Puspa Negara Dukung Penuh Ketegasan Gubernur Bali Tolak Beras dan Garam Impor

BADUNG, MataDewata.com | Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB), Puspa Negara salut dan sangat setuju Gubernur Bali, Watan Koster tolak Bulog Bali impor 10 ribu ton beras dari Vietnam karena Bali surplus beras. Dengan catatan Sektor Pertanian mendapat Prioritas tertinggi di APBD BALI dari hulu hingga hilir “20 tahun lagi Pertanian akan menjadi Primadona investasi,’ ujar Wayan Puspanegara mengutip kalimat yang dilontarkan gubernur pada saat pidato dalam Musrenbangnas 22 Mei 2023 di NDCC Nusa Dua.

Lanjut Wayan Puspanegara dengan pertimbangan Bali harus Berdaulat dalam urusan pangan, di mana menurut Gubernur dalam konteks 20 tahun ke depan pemerintah juga harus memikirkan agar Indonesia bisa berdaulat di bidang pangan, bukan lagi ketahanan pangan.

Indonesia diyakini mampu berdaulat di bidang pangan karena Indonesia negara Agraris, tidak semestinya mengimpor beras, garam hingga bawang putih. Tokoh Pariwisata ali ini berharap semua peraturan yang ramah impor harus dirombak secara progresif, menyeluruh agar peraturannya pro rakyat. “Peraturan yang ramah impor itu sangat menyulitkan kita untuk memberdayakan potensi ekonomi daerah,” tegasnya.

Baca juga :  Gemilang di PON XX Papua, Sugawa Korry: Kontingen Bali Harus Diapresiasi Bonus yang Layak
Ik-MD-BPB-BDP//17/2023/fm

“Pertanian dibangun deng serius di hulu tetapi di hilir malah impor beras, sehingga petani kita tidak mampu menikmati harga beras yang baik, karena beras lokal menjadi mahal serta tidak laku dipasaran. Menurut Gubernur bahwa beliau tidak setuju ada beras impor ke Bali, karena Bali surplus beras, kalau Bulog mau beli beras belilah beras dari hasil petani kita di Bali,” tegas Wayan Puspanegara.

Desakan untuk tidak membeli beras dari negara luar, tentu agar rakyat sejahtera. Asumsinya kalau membeli beras lokal maka perputaran ekonomi akan terjadi di dalam negeri, sehingga persoalan impor beras sudah waktunya untuk diakhiri. “Saya sangat setuju, mendukung dan apresiasi atas pernyataan Gubernur ini yang jelas terlihat membela kaum marginal dalam hal ini petani dan pertanian. Terlebih dalam perspektif saya pribadi daerah kita adalah daerah pariwisata yang berbasis budaya dimana budaya Bali bersumber dari budaya pertanian artinya pertanian adalah sektor dasar/fondamen yang harus tetap diperkuat secara berkelanjutan,” terangnya.

BPD-Contact -Center
Ik-MD-CC-BPD-Bali//7/2023/fm

Diungkapkan Wayan Puspanegara Pulau Dewata telah terbukti tangguh di sektor pertanian karena didukung kekuatan dari budaya dari generasi terdahulu hingga kini. Budaya agraris inilah yang membuat Bali unik dan menarik. “Pertanian dalam arti luas memiliki peran esensial dalam kehidupan karena pertanian secara faktual mengandung tiga (3) nilai strategis dan vital yakni sebagai sumber/produksi/penghasil pangan, sebagai pertahanan dan pelestarian lingkungan serta sebagai sumber budaya dasar orang Bali.

Baca juga :  Gandeng Mitra Kerja Profesional, Golkar Bali Semakin Dekat dengan Masyarakat

Begitu esensialnya peran pertanian yg kita belum sadari, maka satu satunya jalan agar kita berdaulat pangan, Lingkungan terjaga dan Budaya Bali Lestari, kita harus memproteksi pertanian, menjaga dan mempertahankan eksistensinya dengan menjadikanya sebagai program prioritas, unggulan dalam setiap tahapan pembangunan/program berbasis Pro Pertanian. Keberpihakan pada pertanian harus absolut, penuh good will/kemauan baik, demi pertahanan lingkungan/ekosistem, keberlangsungan ketersediaan pangan serta pelestarian budaya.

Jadi jika pembangunan di manage dengan tetap Menjadikan pertanian sektor prioritas maka akan muncul inovasi, tatanan dan tatacara pertanian yang dikelola dengan management modern layaknya bisnis yang kuat dalam usaha tani/perusahaan pertanian, sehingga sektor pertanian tidak lagi diidentikan dengan istilah: kotor, tidak bisa kaya, tidak memberi masa depan dan tidak maju maju.

Baca juga :  Dirut PLN Tinjau Posko Utama Kelistrikan KTT WWF, Pastikan Seluruh Sistem Kelistrikan di Bali Andal
Ik-MD-KUR-BPD-Bali//2/2022/fm

“Saya yakin 10 tahun hingga 20 tahun ke depan, sektor pertanian akan menjadi emas, primadona dan diburu untuk berinvestasi, karena pertanian semakin sedikit/langka, sehingga dengan mengelola pertanian berbasis usaha tani profesional maka seorang petani akan bangga menjadi petani,” urainya lanjut menyatakan petani juga bisa menjadi kaya sepanjang didukung kemampuan produksi, diversifikasi usaha serta, pengelolaan pertanian berbasis usaha tani modern.

Oleh karena itu, Anggaran yg ideal, inovasi yg progresif revolusioner harus segera di arahkan pada sektor pertanian. Jika Sektor pertanian bangkit maka kecukupan pangan terjaga, Budaya lestari dan pariwisata tumbuh berkelanjutan untuk memantik pertumbuhan ekonomi daerah berbasis stabilitas ketahanan pangan yang berkelanjutan. “Jadi saya Salut dengan Gubernur untuk Hentikan Impor Beras, Garam dan Bawang Putih dengan keberpihakan pada sektor pertanian secara absolute. Saya amat setuju langkah Gubernur menolak impor 10 ribu ton beras oleh Bulog Bali karena bali surplus beras,” tutupnya. Yd-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button