Komitmen Perempuan Berdaya, Indonesia Raya Warnai Puncak Hari Ibu di Bali Diikuti Kader Perempuan PDI-P se-Nusantara

DENPASAR, MataDewata.com | Rangkaian acara Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember 2024 diakhiri dengan acara puncak di Kantor DPD PDI Perjuangan Bali, Jumat (27/12/2024). Acara yang dihadiri Ketua DPP PDI-P Bidang Perempuan dan Anak, IGA Bintang Puspayoga ini menjadi penuh warna karena diikuti seluruh Kader Perempuan PDI-P se-Nusantara. Semakin menjadi Istimewa karena turut dihadiri para perempuan atau istri dari kepala daerah terpilih di seluruh Bali.
Acara puncak digelar secara Daring dan Luring yang diikuti pengurus PDI-P dan kader perempuan se-Indonesia. Semarak acara sangat terasa karena dipadu dengan fashion show, pameran UMK dan IKM, pentas seni dan budaya serta acara lainnya. Sebelumnya, para kader perempuan PDI-P ini telah melakukan sejumlah kegiatan bantuan sosial dan mengunjungi makam para pahlawan dan veteran.
Peringatan Hari Ibu ini sangat melekat dengan PDI-P karena dalam sejarah peringatan itu diresmikan Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No: 316 Tahun 1959. IGA Bintang Puspayoga ketika menutup acara puncak menjelaskan, Hari Ibu adalah hari perjuangan para perempuan. Maknanya selama ini belum dipahami secara utuh. “Hari Ibu tak hanya sekadar mothers day seperti di maknai di negara barat,” tegasnya.

“Sejatinya hari ibu di negeri kita jauh lebih dalam maknanya. Merupakan tonggak sejarah yang dimulai dari kongres perempuan pertama 1928. Menandai pergerakan perempuan dari berbagai daerah, bertekad menjadi ibu bangsa dan memajukan kaumnya. Momentum ini ditetapkan Presiden RI pertama Soekarno, saat itu hari ibu dijadikan sebagai hari nasional, untuk mengenang, menghargai, melanjutkan perjuangan perempuan indonesia,” jelasnya lebih lanjut.
Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI ini juga menjelaskan, sudah sepatutnya khususnya kader perempuan PDI-P yang telah memperlihatkan ketangguhan dalam menghadapi gelombang, berefleksi menjadi sumber kekuatan. Perempuan pejuang pendahulu telah menjadi teladan bagi semua kader PDI-P. “Kita peringati hari ibu dengan kegiatan penuh makna. Kita telah melakukan anjangsana dan kegiatan sosial untuk mengenali diri karena mereka kita belajar kembali bagaimana berkorban tanpa menghitung untung rugi. Mari kita semangat, pedomani apa yang kita lakukan, bukan apa yang kita dapatkan,” jelas Bintang.
Menurut Bintang, bantuan sosial disalurkan kepada sesama yang membutuhkan karena hidup dalam Kedaulatan bangsa dan negara. “Kita ada karena orang lain. Kita harus turun ke bawa, kita datang ke bawah bertemu dan membantu wong cilik,” katanya. Sebagai kader perempuan PDI-P yang kuat, Bintang mengakui jika perempuan se-Nusantara telah membuktikan diri sebagai salah satu pilar pembangunan. Semua akan bekerja keras mendata stunting, korban kekerasan perempuan, kemiskinan dan bantuan sosial lainnya.
Setelah itu, semua kader perempuan PDI-P akan berjuang dan bertanggung jawab mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Karena kemajuan bangsa tidak akan pernah tercapai tanpa perempuan. “Yang harus kita pedomani, laki-laki dan perempuan seperti sayap dan seekor burung. Jika sayap sama kuatnya, maka terbanglah setinggi-tingginya. Kita Saling memotivasi. Jauh lebih penting saling mendukung dalam memberdayakan perempuan,” katanya.

Parade Profesi dan Pekerjaan Kaum Perempuan di Semua Sektor
Parade profesi kaum perempuan dalam berbagai profesi atau pekerjaan ditampilkan dalam acara puncak Hari Ibu. Beberapa perempuan dengan busana profesi dan pekerjaannya berlenggak lenggok di depan panggung. Ratusan kader-kader perempuan PDI-P takjub melihat aksi mereka bak fashion show profesional.
Kehadiran para perempuan hebat ini menunjukkan perempuan ada di semua lini dengan kapasitasnya yang luar biasa. Mereka terlibat dalam setiap profesi dan pekerjaan mulai dari yang tertinggi hingga terendah. Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPC PDI Perjuangan Kota Denpasar, Cynthia Febriani menjelaskan sekitar 20 profesi dan pekerja perempuan tampil dalam Parade tersebut. “Ini menunjukkan kalau perempuan itu ada di segala lini bidang profesi. Bukan hanya di segala lini, tapi menunjukkan bahwa kapasitas perempuan itu hebat banget. Di semua bidang kita bisa masuk,” katanya.
Menurutnya, jadi hal yang disebut di atas yang menjadi corong di dalam fashion show. Makanya fashion show yang ditampilkan bukan memperagakan busana melainkan menampilkan profesi. Sebagai wujud kebanggaannya untuk menunjukkan profesi masing-masing. “Ya kami harapkan untuk perempuan-perempuan, khususnya ibu-ibu, apalagi generasi milenial dan gen Z, supaya tahu bagaimana menunjukkan integritas dan moral diri kita sehingga kita perempuan bisa berkualitas di kemudian hari,” katanya. Gb-MD