Ny. Putri Koster Sosialisasikan Pembangunan Pusat Kebudayaan Bali

SINGARAJA, MataDewata.com | Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Koster menjadi narasumber pada Dialog Interaktif di dua radio sekaligus di Kabupaten Buleleng, dengan tema “44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru” dengan sub tema Kawasan Pusat Kebudayaan Bali pada Senin (21/8/2021). Dalam kesempatan pagi itu, Ny. Putri Koster mengajak dua narasumber yaitu Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS, Koordinator Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali, dan Dr. Eng. Ir. Wayan Kastawan, S.T., MA Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali Bidang Infrastruktur, bertempat di RRI Singaraja dan Radio Nuansa Giri, Singaraja.

Wanita yang akrab disapa Bunda Putri itu pun mengatakan bahwa menjelang berakhirnya masa kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster pada 5 September mendatang tidak menyurutkannya sebagai Ketua TP PKK Prov Bali dalam mensosialisasikan program-program kerja Gubernur Bali. “TP PKK mempunyai dua program kerja yaitu sosialisasi dan aksi sosial, nah ini saya datang ke sini untuk mensosialisasikan kepada masyarakat apa saja yang telah dilakukan pemerintah selama lima tahun ini,” tuturnya.

Baca juga :  Ketua TP PKK Provinsi Bali Menyapa dan Berbagi di Kabupaten Bangli
Ik-MD-BPD Bali-BP//1/2022/fm

Ia pun meyakini jika masyarakat sudah benar-benar mengetahui program pemerintah dengan baik, maka masyarakat bisa mempersiapkan diri untuk berpartisipasi dalam program pembangunan. “Pemerintah merancang program dan kebijakan juga menimbang kebutuhan masyarakat. Begitu juga dengan pembangunan Pusat Kebudayaan Bali, tentu saja sebagai wadah bagi masyarakat kita dalam mengekspresikan diri. Nanti sekian banyak seniman, pengerajin dan masyarakat yang bisa memanfaatkan tempat tersebut,” tuturnya.

Lebih jauh, Bunda Putri juga mengatakan jika Pusat Kebudayaan Bali ke depan biaa menjadi daya tarik wisata dan pusat perekonomian baru di Bali, sehingga pembangunan di Bali bisa seimbang. “Saya juga ingin nanti akan dibangun kawasan khusus bagi saudara-saudara kita yang difabel untuk mereka mengembangkan diri. Jadi bagi mereka yang pintar melukis, atau spa bisa diberdayakan dengan taraf bintang lima tentunya,” tutupnya seraya mengatakan bahwa keberadaan Pusat Kebudayaan Bali bukan untuk memindahkan aktivitas kebudayaan ke sana, namun tepatnya sebagai wadah agar masyarakat bisa mengekspresikan diri di sana.

Baca juga :  Pemkot Denpasar Ngaturang Bhakti Pujawali Padudusan Alit di Pura Agung Jagatnatha

Sementara itu, Prof. Made Damriyasa menyampaikan bahwa dalam kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali telah banyak melahirkan infrastruktur, salah satu karya monumental yaitu Pusat Kebudayaan Bali (PKB). “Bahkan PKB sendiri mendapat apresiasi dari Bappenas karen satu-satunya penggunaan dana PEN yang benar-benar untuk investasi, di saat daerah lain untuk membantu penanganan Covid-19,” jelasnya.

Ik-MD-BPB-BDP//17/2023/fm

Bahkan ia menambahkan saat ini investasi PKB nilainya sudah berkali lipat. Hal itu terbukti saat kunjungan BAPPENAS terakhir, dan diappraisal nilanya naik menjadi Rp5 triliun dari yang awalnya Rp1,5 triliun bantuan dana PEN.

Dr. Wayan Kastawan, Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali Bidang Infrastruktur menyatakan bahwa pembangunan PKB merupakan langkah brilian dan luar biasa. Karena mengubah lahan tidak produktif bekas galian C menjadi infrastruktur yang bernilai investasi sangat tinggi.

Baca juga :  Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra Pastikan SP4N-LAPOR Terus Berlanjut di Bali

Kawasan Pusat Kebudayaan Bali akan memiliki tiga zona, yakni zona inti, zona penunjang dan zona penyangga. Pada zona inti akan berisi 15 Fasilitas Pentas Seni Tradisi dan Seni Modern; 12 Museum Tematik; Auditorium Bung Karno; Desa Difable; Bali International Convention Center; Bali Exhibition Center; Pusat Promosi Ekspor; Fasilitas Pariwisata; Pelabuhan Marina; dan Taman Rekreasi Ekologis.

“Termasuk panggung terbuka utama dengan kapasitas 15.000 orang. Ada pula panggung terbuka madya dengan kapasitas 4.000 orang dan panggung terbuka lain untuk kapasitas 3.000 sampai 3.500 orang, serta 12 Museum Tematik juga akan dibangun di Zona Inti,” katanya.

Di zona penunjang ada areal untuk hotel, apartemen, dan fasilitas usaha pariwisata. Sedangkan zona penyangga memiliki hutan dan taman ekologis tematik seluas kurang lebih 70-90 hektare. “nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi yaitu enam sumber utama kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan manusia benar-benar diimplementasikan di sana,” tutupnya. Hp-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button