FGD Blockchain Technology Academy di Hotel Aston Denpasar
DENPASAR, MataDewata.com | Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Bisnis Managemen (YPBM) menggelar Seminar Nasional (Semnas) dan Focus Group Discussion (FGD) di Aston Hotel Denpasar dari tanggal 21-23 Januari 2022. Acara mengangkat tentang Blockchain Technology Academy tersebut juga mendapatkan dukungan penuh dari PT. Goldcoin Internasional Developmen (Gold Coin) bersama Bali Token (BLI).
Dihadiri secara langsung dan online oleh 99 Profesor (Guru Besar) dan Rektor dari berbagai universitas se-Indonesia dengan berbagai latar belakang keilmuan. Acara yang dikemas dalam format silaturrahmi bisnis itu juga untuk mendapatkan masukan dari Guru Besar tentang bisnis di Indonesia dari perspektif pendidikan oleh Prof. Laode Masihu Kamaludin, M.Sc.,M.Eng., dan 3 Guru Besar Perwakilan (Timur, Barat, dan Jawa) saat acara pembukaan, Jumat (21/1/2022).
Sekjen ISMI, Juliana Wahid, SE.,M.Pd., sebagai ketua panitia penyelenggara FGD menjelaskan, Semnas dan FGD dalam rangka persiapan launching Blockchain Academy. Sebagai sekolah online pertama yang menggunakan teknologi blockchain, serta dalam rangka persiapan pendirian Institute Teknologi Blockchain Indonesia. “Selain menghadirkan para Profesor dan Rektor, panitia seminar juga menghadirkan Rizki Adam yang merupakan tokoh muda penggiat blockchain,” jelas Juliana.
Tokoh muda penggiat blockchain, Rizki Adam yang juga Ketua Umum ISMI Muda dalam paparan singkatnya mengatakan, memiliki pengalaman sejak tahun 2009 sebagai programmer dan 11 tahun ikut di pengembangan Blockchain Bitcoin (BTC). Melihat perkembangan yang terjadi teknologi itu kini bisa diterapkan di berbagai bidang.”Salah satu perusahaan travel (Bali Token, red) sebagai projek kami. Jadi sebenarnya kami ini inkubator bisnis untuk penerapan teknologi blockchain yang kedepannya bisa dikembangkan di berbagai bisnis,” ujarnya.
Rizki Adam mengungkap, Bali Token sudah membawa lapangan pekerjaan lebih dari 500 orang di Bali, dengan income lebih dari Rp200 miliar selama satu tahun. Secara nasional ada di 34 provinsi dan membuka lapangan pekerjaan bagi 3000 orang. Dibutuhkan kajian akademis untuk sebuah bisnis. Disini pentingnya kolaborasi antara pengusaha dan akademisi menciptakan peluang bisnis baru. Seperti Ami Token di bidang pendidikan untuk anak-anak putus sekolah di seluruh ina. Dan bisa diterapkan di kampus dan sekolah jurusan vokasi,” tegasnya dengan harapan Indinesia bisa menjadi pionir penerapan teknologi blockchain.
Berdasarkan hal tersebut menurut Juliana Wahid, perlu didirikan satu lembaga akademi khusus yang membidangi pengembangan dan penelitian secara akademik. Menjadikan materi teknologi itu sebagai sebuah mata kuliah umum baru untuk didistribusikan ke seluruh tingkatan pendidikan di Indonesia. “Inilah yang menjadi dasar kami untuk mendirikan Institut Teknologi Blockchain di Bali,” terang Juliana Wahid.
Disisi lain tujuan sosial pendirian Blockchain Academy adalah membantu anak-anak putus sekolah di berbagai daerah di Indonesia, sehingga mereka dapat melanjutkan pendidikan secara gratis dan dapat meneruskan pendidikan hingga ke jenjang Perguruan Tinggi. Berbagai misi luhur dalam Semnas ini akan segera bisa terwujud ketika mendapat dukungan dari Pemerintah dan berbagai elemen Bangsa Indonesia, sehingga teknologi blokchain ini bisa diterapkan di berbagai lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Wt-MD