Dampingi Agar Tetap Produktif, Bank BPD Bali Kunjungi UMKM Binaan di Bresela
DENPASAR, MataDewata.com | Berikan dukungan penuh untuk dunia usaha, kali ini Bank BPD Bali kunjungi UMKM binaannya di Banjar Gadungan, Desa Bresela, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Jumat (11/12/2020). Pendampingan agar tetap produktif di tengah pandemi Covid-19 ini tertuju tajam pada UD. Sari Karya Utama, yakni usaha pembuatan Dulang dan Bokor dari bahan resin dibawah binaan Bank BPD Bali Cabang Ubud.
Mendapatkan bantuan penguatan modal melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) satu setengah tahun lalu, home industri ini terlihat ikut terdampak situasi pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Syukurnya, bantuan kredit bunga ringan dari Bank BPD Bali yang sebelumnya digunakan untuk pengembangan usaha, tetap mampu geliatkan produksi kendati terjadi penurunan omset cukup besar.
‘Usaha kami berkembang apalagi sebelum Covid-19. Penjualan bisa Rp250 juta sampai Rp300 juta. Di tengah pandemi Covid terus menurun hingga 85 persen. Syukur kami merasa sangat terbantu dengan bantuan KUR yang diberikan Bank BPD Bali sebelumnya. Sehingga di saat situasi sulit seperti saat ini kami masih memiliki pesanan dari luar (online, red) Bali melalui pelanggan setia,” ujar pemilik usaha Nyoman Kartana.
Wakadiv Umum dan Kesekretariatan Bank BPD Bali, Ni Nyoman Sri Utari Tresna, SE., selaku pimpinan rombongan mengatakan, pendampingi kepada usaha mitra binaan pembuatan Dulang berbahan resin itu diberikan sejak dua tahun lalu. Sebelum pandemi melalui pendampingan dan bantuan penguatan modal, usaha Dulang ukir itu mampu menumbuhkan omset hingga dua kali lipat.
“UMKM ini di bawah pengelolaan Kantor Cabang Ubud. Saat ini sudah menggunakan transaksi pembayaran QRIS Bank BPD Bali. Bantuan permodalan yang diberikan melalui KUR sebesar Rp300 juta. Digunakan untuk penguatan modal dan membuat barang (produk, red) baru serta menambah karyawan yang dari lima orang menjadi 40 orang untuk meningkatkan produksi,” jelasnya mewakili Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma, SH., MH.
Ditegaskan mantan Kepala Bank BPD Bali Cabang Gianyar ini, usaha pembuatan Dulang tersebut sangat layak mendapatkan bantuan permodalan sesuai dengan hasil evaluasi pendampingan yang diberikan sebelumnya. Terbukti peningkatan omset mencapai dua kali lipat, namun diakui di saat pandemi melanda terpaksa usaha pembuatan Dulang itu harus melakukan restrukturisasi kredit agar usahanya bisa tetap berjalan sesuai dengan petensi pasar yang melemah.
Kunjungan yang turut diikuti rombongan wartawan peserta gathering Bank BPD Bali akhir tahun 2020 itu, juga berkesempatan melihat langsung proses produksi Dulang karya UD. Sari Karya Utama. Diterangkan Nyoman Kartana, ia awalnya memulai usaha kerajinan sejak tahun 2011 dengan membuat Keben dari bahan rotan, ate, dan nyaman bambu. Sesuai potensi pasar di tahun 2013 usahanya beralih membuat Dulang dan jenis kerajinan lainnya dari bahan resin karena bisa membuat berbagai variasi bentuk dengan ukiran.
“Sehari produksi dalam kondisi normal bisa 15 buah untuk satu orang (pekerja, red). Saat ini kita hasilkan banyak model seperti Besek, Dulang Tumpukan, Bokor, Sokasi dan Wakul serta patung kecil. Pencetakan sekitar 15 menit, tapi usaha ini tidak cukup modal sedikit. Pembuatan master saja perlu puluhan juta. Satu drum bahan campuran Rp10-15 juta termasuk cat dan prada,” jelasnya seraya berharap Bank BPD Bali selalu memberikan pendampingan pada perkembangan usahanya yang saat kondisi normal banyak mempekerjaan tenaga dari kalangan ibu rumah tangga. MD-9