Bangkit dan Kuatkan Daya Saing, Prof. Sri Darma Arahkan UMKM Bertransformasi ke Digital
DENPASAR, MataDewata.com | Bangkit lebih kuat agar dapat terus trumbuh pasca pandemi Covid-19 Guru Besar sekaligus Direktur Pacasarjana Universitas Pendidikan Nasional Denpasar (Undiknas University), Prof. Gede Sri Darma, D.B.A., menekankan agar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM harus bertransformasi ke digital marketing. Hal tersebut disampaikan saat ditemui di kampusnya, Senin (22/5/2023).
Prof. Sri Darma lanjut menyampaikan, UMKM adalah kekuatan ekonomi kerakyatan yang paling dominan untuk menopang perekonomian bangsa. Namun, dengan hadirnya pandemi Covid-19 mengajarkan banyak pihak untuk segera melakukan transformasi digital marketing agar mampu bersaing di era globalisasi. “UMKM manapun yang tidak bertransformasi digital, menggunakan alatnya dalam arti kata marketingnya, maka akan Sayonara (ketinggalam, red),” tegasnya.
“Mereka boleh memproduksi apapun bentuknya, dari industri A, industri B, sampai industri Z, tapi marketingnya harus dilakukan dengan cara digital,” lanjut Prof. Sri Darma. Hal ini harus dilakukan karena sekarang merupakan zaman dimana seseorang membutuhkan sesuatu yang praktis, efisien dan efektif bagi dua belah pihak, baik itu konsumen maupun produsen. Dengan adanya digital marketing ini maka akn mempermudah produsen dalam memasarkan produknya dan mempermudah konsumen untuk memperoleh barang dengan spesifikasi yang diinginkan.
“Dari sisi produsen, mereka akan lebih mudah. Nah dulu kan promosi, plangnya besar-besar, sekarang tidak perlu, dia hanya perlu menyewa admin saja atau dia gunakan virtual office kantor bersama, dia bayar sebagai digital marketingnya kalau barangnya laku. Jadi dapat dimaintenance secara bagus maka dia akan mendapatkan banjir pesanan,” tegas pengamat ekonomi dan pembangunan ini.
Mantan Rektor Undiknas university ini juga mengungkapkan, selain bertransformasi ke digital marketing, pelaku UMKM harus memperhatikan 3 hal yang harus dilakukan dalam memperkuat usahanya yakni unik, berbeda dari yang lain dan memiliki value atau nilai.
Pasca pandemi, banyak pelaku UMKM mengeluhkan laba bersih yang mereka dapatkan menurun. Menurut Sri Darma, hal ini dapat terjadi karena semakin banyak orang atau pelaku UMKM yang melakukan pekerjaan yang sama karena mudah untuk ditiru atau dalam arti kata saat ini sedang terjadi hyper competition. “Bisnis yang baik kan bisnis yang tidak mudah ditiru. Banyak pesaing maka cuannya akan otomatis berkurang,” tegasnya.
“Seandainya bisnis itu tidak mudah ditiru, kemudian unik, kemudian different (berbeda dengan yang lainnya), berbeda produknya, berbeda pelayanannya, saya yakin cuannya akan tinggi,” tutup Prof. Sri Darma. PA-MD