Ny. Rai Wahyuni Sanjaya Tekankan Implementasi 6 SPM Lewat Lomba Posyandu 2025 di Tabanan

TABANAN, MataDewata.com | Ketua Tim Pembina Posyandu sekaligus Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya memimpin langsung kegiatan Penilaian Final Lomba Posyandu Tahun 2025 Tingkat Kecamatan di Kabupaten Tabanan yang dilaksanakan di dua wilayah, yakni Kecamatan Selemadeg Timur dan Kecamatan Penebel, Selasa (28/10/2025). Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Tabanan dalam memperkuat implementasi Posyandu dengan enam Standar Pelayanan Minimal (6 SPM) yang kini menjadi dasar pelayanan masyarakat di tingkat desa.

Roadshow penilaian tersebut dimulai di Posyandu Anggrek 2, Banjar Dinas Serampingan Kelod, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, dan dilanjutkan ke Posyandu Anggrek di Banjar Dinas Penatahan, Desa Penatahan, Kecamatan Penebel. Turut hadir dalam kesempatan itu Perangkat Daerah terkait, unsur Forkopimcam Seltim dan Penebel, Tim Penilai Posyandu Kabupaten Tabanan, serta Pengurus TP PKK Kabupaten Tabanan.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari penilaian awal lomba Posyandu Tingkat Kecamatan yang telah berlangsung pada 17-24 Oktober 2025. Dari ratusan peserta, tiga Posyandu terbaik berhasil melaju ke tahap akhir untuk dinilai langsung oleh Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan. Proses penilaian ini bukan hanya ajang lomba, tetapi juga menjadi sarana evaluasi sejauh mana Posyandu di setiap Kecamatan telah berhasil menerapkan sistem 6 SPM secara nyata dalam masyarakat.

Baca juga :  Suiasa: Jaga Komitmen untuk Mewujudkan Pembangunan di Badung dan Kesejahteraan Masyarakat

Dalam kunjungannya, Ny. Rai Wahyuni yang juga menjabat sebagai Duta PSBS (Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber), turut mensosialisasikan tata cara pembuatan dan pemanfaatan lubang biopori kepada warga setempat. Ia secara langsung memberikan alat pembuat lubang biopori dan contohkan pembuatan lubang biopori di pekarangan rumah I Wayan Parta, Desa Megati, sembari mengajarkan kepada warga cara penggunaannya yang benar.

Begitu juga di Penebel, Bunda Rai menyerahkan alat pembuat lubang biopori kepada Rida Wijayanti asal Banjar Penatahan. Kegiatan ini menjadi bagian dari edukasi lingkungan untuk mendorong masyarakat mengelola sampah organik dari sumbernya, sekaligus memperbaiki daya serap air di lingkungan rumah tangga.

Selanjutnya, di sela-sela penilaiannya, Bunda Rai menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh kader dan masyarakat Desa Megati dan Penatahan yang dinilai berhasil menerapkan enam standar pelayanan dengan baik. “Lomba Posyandu dengan 6 SPM ini menjadi indikator penting bagi kemajuan pelayanan masyarakat di tingkat desa. Dari 832 posyandu di Tabanan, Desa Megati mampu masuk tiga besar. Artinya, desa ini telah sukses mengimplementasikan enam standar pelayanan yang mencakup bidang kesehatan hingga sosial kemasyarakatan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Posyandu kini tidak lagi hanya berfokus pada layanan kesehatan semata, melainkan telah bertransformasi menjadi wadah aspirasi lintas bidang. “Sekarang posyandu bukan hanya tempat menimbang bayi, tetapi juga wadah masyarakat menyampaikan keluhan di bidang pendidikan, sosial, hingga infrastruktur. Transformasi ini sangat luar biasa, karena pemerintah memberikan ruang lebih luas agar masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya,” tambahnya.

Baca juga :  PLN Perkuat Jaringan Transmisi Jelang KTT G20 di Bali

Ny. Rai Wahyuni juga menyoroti semangat luar biasa para kader Posyandu Megati yang telah memahami tugasnya dalam sistem baru ini. “Tugas kader bukan menyelesaikan masalah, tapi mencatat dan menyalurkan. Catatan disampaikan ke Kepala Desa atau Perbekel, jika perlu ke Camat dan bila perlu diteruskan ke Kabupaten agar OPD terkait bisa menindaklanjuti. Jadi, sistem ini membangun alur komunikasi yang efektif antara masyarakat dan pemerintah,” imbuhnya.

Menariknya, dalam kegiatan di Desa Megati juga ditemukan inovasi unik dari masyarakat yang disebut “Serdadu Balok”, yakni Serentak Datang ke Posyandu Hijau dengan Dukungan Bahan Pangan Lokal. Program ini mengusung konsep makanan bergizi berbasis bahan alami seperti pandan, kayu manis dan sayuran hijau yang berasal dari lingkungan sekitar. Inovasi ini menjadi bukti bahwa masyarakat tidak hanya aktif dalam pelayanan, tetapi juga kreatif dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk menunjang kesehatan.

Perjalanan berlanjut ke Kecamatan Penebel, di mana Bunda Rai kembali menyampaikan pentingnya sosialisasi berkelanjutan mengenai Posyandu 6 SPM. “Program ini masih baru, jadi perlu terus disosialisasikan agar masyarakat paham bahwa Posyandu sekarang sudah berbeda. Tidak hanya mengurus anak-anak dan balita, tapi juga menjadi tempat penyampaian aspirasi di berbagai bidang,” terangnya.

Baca juga :  Bukti Nyata Komitmen Bupati Sanjaya Dukung Pembangunan Infrastruktur Krama Pujungan

Ia juga berharap, semangat yang ditunjukkan para kader tidak hanya muncul saat lomba, melainkan menjadi budaya kerja berkelanjutan setiap bulan, sehingga hal ini benar-benar memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat. “Pesan saya, semangat ini jangan berhenti di lomba saja. Lanjutkan secara rutin agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat. Terima kasih untuk Perbekel dan kader yang menjadi ujung tombak program ini,” tegas Bunda Rai.

Menurutnya, perubahan paradigma ini perlu terus dijaga agar Posyandu tidak hanya menjadi formalitas kegiatan bulanan, tetapi berkembang menjadi pusat komunikasi antara pemerintah dan rakyat. Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah daerah, kader, dan masyarakat desa, Posyandu di Kabupaten Tabanan kini menapaki babak baru sebagai pilar utama pelayanan masyarakat berbasis partisipasi dan inovasi lokal. Diharapkan juga hal ini dapat menular ke seluruh desa di Tabanan dan membawa perubahan positif dalam pelayanan publik yang lebih baik dan berkelanjutan. Ht-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button