Jaga Nama Baik Bali, PLN-MDA Ajak Masyarakat Tertib Melayangan Selama IAF 2024
DENPASAR, MataDewata.com | PT PLN (Persero) berkolaborasi dengan Majelis Desa Adat Bali melakukan sosialisasi bahaya layang-layang kepada perwakilan Bendesa Adat dan Pecalang Desa Adat. Sejumlah Bendesa Adat dan Pecalang Desa yang hadir pada pertemuan tersebut memperoleh penjelasan terkait peran serta masyarakat yang dibutuhkan untuk menyukseskan gelaran internasional High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnership (HLF-MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 tahun 2024.
Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali, I G.A.K Kartika Jaya Seputra menyampaikan permainan layang-layang memang menjadi salah satu kearifan lokal dan merupakan budaya di Bali. Ia menyampaikan bahwa permainan yang dilakukan ketika dahulu memiliki nilai filosofis yang kental akan budaya Bali. Namun, kini layang-layang bertransformasi, mulai dari bentuk layang-layang hingga ukuran dan bahan benang yang berisiko membahayakan.
“Dahulu, Bali merupakan daerah yang agraris, sehingga permainan layang-layang (Melayangan, red) itu dinaikkan pada saat panen. Sekarang permainan layang-layang sudah sangat berkembang dan bertransformasi begitu cepat,” tuturnya.
Ia mengatakan bahwa dulu juga tidak ada jaringan listrik, telepon maupun pesawat dan helikopter, sehingga untuk bermain layang-layang saat ini tak hanya sekedar melestarikan kearifan lokal saja namun juga harus berhati-hati agar tidak membahayakan diri sendiri maupun pihak lain.
Lebih lanjut, dirinya juga menjelaskan maksud pertemuan untuk mengajak semua komponen masyarakat tidak menaikkan layang-layang dalam mengantisipasi kegiatan internasional mendatang. “Kegiatan internasional di Bali ini tentu menjadi bagian penting dari kita semua mari kita jaga supaya aman kegiatan dan demi nama baik Bali dan negara kita,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini hadir pula Senior Manager Komunikasi dan Umum PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Hamidi Hamid yang menyampaikan bahwa PLN tengah melakukan kesiapan untuk memastikan pasokan listrik dapat tersalurkan dengan andal tanpa kedip.
Hal ini menurutnya membutuhkan andil dari masyarakat untuk bekerja sama dengan tertib bermain layang-layang. Hamidi menjelaskan bahwa hingga Agustus 2024, terdapat 39 kali kejadian gangguan pada jaringan listrik yang diakibatkan oleh layang-layang.
“Hal ini berdampak terhadap layanan kelistrikan yang diterima oleh pelanggan, dan sangat berisiko tinggi membahayakan masyarakat,” jelasnya seraya berharap agar masyarakat sama-sama peduli untuk meminimalisir risiko gangguan akibat layang-layang selama tanggal 1-3 September 2024 saat pelaksanaan event internasional mendatang.
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Bali, Made Gita menyampaikan gangguan akibat layang-layang dan petir menjadi penyebab gangguan eksternal yang banyak ditemui di Bali. Ia menjelaskan penurunan gangguan layang-layang masih membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. “Kalau listrik padam di Bali yang komplain tak hanya orang Bali namun juga orang dari berbagai negara karena Bali menjadi wajah Indonesia, sehingga sangat penting menjaga citra Bali,” ucapnya.
Dampak terputusnya pasokan listrik yang dirasakan oleh pelanggan rumah tangga berupa kedip, namun akan terasa signifikan di pelanggan bisnis seperti perhotelan dan putusnya aliran listrik ini tentunya akan merugikan negara. “PLN terus secara kontinyu melakukan sosialisasi rutin yang bekerja sama dengan berbagai pihak yang dilakukan secara langsung maupun melalui media. Selain itu, PLN juga menurunkan petugas sebanyak 350 personel di seluruh Bali untuk melakukan patroli,” imbuh Gita.
Bendesa Agung Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet mengatakan Bali selalu menjadi pilihan sebagai tuan rumah berbagai event, sehingga berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Bali. Menurutnya sejak dulu, masyarakat Bali selalu mendukung dan menyukseskan event nasional dan internasional yang diadakan di Bali.
Karena dengan adanya keberhasilan event di Bali dapat menjadi promosi yang luar biasa bagi Bali dan Indonesia, sehingga pariwisatanya kian dikenal dan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali. “Itulah kenapa kita harus menjaga, semuanya kita lakukan untuk Bali, untuk Indonesia, di tangan-tangan Bendesa inilah nasib Bali dan nasib Indonesia,” ujarnya pada acaya yang turut dihadiri perwakilan Korem Wirastya, Perwakilan Satpol PP Bali, Perwakilan Polda Bali, dan Perwakilan Dishub Bali. Kh-MD