Ekonomi Bali Terus Tumbuh Menguat di Tahun 2022 dan 2023
BALI, MataDewata.com | Tahun 2022 adalah tahun yang sangat penting bagi ekonomi Bali. Pandemi Covid-19 telah berdampak dampak mendalam bagi perekonomian Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2020 sebesar -9,33% dan tahun 2021 sebesar -2,47% merupakan pertumbuhan ekonomi terendah di Indonesia. Tingkat pengangguran di Bali naik dari 1,57% pada tahun 2019 (September) menjadi 5,37% pada 2021. Jumlah penduduk miskin naik dari 165 ribu orang menjadi 211 ribu.
Melihat dampak pandemi tersebut, Bank Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko Bidang Perekonomian, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi dan Asosiasi Industri, berusaha agar ekonomi Bali dapat pulih pada tahun 2022. Sepanjang tahun 2022, telah dilakukan berbagai kebijakan untuk mendorong pemulihan ekonomi Bali, terutama Industri Pariwisata yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Bali, antara lain:
– Pembukaan untuk international flight ke Bali dan mendorong re-opening atau aktivasi rute berbagai maskapai domestik dan asing ke Bali.
– Penghapusan kewajiban tes PCR/antigen, kewajiban karantina, dan asuransi kesehatan bagi Pelaku Perjalanan dari Luar Nageri (PPLN).
– Pemberlakukan Visa on Arrival (VoA) dan Electric-VoA
– Peningkatan pelaksanaan event-event nasional dan internasional, seperti main dan side event G20, Interparliamentary Union, Minamata Conference, Bali Spirit Festifal, Vespa World Day dan lainnya. Jumlah paket MICE tahun 2022 lebih dari 1,5 kali MICE tahun 2019.
Berbagai kebijakan tersebut telah mendorong peningkatan jumlah wisatawan ke Bali. Jumlah penumpang internasional yang datang ke Bali pada triwulan I 2022 sebanyak 20,6 ribu, kemudian naik menjadi 388 ribu pada triwulan II, 868 ribu pada triwulan III dan 968 ribu pada triwulan IV (tanggal 25 Desember). Hingga akhir tahun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali diperkirakan berjumlah lebih dari 2.2 juta orang atau 35% dibandingkan tahun 2019.
Berdasarkan data BPS, Pada Triwulan III 2022, ekonomi Bali tumbuh sebesar 8,09% (yoy), menguat dari 3,05% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Bank Indonesia optimis pada tahun 2022, ekonomi Bali akan tumbuh pada range 4,60% – 5,40%, terutama ditopang oleh perbaikan kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, kemudian transportasi dan perdagangan seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan. Selain itu, banyaknya proyek pembangunan dalam rangka persiapan pelaksanaan G20 juga diprakirakan menjadi pendorong kinerja konstruksi Bali tahun 2022.
Outlook Ekonomi Bali 2023 di tengah isu resesi global
Tantangan tahun depan bagi ekonomi Bali memang berat, namun BI memperkirakan tidak separah dampak Pandemi. Berdasarkan proyeksi IMF dalam World Economic Outlook Oktober 2022, pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 diperkirakan sebesar 3,2% dan diperkirakan melambat menjadi 2,7% pada 2023. Apabila kita cermati, perlambatan pertumbuhan ekonomi yang cukup besar diprakirakan akan terjadi Amerika Serikat, yaitu dari 1,6% menjadi 1,0%, dan di Eropa dari 3,1% menjadi 0,5%. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang diperkirakan stabil sekitar 3,7%.
Di sisi lain, apabila kita lihat hasil survei UNWTO pada November 2022, prospect pariwisata pada tahun 2023 akan lebih baik dibandingkan tahun 2022. Minat masyarakat global untuk melakukan pariwisata masih sangat tinggi. Pemantauan Bank Indonesia, jumlah maskapai dan frekuensi penerbangan domestik dan internasional yang datang ke Bali trennya semakin meningkat. Proyeksi kami, jumlah wisman pada tahun 2023 akan mencapai sekitar 3 juta orang. Bank Indonesia optimis, ditengah tantangan risiko perlambatan ekonomi global, ekonomi Bali tahun 2023 akan tumbuh pada range 4,40 – 5,20%.
Sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Bali
Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2023 kami prakirakan akan didorong oleh peningkatan kinerja lapangan usaha yang terkait dengan pariwisata, seperti penyediaan akomodasi & makan minum, kemudian transportasi, dan perdagangan. Selain itu, banyaknya proyek konstruksi juga diprakirakan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2023, seperti pembangunan jalan tol gilimanuk mengwi, Turyapada Tower, Pelabuhan Benoa, Bendungan Sidan dan Tamblang, dan proyek konstruksi lainnya.
