Komitmen Gubernur Wayan Koster Menguatkan Desa Adat di Bali
BULELENG, MataDewata.com | Gubernur Bali, Wayan Koster menegaskan desa adat harus dijaga kuat agar adat-istiadat, tradisi, budaya leluhur yang adiluhung bisa terus terjaga dengan baik. Hal itu disampikan Gubernur saat menghadiri Upacara Dewa Yadnya “Nglemek” di Pura Dulu Desa Adat Sembiran, Tejakula, Buleleng, Jumat, Sukra Umanis, Menail (31/3/2023).
Lanjut menyampaikan, Bali saat ini dibangun dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia niskala-sakala.
Berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi, enam sumber kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan manusia meliputi Atma Kerthi yang bermakna penyucian dan pemuliaan Atman/jiwa, Segara Kerthi yang bermakna penyucian dan pemuliaan pantai dan laut, Danu Kerthi yang bermakna penyucian dan pemuliaan sumber air, Wana Kerthi yang bermakna penyucian dan pemuliaan tumbuh-tumbuhan, Jana Kerthi yang bermakna penyucian dan pemuliaan manusia dan Jagat Kerthi yang bermakna penyucian dan pemuliaan alam semesta.
Visi pembangunan Bali tersebut dijalankan sesuai adat, tradisi, seni budaya serta kearifan lokal Bali untuk mengembalikan kekuatan, aura, taksunya alam, manusia dan kebudayaan Bali. Supaya pembangunan Bali ini betul-betul diarahkan, dibangun sesuai dengan kekuatan Bali. Bukan digiring kesana kemari yang akan membuat Bali rusak. Memang sudah banyak yang rusak, alamnya rusak, manusianya juga mulai berubah perilakunya dan budayanya dalam banyak hal mengalami kemuduran.
“Saya sebagai Gubernur apalagi dari Desa Sembiran yang merupakan desa tua, harus betul-betul jalan dengan kekuatan alam niskala Bali dengan semua kekayaan yang ada di Bali ini baik yang menyangkut dengan alamnya, manusianya dan juga budayanya. Itulah sebabnya, Saya betul-betul sekarang bekerja keras untuk memikirkan pembangunan Bali ini agar menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya.
Dalam hampir 5 tahun memimpin Bali, banyak yang sudah dicapai namun banyak juga yang belum dikerjakan akibat banyak masalah yang harus kita perbaiki di Bali ini. “Satu per satu saya kerjakan, mulai dari adat istiadat Bali dengan memperkuat kedudukan dan fungsi kewenangan desa adat. Sekarang sudah bagus desa adat kita di Bali. Ada 1.493 desa adat di Bali, sekarang sudah mulai tumbuh, berkembang dan kuat untuk menjalankan tugasnya,” terangnya.
“Dulu tidak ada aturannya yang bagus, sekarang dibuatkan aturan supaya desa adat di Bali kuat. Kenapa desa adat ini dikuatkan, karena desa adat menjadi lembaga yang menjaga adat, istiadat, tradisi, budaya dan kearifan lokal yang kaya, unik dan unggul yang diwariskan oleh leluhur, tetua kita diseluruh Bali. Jadi harus dijaga dengan kuat Desa-desa Adat yang ada di Bali. Karena inilah yang mempunyai tugas untuk mengajegkan gumi Bali,” tegasnya.
Lebih lanjut, unsur budaya di Bali saat ini telah dibangun dengan baik pada era kepemimpinan Gubernur Koster. Di antaranya pengguaan aksara Bali yang diatur melalui Peraturan Gubernur Bali No: 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali Serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali. Selanjutnya menggunakan busana adat pada saat Kamis, hari Purnama, hari Tilem, serta hari jadi pemerintah daerah baik provinsi maupun kota/kabupaten se-Bali yang diatur melalui Peraturan Gubernur Bali No: 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali.
“Kita harus bangga menggunakan pakaian adat Bali. Ketika saya hadir di UNESCO bulan Desember lalu dalam acara World Water Forum, menggunakan busana adat Bali. Kemarin tanggal 13 maret Saya ke Washington DC menjadi pembicara di World Bank Group juga menggunakan busana adat Bali. Setiap acara penting saya selalu menggunakan busana adat Bali,” terangnya.
Tak hanya sampai di situ, juga dibangun infrastruktur dan sarana prasana strategis di antaranya pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih. Kemudian pembangunan 3 pelabuhan sekaligus yakni Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida, Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan serta Pelabuhan Sanur di Denpasar. Selanjutnya pembangunan Shortcut Singaraja – Mengwitani Titik 3, 4, 5, 6 serta Titik 7A, 7B, 7C dan Titik 8 lengkap dengan Monumen Anglurah Panji Sakti di Desa Pegayaman, Sukasada, Buleleng. Tak hanya itu, juga pembangunan monumental yang sedang dikerjakan yakni Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali yang targetnya selesai akhir Agustus tahun 2023 ini. Hp-MD