“Jembatan Selat Bali Muncul di Laman Wikipedia” PHDI Bali Kokoh Menolak
DENPASAR, MataDewata.com | Pembangunan Jalan Tol Jembatan Selat Bali yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali Kembali menyedot perhatian masyarakat khususnya di Pulau Dewata. Pasca muncul di laman Wikipedia dengan kata kunci pencarian “Jembatan Selat Bali”.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, I Nyoman Kenak menanggapi hal tersebut saat ditemui di Kantor PHDI Provinsi Bali, Rabu (27/3/2024). Dengan nada tegas menyatakan, pihaknya tetap memegang teguh pada prinsip sebelumnya yakni menolak adanya pembangunan Jembatan Selat Bali.
“Semua sudah bersuara, PHDI, KMHDI dan tokoh Masyarakat. Ya semuanya menolak, artinya tidak boleh di bangun. Saya tetap pada prinsip itu,” tegas Ketua PHDI Nyoman Kenak.
Lanjut menilai, rencana jangka panjang pembangunan jalan tol baik di Pulau Sumatera, Jawa dan Bali adalah proyek strategis nasional. Sehingga kokohnya penolakan dari PHDI Provinsi Bali dan seluruh elemen masyarakat khususnya di Bali bukan pada pembangunan jalan tolnya namun pada rencana pembangunan Jembatan Selat Bali saja.
ditegaskan Nyoman Kenak, bahwa apapun bentuk pembangunannya di Pulau Dewata harus mengutamakan keharmonisan alam, sesuai dengan konsep kehidupan umat Hindu yakni Tri Hita Karana. Oleh sebab itu menurutnya Pemimpin Bali dan masyarakat pasti menolak bila tidak sesuai dengan konsep dasar kehidupan masyarakat Bali.
“Kebenaran menurut hukum alam (rta) itu harus selalu ditegakkan untuk keamanan jagat ini. Ya kita punya konsep Tri Hita Karana, menjaga keharmonisan dengan Tuhan (Parahyangan) keharmonisan sesama manusia (Pawongan) dan keharmonisan alam lingkungan (Palemahan), ini yang perlu kita dijaga,” tegasnya lebih lanjut.
Ia juga menggaris bawahi siapapun yang menjadi pemimpin di Bali, khususnya sebagai Gubernur Bali terpilih oleh rakyat (Murdaning Jagat Bali) dan memiliki pemahaman spiritual yang baik pasti menolak pembangunan yang menghubungkan langsung Jawa dengan Bali.
Terbukti pergerakan orang, barang dan aktivitas ekonomi dan lainnya selama ini tetap berjalan tanpa ada jembatan. “Selama ini ekonomi Bali baik-baik saja, semuanya berjalan lancar tanpa harus menghubungkan Pulau Bali dan Jawa dengan Jembatan Selat Bali,” tutup Nyoman Kenak menegaskan. On-MD