OJK Bali Bersama Awak Media Intip Potensi Perdagangan Karbon di Bursa Efek Indonesia (BEI)

JAKARTA, MataDewata.com | Wujudkan ekonomi hijau (ramah lingkungan), Bursa Efek Indonesia (BEI) mengembangkan potensi perdagangan karbon. Sistem perdagangan emisi ini salah satunya dari pembangkit listrik batu bara. Demikian disampaikan Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, Ignatius Denny Wicaksono di hadapan awak media yang hadir Bersama rombongan OJK Provinsi Bali, Senin (2/12/2024).

Denny Wicaksono lanjut menyampaikan ada potensi di depan mata, berupa 450 pembangkit yang terkena pembatasan karbon. Selanjutnya untuk mendukung pengembangan potensi itu, BEI melalui IDX Carbon berkomitmen mengembangkan perdagangan karbon yang transparan, teratur dan sesuai dengan praktik dunia.

Baca juga :  Bank BPD Bali Tingkatkan Penggunaan Transaksi Berbasis QRIS di Mataram

Saat ini ada dua jenis pasar karbon yakni sistem perdagangan emisi salah satunya ditunjuk langsung pemerintah untuk membatasi emisi karbon. Mekanisme yang dapat ditempuh di antaranya lelang, negosiasi, lelang berkelanjutan (reguler), dan melalui loka pasar (market place) yakni pemilik proyek mitigasi emisi dapat menjual unit karbon dengan harga yang telah ditentukan.

Ik-MD-OJK/Bali//27/2024-fm

Saat ini ada 170 pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar batu bara yang rencananya pada tahun 2025 ada sekitar 450 pembangkit listrik tenaga serupa yang dibatasi karbonnya dengan jumlah kuota tertentu. “Jadi siapa saja atau daerah mana saja bisa membuat proyek penurunan emisi. Itu bisa menjual unit karbon dan ini bisa mendorong pemerataan,” terangnya.

Baca juga :  Pengamat Maritim Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa Ucapkan Dirgahayu Ke-77 TNI AL

sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 22 November 2024 IDX Carbon mencatat nilai perdagangan karbon mencapai Rp50,4 miliar dengan volume perdagangan mencapai 906.440 ton setara karbon dioksida (tCO2e) dengan harga karbon per ton mencapai Rp 58.800. Pada awal perdagangan ada 16 peserta dan per 22 November 2024 sudah ada 94 partisipan perdagangan karbon atau meningkat 487 persen.

Baca juga :  Satgas PASTI Blokir 585 Pinjol Ilegal dan PINPRI

Adapun proyek yang terdaftar menurunkan emisi karbon di antaranya Lahendong Unit 5 dan 6 yang dikelola PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Kemudian dua proyek PLN yakni pembangunan pembangkit listrik baru berbahan bakar gas bumi PLTGU Blok 3 dan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Mikrohidro Gunung Wugul di Banjarnegara, Jawa Tengah. MD-9

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button