Memasuki Tahun Politik KMHDI Denpasar Soroti Dinamika Pesta Demokrasi 2024

DENPASAR, MataDewata.com | Menjelang pagelaran pesta demokrasi 2024, Pimpinan Cabang KMHDI Denpasar bersama Rumah Kebhinnekaan dan Kebangsaan Pasraman Satyam Eva Jayate, melangsungkan diskusi publik dengan tajuk “Menelisik Pemilu 2024 dan Eskalasi Politik Dalam Bingkai Moderasi Beragama” bertempat di Rumah Kakek, Kamis (25/5/2023).

Ketua PC KMHDI Denpasar, I Gusti Putu Putra Mahardika mengungkapkan, diskusi tersebut dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap keberlangsungan demokrasi yang sehat menjelang tahun politik.

Ik-MD-BPD Bali/15/2023/fm

“Kita laksanakan diskusi ini, untuk saling bertukar pikiran tentang bagaimana memitigasi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang terjadi menjelang, dan pasca Pemilu 2024,” ujar I Gusti Putu Putra Mahardika yang akrab disapa Guswah.

Lanjut dirinya mengatakan, anak muda mesti mengambil peran aktif dalam proses Pemilu 2024 mendatang, sebagai wujud kesadaran dan partisipasi kaum muda dalam menjaga dan mensukseskan pesta demokrasi.

“Anak muda harus ikut mengambil peran dalam proses Pemilu 2024 mendatang, kendatipun tidak atau belum berpartisipasi sebagai kontestan (calon Legislatif atau Eksekutif), setidaknya anak muda terlibat sebagai penyelenggara Pemilu,” ujarnya.

Ik-MD-BPB-BDP//17/2023/fm

Lebih lanjut, Ketua KPU Provinsi Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawa, yang dalam diskusi tersebut sebagai salah satu narasumber mengatakan, anak muda harus melek politik, dan mengambil peran dalam Pemilu.

“Organisasi pemuda, terutama KMHDI, mesti menjadi garda terdepan dalam menjaga kondusifitas Pemilu,” terangnya.

Dirinya menegaskan bahwa, anak muda harus hadir ke TPS untuk memilih, dan jeli menilai calon-calon pemimpinnya sebelum memutuskan untuk memilih salah satu diantaranya yang terbaik untuk memimpin selama lima tahun. “Lima menit menentukan lima tahun ke depan,” tegasnya.

Disamping itu, akademisi Universitas Udayana, Efatha Filomeno Borromeu Duarte menerangkan, semua pihak harus tetap mempertahankan konsistensi bangsa dalam menyukseskan pemilu dan mengesampingkan ego sektoral yang berpotensi memecah persatuan bangsa, untuk itu dibutuhkan kedewasaan berpolitik dengan mengedepankan demokrasi politik yang sehat.

“Demokrasi akan terancam oleh sikap oportunisme sebuah bangsa, dan hal tersebut bisa diminimalisir dengan kedewasaan berpolitik,” terangnya. ON-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button