Dalam menghadapi tantangan resesi global pada tahun 2023, Bank Indonesia mengusulkan 4 strategi jangka pendek untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi di Bali, yaitu:
– Pengembangan wisata potensial (MICE, wisata bahari, wellness tourism, dst.).
– Peningkatan Digitalisasi dan On-Boarding UMKM.
– Pengembangan sektor pertanian untuk mendukung ketahanan pangan dalam rangka pengendalian inflasi.
– Inovasi pembiayaan dan kemudahan investasi.
Sektor utama mampu mendorong atau mendongkrak ekonomi Bali
Dalam struktur ekonomi Bali tahun 2022 (triwulan III), porsi lapangan usaha yang berkaitan langsung dengan pariwisata yaitu Akmamin dan transportasi mencapai 26%, sedangkan apabila mencakup lapangan usaha lainnya yang mendukung pariwisata, yaitu perdagangan, konstruksi, real estate, jasa perusahaan maka mencapai 52%. Dengan demikian perkembangan jumlah wisatawan yang datang ke Bali akan mempengaruhi kinerja pariwisata dan pertumbuhan ekonomi Bali.
Bali memiliki potensi daya tarik pariwisata yang luar biasa, baik dari sisi alam, budaya, laut, akomodasi dan lainnya. Dalam mendorong peningkatan pariwisata, terdapat 3 hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendorong pertumbuhan pariwisata Bali ke depan.
Pertama adalah aksebilitas. Bali dapat dikembangkan sebagai Super Hub Tourism yang mencakup Bali, NTB (Mandalika) dan NTT (Bajo) baik melalui jalur udara maupun laut. Perubahan tren wisata yang lebih dekat ke alam dan local experience, serta penambahan daya tarik wisata dari NTB dan NTT akan meningkatkan minat wisatawan yang datang ke Bali. Transportasi umum antar destinasi wisata di Bali juga perlu mendapat perhatian untuk mempermudah mobilitas wisatawan. Sebagai contoh, minat wisman sangat tinggi ke Canggu, namun sarana pendukung transportasinya belum siap, sehingga sering terjadi kemacetan.
Kedua adalah Atraksi, selain wisata alam, pengembangan Bali sebagai Medical dan Wellness Tourism, serta tempat favorit bagi digital nomad sangat besar. Pengembangan atraksi tersebut dapat menarik minat wisatawan dan memperpanjang length of stay di Bali.
Ketiga adalah Promosi, meski Bali sudah terkenal, namun jumlah wisman Eropa dan Amerika lebih banyak yang datang ke Thailand, sehingga kita perlu meningkatkan promosi ke negara-negara yang menjadi kantong wisman. Perlu kolaborasi yang lebih baik antara Kementerian, Pemprov Bali dan seluruh Pemkab/Pemkot, serta pelaku Usaha di Bali dalam melakukan peningkatan promosi di luar negeri.
Sektor Ekonomi Pertanian, perikanan, ekonomi Digital dan kreatif terus didorong untuk mensupport sector pariwisata, untuk membuat Bali tangguh menghadapi tantangan ke depan. Peran sektor pariwisata bagi Bali sudah sangat besar. Kegiatan pariwisata seperti sudah menyatu dalam kegiatan ekonomi Bali, sehingga sulit tergantikan oleh sektor lain. Pariwisata mendorong aktivitas perdagangan, pembangunan akomodasi dan restoran, pendidikan untuk tenaga kepariwisataan, jasa seniman, peningkatan produk pertanian untuk supply ke hotel dan restoran, hingga aktivitas ekonomi di desa-desa yang menjadi destinasi wisata.
Belajar dari pengalaman dampak pandemi dan erupsi gunung agung, Pemda Bali telah menyusun 6 program prioritas Nangun Sat Kerthi Loka Bali sebagai bagian dari transformasi ekonomi Bali, yaitu sektor pertanian, sektor kelautan dan perikanan, sektor IKM dan UMKM, sektor Industri Branding Bali, sektor Ekonomi Kreatif dan Digital, dan sektor pariwisata. Bank Indonesia siap mengawal dan mendukung transformasi ekonomi Bali. Bank Indonesia juga mengajak semua pihak agar memberi dukungan kepada Pemerintah dalam melakukan transformasi ekonomi Bali. Tn-MD