Jelang Idul Fitri 2022 Kebutuhan Uang Tunai Diproyeksikan Meningkat 277%

DENPASAR, MataDewata.com | Bank Indonesia mencatat jumlah uang yang diedarkan berdasarkan data outflow pada Triwulan I 2022 di wilayah Bali sebesar Rp1,524 miliar atau rata-rata setiap bulannya sebesar Rp508 miliar. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Propinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan fungsi sirkulasi uang tunai adalah fungsi klasik dari Bank Sentral. Meskipun teknologi dan sistem pembayaran semakin canggih, namun kebutuhan masyarakat akan uang tunai juga masih mendominasi.
Hal itu diungkapkan Trisno Nugroho saat menjadi narasumber didampingi Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimanda, Deputi KPwB Provinsi Bali, G. A. Diah Utari, Kepala Divisi Implementasi SP, PUR & MI KPwBI Bali, Agus Sistyo Widjajati, saat menjadi narasumber pada acara Capacity Building Media Edisi April bertempat di Big Garden Corner, Jl. Bypass Ngurah Rai, Denpasar, Kamis (21/4/2022).

Lanjut Trisno, tujuan capacity building kali ini kembali untuk memberikan pemahaman bersama mengenai digitalisasi pengelolaan uang rupiah. “Tema mengenai pengelolaan uang rupiah sebagai materi capacity building media kali ini menurut kami sangat cocok dengan momentum menjelang Idul Fitri 2022 dimana kebutuhan akan uang untuk transaksi di masyarakat sangat tinggi termasuk me-refresh kembali kepada rekan-rekan media mengenai Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah,” jelasnya.
Kebutuhan uang tunai di masyarakat diperkirakan semakin meningkat pada bulan April 2022, pada diproyeksikan Rp1,915 miliar atau meningkat sebesar Rp1,407 miliar atau sebesar 277% bila dibandingkan dengan rata-rata perbulan pada Triwulan I 2022.
“Peningkatan permintaan uang di masyarakat tersebut tidak lepas dari adanya kebijakan pemerintah bagi pelaku perjalanan dalam negeri yang tidak memerlukan tes rapid antigen bagi yang sudah memiliki vaksin dosis ketiga (booster) serta kebijakan bagi pelaku perjalanan luar negeri yang hanya wajib melakukan tes PCR sebelum keberangkatan dan bebas karantina,” jelasnya seraya menyampaikan kebijakan tersebut berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan dan aktivitas ekonomi di Bali.
Selanjutnya Kepala Divisi Implementasi SP, PUR & MI KPwBI Provinsi Bali, Agus Sistyo Widjajati mengatakan, memenuhi peningkatan permintaan uang Rupiah BI telah menyediakan uang layak edar dalam jumlah dan pecahan yang cukup sebesar Rp4,900 miliar atau 4 kali lebih besar dari kebutuhan. Kebijakan BI memperkuat pengelolaan uang sudah diimplementasikan dari tahap perencanaan hingga pemusnahan.
“Perencanaan dilakukan melalui digitalisasi penghitungan estimasi kebutuhan uang dan current design e-catalogue. Pada proses pencetakan, Bank Indonesia saat ini juga telah mengadopsi perkembangan teknologi dalam security feature/unsur pengaman uang sehingga lebih sulit untuk dipalsukan,” ujar Agus Sistyo. Sj-MD