Sosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan di Besakih

Sudirta Temui Yowana Sampai Pemangku

KARANGASEM, MataDewata.com | Sosialisasi 4 Konsensus Dasar Kebangsaan dari Anggota MPR RI Wayan Sudirta, bicara hati ke hati dengan Krama Lanang Istri (warga adat laki dan perempuan), Pemangku Pura, Yowana (pemuda-pemudi), Pecalang, Desa Adat Kesimpar, Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Minggu (18/9/2022). Didampingi Wayan Ariawan, SH., seorang relawan yang juga Ketua KORdEM (Koalisi Relawan dan Eksponen Masyarakat untuk Demokrasi) Kabupaten Karangasem.

Pada kesempatan itu Ariawan yang merupakan putra asli Desa Adat Kesimpar menyumbang 2 buah bola volli untuk Teruna, sementara Sudirta menyumbang sejumlah ‘’dana punia’’ untuk perlengkapan olahraga Futsal anak-anak muda Teruna/Yowana. Beserta sarana komunikasi untuk Prajuru Desa Adat, yang menyambut dan mendukung penuh Wayan Sudirta tiap kali ada perhelatan elektoral pemilihan.

‘’Disadari atau tidak, sebagai anak-anak bangsa Indonesia yang berbeda-beda, kita masih bisa berinteraksi dalam persaudaraan yang relatif damai. Karena warisan Bung Karno yang menggali nilai-nilai bangsa dan dirumuskan sebagai Pancasila, lalu para pendiri bangsa ini memerdekakan bangsa dan melandasinya dengan UUD NRI 1945, merekatkan sistem pemerintahan dalam NKRI dan membingkai keragaman budaya, suku, bahasa, dalam Bhinneka Tunggal Ika,” terang Sudirta.

Baca juga :  LPKA Karangasem Gelar Sidak Hunian Gandeng TNI, Polri dan BNN

“Itulah 4 konsensus kebangsaan yang menjaga kita masih bisa hidup damai, walau di negara-negara lain, yang bahkan satu agama tapi beda aliran politik atau beda sekte, dilanda peperangan menahun, yang menyengsarakan anak-anak bangsa di negeri tersebut,’’ imbuh Sudirta yang juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, serta beberapa tugas yang dijabatnya di PDI Pusat, seperti Wakil Kepala Sekolah Partai, Wakil Ketua Badiklatpus serta dikenal sebagai Tim Hukum untuk PDI Perjuangan itu.

Baca juga :  Kakanwil Kemenkumham Bali Dukung SE Tatanan Baru bagi Wisatawan Mancanegara selama Berada di Bali

Karenanya, Sudirta mengajak semua Krama Desa Adat Kesimpar, termasuk para Yowana, harus selalu menjaga 4 konsensus dasar kebangsaan dengan meneguhkan dan waspada terhadap pengaruh-pengaruh ideologi radikal yang mendiskreditkan Pancasila sebagai dasar negara. Bali yang sudah dua kali dibom oleh kelompok radikal, sudah cukup memberia pengalaman dan juga mengetahui adanya fakta empiris, bahwa ancaman terhadap Pancasila itu bukanlah karangan.

‘’Pelaku bom Bali itu, terdeteksi sebagai gerakan teror oleh teroris radikal, yang mestinya tidak akan terjadi kalau semua anak bangsa Indonesia ini menghargai Pancasila sebagai perekat bangsa, dalam konstitusi UUD 1945, dalam bingkai NKRI dan lebih erat lagi dengan penghargaan pada kebhinnekaan. Ribuan pahlawan gugur dalam revolusi kemerdekaan, diatas pengorbanan mereka yang gugur ataupun yang selamat dan menjadi veteran lah, bangsa ini berhutang, dan kita menikmati kemerdekaan ini, mestinya membangun peradaban yang jauh lebih baik,’’ ajak Sudirta.

Baca juga :  Rizieq Shihab Dituntut 6 Tahun Penjara

Para Pemangku, Prajuru Desa Adat, sampai Kepala Dusun Kesimpar menyambut baik serta merespon positif paparan Sudirta tentang 4 Konsensus Kebangsaan tersebut. Mereka juga menyadari, sebagai desa yang berada dalam radius kawasan suci Pura Besakih, mengalami tantangan yang tidak mudah dalam membangun daerah dan wilayahnya yang topografinya bergunung-gunung.

‘’Kami tentu ke depannya tetap memerlukan figur seperti Pak Sudirta maupun Pak Wayan Ariawan untuk kemajuan desa kami,’’ kata Kepala Dusun, serta menyampaikan terimakasih kepada Ariawan dkk seperti Ketut Rimpi yang beberapa kali dipercaya menjadi Kelian Dusun dan Bendesa Adat, atas kepemimpinannya, sampai memperjuangkan pengaspalan jalan, pengadaan air minum masyarakat, dan perjuangan lainnya. Pw-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button