJP//11/2021/fm

Untuk itu ia mengajak seluruh masyarakat di Bali jangan sampai membuat perbedaan warna dalam berpolitik justru mengkaburkan semangat bersama untuk berdemokrasi. Harapannya dalam menjaga persatuan dan kesatuan, ia juga mengajak masyarakat untuk selalu bijak bermedia sosial (Medsos). “Semua pihak bisa berpendapat sepanjang tidak dilakukan dengan cara yang keliru. Tidak provokatif untuk menjaga kerukunan di Bali. Budaya adi luhung harus mampu kita cerminkan dari sikap dan tingkah laku bermasyarakat, khusunya di Bali,” ujar mantan Kadis Perhubungan Provinsi Bali itu.

Baca juga :  Hasil Lokasabha VIII Sah, Surat Keputusan Kementerian Hukum dan HAM Terbit Maret 2022

Terkait dengan perayaan Bulan Bung Karno dijelaskannya diisi berbagai lomba yang pendaftarannya dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei – 10 Juni 2021. Terdiri dari: 1. Lomba penerapan protokol kesehatan Covid-19 dalam pelaksanaan upacara Panca Yadnya dengan peserta krama desa adat. 2. Lomba UMKM, IKM dan ekonomi kreatif, Bali Bangkit Mesari. 3. Lomba pidato. 4. Lomba pengolahan sampah berbasis sumber (rumah tangga).

Selanjutnya akan dimeriahkan pelaksanaan Webinar dari Gedung Gajah Denpasar dengan mengangkat tema “Memaknai dan Mengkontekstualisasi Tri Sakti Bung Karno” yang dilaksanakan tanggal 6 juni 2021 mendatang. Serta kegiatan serentak menanam pohon dan kebersihan diikuti oleh seluruh pejabat di lingkungan Pemprov Bali serta Pemerintah Kabupaten/ Kota hingga tingkat desa/kelurahan. “Senin 21 Juni nanti di hari wafatnya Bung Karno kita melakukan penanaman pohon. Rencana Di kawasan Pantai Mertasari bersama Gubernur Bali (Wayan Koster) dan diikuti serentak di seluruh Bali,” tandasnya. MD-9

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button