Pengobatan Terapi Usada Barak dalam Penanganan Covid-19 di Bali

DENPASAR, MataDewata.com | Ramuan Usada Barak (Balinese Arak) merupakan ramuan tradisional Bali yang berasal dari kearifan masyarakat Bali dan tercatat dalam Lontar Usada Cukil Daki. Melalui inovasi produk menghantarkan Usada Barak sebagai Obat Tradisional. “Ramuan ini terbukti mambantu meningkatkan level kesembuhan penanganan Covid-19 di Bali dari 51% pada bulan Juni 2020 menjadi 89,72% pada minggu ke tiga bulan Oktober 20200,” ujar Tim Ahli Pembangunan Pemprov Bali, Prof. I M.A. Gelgel Wirasuta., di Denpasar, Kamis (7/1/2021).

Foto: Tim Ahli Pembangunan Pemprov Bali (Tim Peneliti), Prof. I M.A. Gelgel Wirasuta.

Diterangkan, Usada Barak memiliki khasiat melegakan pernapasan, meningkatkan asupan oksigen dan membantu meningkatkan sistem imun tubuh, sehingga mempercepat penyembuhan bagi penderita Covid-19. Terapi uap Usada Barak dalam 2 hari mampu memberikan tingkat kesembuhan 67% dan menjadi 95% setelah terapi selama 8 hari. “Hampir semua pasien yang diterapi uap Usada Barak sembuh, dan hanya 1% yang dirujuk ke RS karena faktor penyerta lainnya,” terang Prof. Gelgel.

Baca juga :  Cegah Penyakit Ginjal Kronik dengan Mengenali Penyebab dan Gejalanya

Laporan pemanfaatan Usada Barak sebagai pencegahan berkisar 75% dan 25% lainnya digunakan untuk pengobatan. Diketahui terdapat korelasi positif antara peningkatan jumlah penggunaan Usada Barak dengan laju penurunan jumlah kasus Covid-19 di Bali. “Ramuan ini memanfaatkan kearifan lokal dalam penangangan Covid di Bali,” terang dosen Farmasi FMIPA Universitas Udayana itu.

Lebih lanjut dijelaskan, Usada Barak mengandung ekstrak citrus hystric folium 33% dalam arak terdestilasi, 3% oleum eucalyptus ditambah air hingga 100%. Menjadikan Usada Barak merupakan obat tradisional jamu yang telah lolos evaluasi keamanan dan khasiat oleh BPOM dengan klaim khasiat membantu melegakan pernafasan dan hidung tersumbat.

Baca juga :  Transisi Menuju Endemi, Peraturan Penegakan Hukum Prokes Covid-19 Resmi Dicabut

“Produk Usada Barak dengan tiga nilai dasar diantaranya berbasis kearifan lokal, sebagai inovasi produk herbal dan dapat dibuktikan secara empiris. Memiliki manfaat kunci memperkuat daya tahan tubuh, meningkatkan saturasi oksigen dan melegakan pernafasan,” imbuh Prof. Gelgel.Dalam upaya untuk mempertahankan khasiat dan efektivitas obat, Usada Barak diproduksi dengan mempergunakan mesin dan fasilitas bangunan pabrik yang telah memenuhi standar produksi obat herbal oleh Kementrian Kesehatan. Sistem yang telah terautomasi serta didukung petugas produksi yang selalu mengedepankan protokol kebersihan dan kesehatan.

Baca juga :  Puskesmas 2 Denpasar Barat Antisipasi Bahaya Nitrogen Cair pada Makanan di Lingkungan Sekolah

Keberhasilan terapi uap Usada Barak digambarkan dalam grafik keberhasilan terapi, dari 1723 pasien yang diterapi sejak tanggal 1 hingga 31 Juli 2020, tercatat 92,5% dinyatakan sembuh, menggunakan uji Swab-PCR, protokol standar WHO. Hanya 1% pasien karantina yang dirujuk ke Rumah Sakit Pelayanan Covid-19 Pemerintah Provinsi Bali.

“Mereka dirujuk karena dilaporkan memiliki penyakit lain sebagai penyerta. Sisanya sekitar 6,6% masih dalam perawatan,” tandasnya seraya menegaskan mayoritas dari konsumen Usada Barak dipergunakan sebagai tindakan pencegahan (preventif). “Sementara sekitar seperempat dari total konsumen menempatkan Usada Barak sebagai terapi suportif pengobatan Covid-19,” Tutup Gelgel. MD-9

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button