Kadistanpangan Bali Pastikan Ketersedian Bahan Pangan Pokok Menjelang Nataru
DENPASAR, MataDewata.com | Sebagaimana yang sering dialami pada setiap menjelang hari-hari besar keagamaan, natal dan tahun baru akan terjadi peningkatan permintaan kebutuhan bahan pangan pokok yang berakibat pada naiknya harga pangan. “Bahan pangan pokok yang biasanya meningkat permintaannya antara lain, beras, bawang merah, bawang putih, cabai, daging (sapi,ayam,babi), telur ayam, gula pasir dan minyak goreng, ujar Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan (Kadistanpangan) Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si., Jumat (18/12/2020).
Mengantisipasi adanya lonjakan permintaan bahan pangan pokok dimaksud dan untuk tidak terjadinya kenaikan harga yang terlalu tinggi menjelang natal tanggal 25 Desember 2020 dan tahun baru tanggal 1 Januari 2021 (Nataru) berbagai upaya antisipasi telah dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali. “Sesuai kejadian tahun-tahun sebelumnya biasanya terjadi peningkatan permintaan bahan pangan pokok sampai dengan 10% dibandingkan hari-hari biasa. Untuk itu telah dipetakan proyeksi ketersediaan dan kebutuhan bahan pangan pokok di Provinsi Bali,” terang birokrat asal Tabanan itu.
Dijelaskannya, proyeksi ketersedian beras diperhitungkan berdasarkan proyeksi luas panen dan ketersediaan cadangan di Bulog dan pengilingan padi. Sedangkan proyeksi ketersediaan daging dan telur, berdasarkan ketersediaan populasi ternak. Untuk kebutuhan atau permintaan diperhitungkan berdasarkan rata-rata konsumsi per kapita per bulan masyarakat dan juga memperhitungkan kebutuhan wisatawan.
Adapun data rata-rata kebutuhan konsumsi pangan pokok per kapita per bulan masyarakat berdasarkan perhitungan BPS adalah sebagai berikut : beras 8,3 Kg bawang merah 0,48 Kg, bawang putih 0,25 Kg, cabai merah 0,1 Kg, cabai rawit 0,22 Kg, daging sapi 0,01Kg, daging ayam 0,72 Kg, daging babi 0,35 Kg dan telur ayam 0,5 Kg. Dari pemantuan harga kebutuhan pangan pokok sampai dengan pertengahan Desember 2020 terpantau stabil, kecuali beberapa komoditi seperti bawang merah dan bawang putih terdapat kecendrungan pengingkatan.
Adanya permainan oknum spekulan dapat memicu kenaikan harga yang cukup signifikan, untuk itu Satgas Pangan perlu mengentensifkan pemantuan lapangan. Adanya proyeksi kekurangan di bandingkan kebutuhan bulan Desember 2020 untuk bawang merah dan bawang putih disebabkan karena musim panen bawang merah di sentra produksinya di sekitaran danau Batur terjadi bulan Juli-Oktober sedangkan untuk bawang putih disebabkan karena rendahnya penanaman.
Untuk mengatasi kekurangan pasokan tersebut telah dikordinasikan dengan Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian RI untuk dipasok dari daerah lain melalui Program Kerjasama Pangan Daerah. Disamping berbagai upaya dan kebijakan lain yang telah dilaksanakan dalam meningkatkan ketahanan pangan. Dilakukan dengan meningkatan kapasitas produksi, perluasan tanam dan panen serta peningkatan produktivitas.
“Didukung upaya diversifikasi pangan local berbasis kearifan local dan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dengan kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Penguatan cadangan dan sistim logistik pangan melalui cadangan beras Bulog, lumbung pangan masyarakat serta cadangan pangan pemerintah daerah. “Pengembangan pertanian modern screen house dan lemasaran secara online,” tandasnya. Rs-1