Relawan Sudirta “Door to door” di 3 Desa Kecamatan Rendang

KARANGASEM, MataDewata.com | Menjelang akhir tahun 2020, Anggota Komisi III DPR RI, Wayan Sudirta door to door berbagi bingkisan kecil untuk 20 orang penyandang disabilitas di tiga desa Kecamatan Rendang: Desa Besakih, Desa Pempatan, Desa Menanga, masing-masing beras dan uang taliasih.
Dua puluh penyandang yang terpencar dan hidup sangat berat ini sebagian besar tinggal di tengah perkebunan kaki Gunung Agung. Mereka disambangi langsung Relawan Sudirta: Wayan Ariawan, Nyoman Sutaya dan Putu Wirata Dwikora, didampingi beberapa relawan dan Pengurus Ranting PDI Perjuangan desa setempat.
“Bingkisan kecil ini hanya dukungan dan simpati pada kehidupan dan perjuangan keluarganya yang tentu sangat berat merawat para penyandang disabilitas itu,” ujar Sudirta di Rumah Aspirasi DPR RI Denpasar saat menyerahkan bingkisan kepada Relawan sebelum turun ke lapangan, Kamis (24/12/2020).

Penyandang disabilitas yang menerima bantuan masing-masing di Desa Pempatan diserahkan untuk 12 penyandang, di Desa Besakih 4 penyandang dan di Desa Menanga 4 penyandang. Diantara penyebabnya, ada yang memang sudah disabilitas sejak lahir mengalami “stunting” dan gangguan pertumbuhan sehingga fisiknya lemah, tidak bisa bicara atau mendengar, juga tidak mampu beraktivitas, sehingga hidupnya membutuhkan perawatan orang lain.
Kategori kedua, ada yang disabilitas setelah kecelakaan seperti akibat terjatuh dari pohon dan kecelakaan lalu lintas. Ketiga, ada yang karena struk akhirnya tidak mampu beraktivitas, lumpuh dan lemas. Ada pula ibu muda yang menjadi cacat mental setelah keguguran dan lemah fisik sampai sekarang, ataupun ibu yang mengalami kebutaan tanpa diketahui sebabnya saat usianya 40-an tahun.
Beberapa penyandang mendapat sumbangan dan bantuan dari yayasan kemanusiaan, berupa kursi roda, tempat tidur yang bisa digeser, sampai bantuan untuk pangan lainnya. Namun, jumlahnya memang jauh dari cukup, sehingga menggantungkan hidup dari keluarga. “Kalau keluarganya miskin dan melarat, tentu sangat berat bagi mereka. Kita berharap pemerintah memperhatikan serius nasib warga yang seperti ini,” ujar Mangku Jana Relawan di Desa Menanga didampingi Komang Gunawan Relawan di Desa Pempatan.

Relawan Sudirta yang turun ke lapangan, sangat prihatin menyaksikan kondisi warga penyandang disabilitas tersebut. Apalagi, kebanyakan dari mereka dan keluarganya, hidup dalam tingkat ekonomi dan sosial yang berat dan rendah. Seperti Gadis cilik bernama Komang Artini (6 th), yang berpeluang untuk disembuhkan dari tungkainya yang lumpuh, hanya sesekali dirawat, karena kedua orangtuanya sangat miskin, dan hidup menumpang diatas tanah orang lain di Desa Pempatan.
Begitu pula dengan Putu Alit (18 th), Kadek Mertayasa (18 th), Kadek Beni Artha (24 th), hanya tiduran dan duduk saja di dapur, atau yang cuma duduk diatas kursi roda, tanpa bisa melakukan kegiatan apapun, dan harus dirawat oleh orangtuanya. Nengah Jadra (50 th) di Desa Pempatan dan Nengah Juliarta (47th) di Desa Pempatan, keduanya lumpuh dan kesulitan biaya pengobatan untuk penyembuhannya.
Belum lagi Jadra mengalami komplikasi diabetes, selain lumpuh dan patah tulang, hingga hidupnya semakin menderita. “Bingkisan kecil ini tidaklah seberapa. Mereka berharap, pemerintah hadir dengan program, karena untuk menyambung hidup, mereka sangat berat. Begitu juga soal pengobatannya,” imbuh Wayan Ariawan. Rlws