Peningkatan Aktivitas Gunungapi Ili Lewotolok

NTT, MataDewata.com | Gunungapi Ili Lewotolok secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Posisi geografis puncak G. Ili Lewotolok berada pada 123° 30′ 18″ BT dan 8° 16′ 18″ LS dengan ketinggian 1.423 m di atas permukaan laut. Periode erupsi G. Ili Lewotolok di tahun 2020 diawali dengan erupsi pertama pada 27 November dengan tinggi kolom erupsi ± 500 meter di atas puncak.
Kemudian disusul erupsi kedua (utama) pada 29 November 2020 dengan tinggi kolom erupsi lebih dari 4.000 meter di atas puncak. Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 6 Juli 2024 dengan tinggi kolom erupsi mencapai 300 meter dari puncak. Pasca erupsi ini, aktivitas visual yang teramati didominasi hembusan asap dari kawah hingga saat ini.
Hasil pengamatan visual adalah sebagai berikut (Lampiran 1 dan 2):
● Periode 1-31 Desember 2024, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 5-400 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, barat dan barat laut.
● Tanggal 1-4 Januari 2024, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 10-100 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah timur, tenggara, barat dan barat laut.
● Tanggal 5 Januari 2025, teramati asap kawah utama berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang tinggi mencapai 20-100 meter dari puncak, angin lemah ke arah tenggara.
Hasil pengamatan kegempaan di G. Ili Lewotolok dengan rincian sebagai berikut (Lampiran 3):
● Tanggal 1-31 Desember 2024: Terekam 394 kali gempa Hembusan, 1 kali gempa Tornillo, 1 kali gempa Hybrid, 43 kali gempa Vulkanik Dangkal, 183 kali gempa Vulkanik Dalam, 48 kali gempa Tektonik Lokal, dan 50 kali gempa Tektonik Jauh, serta 1 kali gempa Terasa dengan skala II MMI.
● Tanggal 1-4 Januari 2024: terekam 44 kali gempa Hembusan, 3 kali gempa Vulkanik Dangkal, 8 kali gempa Vulkanik Dalam, 6 kali gempa Tektonik Lokal dan 8 kali gempa Tektonik Jauh.
● Tanggal 5 Januari 2024 hingga Pukul 12:00 Wita: terekam 9 kali gempa Hembusan, 1 kali gempa Vulkanik Dangkal, 1 kali gempa Vulkanik Dalam, 1 kali gempa Tektonik Lokal dan 1 kali gempa Tektonik Jauh.
Secara umum, teramati adanya peningkatan aktivitas di kawah berupa hembusan asap berwarna putih hingga kelabu dari sebelumnya hanya berwarna putih. Perubahan warna asap ini mengindikasikan adanya material dari dalam kawah atau dinding kawah yang terbawa saat hembusan terjadi.
Berdasarkan hasil pengamatan instrumental, hingga tanggal 5 Januari 2024, data seismik menunjukkan gempa Hembusan masih mendominasi aktivitas, namun peningkatan signifikan terjadi untuk gempa Vulkanik Dangkal dan Vulkanik Dalam selama Bulan Desember 2024 yang mencapai 43 kali dan 183 kali kejadian.
Adapun rata-rata harian untuk gempa Vulkanik Dangkal hanya 1 kejadian/hari dan gempa Vulkanik Dalam berkisar 1-5 kejadian/hari. Kemunculan gempa Vulkanik Dangkal dan Vulkanik Dalam ini mengindikasikan adanya peningkatan tekanan/stress signifikan pada tubuh G. Ili Lewotolok, yang berkaitan dengan suplai magmatik dangkal dan dalam.
Peningkatan aktivitas seismik ini belum teramati secara signifikan dari data deformasi, seperti pada hasil pengamatan deformasi dengan metode Tiltmeter, yang menunjukkan perubahan Tilt yang masih perlahan/kecil (Lampiran 3). Demikian juga dari pengukuran jarak dengan EDM (Electronic Distance Measurement) menunjukkan adanya sedikit pemendekan nilai Tilt yang mengindikasikan perubahan deformasi inflasi atau penggembungan pada tubuh G. Ili Lewotolok yang belum signifikan (Lampiran 4).
Berdasarkan data pemantauan instrumental G. Ili Lewotolok terkini, aktivitas vulkanik G. Ili Lewotolok menunjukkan aktivitas kegempaan serta visual yang masih tinggi. Tingkat aktivitas G. Ili Lewotolok masih di Level II (Waspada) dengan rekomendasi sebagai berikut:
1. Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah G. Ili Lewotolok. (Lampiran 5)
2. Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Jontona dan Desa Todonara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok serta mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian selatan dan tenggara puncak/kawah G. Ili Lewotolok. (Lampiran 5)
3. Masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Amakaka agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral barat sejauh 2,5 km dari pusat aktivitas G. Ili Lewotolok serta mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian selatan dan tenggara puncak/kawah G. Ili Lewotolok. (Lampiran 5)
4. Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar G. Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
5. Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
6. Masyarakat dapat memantau perkembangan aktivitas G. Ili Lewotolok melalui website Badan Geologi https://geologi.esdm.go.id, website PVMBG https://vsi.esdm.go.id atau melalui aplikasi/website Magma Indonesia yang dapat diunduh di Google Play Store atau melalui website
https://magma.esdm.go.id serta melalui media sosial PVMBG (facebook, twitter, dan instagram pvmbg_).
7. Seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
8. Pemerintah Daerah/BPBD Kabupaten Lembata agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Ili Lewotolok di Deşa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
Tingkat aktivitas G. Ili Lewotolok akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat Aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum diterbitkan. Ma-MD