Waspadai Black Campaign Jelang Pemilu 2024
Humas Polda Bali Gelar Temu Netizen
DENPASAR, MataDewata.com | Menanggulangi adanya Black Campaign jelang Pemilu 2024, Bidang Humas Polda Bali melaksanakan Temu Netizen di Quest Hotel San Denpasar, Selasa (23/5/2023). Acara bertajuk “Cerdas Bersama Netizen Kita Sukseskan Pemilihan Umum Serentak Tahun 2024” juga menghadirkan narasumber dari Siber Ditreskrimsus Polda dan Diskominfos Bali.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes.Pol. Stefanus Satake Bayu Setianto, S.I.K.,M.Si., menyampaikan kepada seluruh netizen agar bijak dalam menggunakan media sosial (Medsos) dan dapat menyaring berita maupun informasi yang diterima. “Di zaman sekarang ini, media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Tentunya hal ini memiliki efek positif maupun negatif yang dapat berdampak buruk bagi masyarakat, bangsa dan negara,” ucap Perwira berpangkat melati tiga itu.
Melalui pertemuan tersebut awak media maupun netizen yang hadir juga diharapkan turut membantu Polri dalam memerangi berita hoaks (hoax) yang bisa saja mengganggu stabilitas keamanan tahapan Pemilu tahun 2024.
Kasubdit Cyber Ditkrimsus Polda Bali dari Kanit III Cyber, AKP Andi Prasetya saat membawakan materi berjudul “Waspada Kejahatan Siber dan Black Campaign Jelang Pemilu 2024” menyampaikan, beberapa kejahatan cyber seperti skamming, pencemaran nama baik, ujaran kebencian, penipuan online, pornografi, penyebaran hoax dan ilegal akses.
Andi Prasetya juga menyampaikan masalah tentang black campaign, dijelaskannya sebagai bentuk atau model kampanye dengan cara membuat suatu isu atau gosip negatif yang ditujukan kepada pihak lawan tanpa didukung fakta atau bukti yang jelas.
Ditegaskannya, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi black campaign. Tim Cyber Ditkrimsus Polda Bali telah melakukan beberapa upaya yakni dengan melakukan tindakan preemtif, tindakan preventif, tindakan represif dan terakhir adalah membuat cyber troops.
Ditanya mengenai black campaign apakah sudah mulai tercium di Bali? Andi Prasetya mengatakan belum ditemukan kasus yang dimaksud. Namun kasus tersebut sudah mulai muncul pada skala Nasional. “Di Bali masih belum, namun di skala nasional sudah mulai muncul. Nah, kita berharap apa yang terjadi di nasional tadi sudah kita pelajari pelan-pelan. Jika sudah tahu arahnya ke mana, kita berharap akan bisa memprotek isu-isu tersebut agar berhenti sampai di luar saja dan tidak masuk ke Bali,” tutupnya. PA-MD