Nyoman Parta Perjuangan Nasib Scurity di Bandara Ngurah Rai

Terancam Putus Kontrak Karena Bertato dan Pernah Bertindik

GIANYAR, MataDewata.com | Sejumlah security Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali mendatangi Rumah Aspirasi saat Manis Kuningan tanggal 21 November 2021. Kedatangan mereka untuk menyampaikan kegelisahan karena terancam kehilangan pekerjaan karena kontraknnya tidak dilanjutkan oleh Pihak Angkasa Pura Support (PT APS) yakni salah satu anak perusahan dari PT Angkasa Pura 1 (persero).

Dihadapan Anggota DPR RI Komisi VI dari Fraksi PDI Perjuangan, I Nyoman Parta, SH, menyampaikan hal yang membuat mereka kecewa dan resah karena adanya surat edaran (SE) dari Angkasa Pura 1 sebagai pemberi kerja yaitu salah satu syaratnnya yang dinilai tidak adil yaitu tidak bertato dan pernah bertindik.

Baca juga :  Nyoman Parta Desak Pemerintah Stabilkan Harga Minyak Goreng

Menurut Wayan Suatrawan dan Agus Amik Santosa yang mengkoordinir teman-temannya mengatakan, bahwa mereka adalah Scurity Avsec yang sudah bekerja di Airport 13 hingga 20 tahun lamanya dan tidak pernah ada masalah. Sementara mereka sudah bertato dan pernah bertindik saat sebelum menjadi Scurity Avsec dan mereka telah memiliki lisensi.

“Mereka mewakili 136 orang security dan informasinnya jumlah scurity yang terancam tidak dilanjutkan lebih dari 300 orang yang akan dihentikan kontraknnya,” ujar Nyoman Parta sebagai salah satu Anggota Dewan yang bermitra tugas dengan Kementerian BUMN, Senin (22/11/2021).

Ia menjabarkan dan sangat menyayangkan adanya rencana menghentikan kontrak bagi mereka karena beberapa hal, yakni pertama karena alasan bertato dan ada bekas tindik. Dinila dalam situasi sekarang sudah tidak relevan, karena mereka sudah ada yang bertato dan pernah bertindik pada saat awal menjadi Scurity Avsec. “Lagian tatonnya juga tidak terlihat ketika menggunakan seragam. Masak gara-gara gambar burung kecil dilengan tidak dilanjutkan kontraknnya,” jelasnya.

Baca juga :  Dishub Denpasar Siagakan Petugas LPJU Saat Nyepi
Ucp-MDGK-NP//10/2021/fm

Kedua, mengapa dalam kondisi seperti saat ini justru ketika AP 1 Ngurah Rai mulai ada pemasukan karena kedatangan wisatawan domestik yang terus beranjak bangkit. Ketiga, ia menilai agak lucu dan cendrung diskriminatif persyaratan tidak bertato dan pernah ada tindik. Hanya untuk mereka tenaga kontrak saja, sedangkan di Angkasa Pura 1 banyak juga scurity yang sudah jadi tenaga tetap juga memiliki tato ditubuhnya.

Baca juga :  Bandara Ngurah Rai Resmikan Concordia Lounge di Terminal Internasional

Kempat, mereka yang terancam tidak dilanjutkan kontraknnya sebagian besar adalah warga lokal Bali dan rata-rata sudah berkeluarga dan memiliki anak. “Saya menduga rencana ini untuk menghindari beban pembayaran BPJS dan kemudian merekrut tenaga baru yang masih muda. Saya akan menyampaikan dengan APS dan pihak Angkasa Pura 1 serta juga Kementerian BUMN untuk meninjau persyaratan itu. Karena tidak adil, cendrung diskriminatif dan tidak manusiawi,” tutup wakil rakyat di senayan asal Gianyar itu. Np-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button