Sabha Kretha Sulinggih Hindu Dresta Bali Terbentuk
DENPASAR, MataDewata.com | Terbentuknya Sabha Kretha Sulinggih Hindu Dresta Bali oleh Sulinggih Dresta Bali semua Pasametonan adalah untuk guyub dan rukun menjaga Hindu Dresta Bali dan ngayahin umat Hindu di semua Kahyangan Jagat sampai Kahyangan Desa di Bali. Bersama-sama menjaga tradisi budaya Hindu Dresta Bali dari pengaruh aliran luar dan dresta gado-gado agama yang tidak sesuai dengan warisan leluhur Bali dan Nusantara.
Sabha Kretha Sulinggih Hindu Dresta Bali bertujuan; 1.Mengembalikan sistem Diksa pariksa yang sesuai dengan dasar susastra dan Dresta Bali yang telah di miliki oleh masing masing organisasi pesemetonan yang ada di Bali. 2. Menyelamatkan adat istiadat, tradisi, budaya, serta kearifan lokal tetamian Leluhur Lelangit Bali. 3. Secara bersama-sama mampu menjaga taksu Hindu Dharma, khususnya Hindu Dresta Bali, untuk kesatuan dan persatuan serta kejayaan tanah-air Indonesia, untuk merawat keberlangsungan kebhinneka-tunggalikaan Nusantara.
Sabha Kretha Sulinggih Hindu Dresta Bali merupakan wadah khusus bagi Paruman Para Sulinggih Hindu Dresta Bali dan tidak ada pengurusnya Walaka. Kepengurusannya bersifat kolektif kolegial, ada di tingkat Provinsi Bali sampai Kabupaten/Kota di seluruh Bali.
SABHA KRETHA SULINGGIH HINDU DRESTA BALI
Ha. Sabha Dang Upadhyaya :
1. Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun
2. Ida Pedanda Gede Putra Dhalem.
3. Ida Pedanda Gede Sikara.
4. Ida Sinuhun Sira Mpu Nabe Pande Dharma Daksi.
Na. Sabha Dang Kretha
Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Acaryananda
Ca. Sabha Widhata.
Ida Rshi Agung Pinatih Kusuma Yoga
Ra. Sabha Dangacharya
Ida Pandita Dukuh Prateka Pangkung Perabhu.
Ka. Sabha Kawiyastra
Ida Rshi Kertha Bhuwana
Da. Sabha Dharma Sunu
Ida Jro Gede Sengguhu Tumburuasa (Bali Aga).
Sabha Kretha Sulinggih Hindu Dresta Bali ini di berbagai tingkatan masing-masing diorganisir oleh 9 (Sembilan) Sulinggih dari Pasametonan Hindu Dresta Bali. Para Sulinggih ini dipastikan lahir dengan sistem Padiksaan yang sesuai dengan dasar Susastra dan Dresta Bali dari masing-masing organisasi Pesemetonan yang telah diwariskan oleh para Leluhur Lelangit di Bali.
Kehadiran Sabha Kretha Sulinggih Hindu Dresta Bali untuk bersinergi bersama sama dengan Majelis Desa Adat dan Desa Adat seluruh Bali menjaga kerajegan agama, adat-istiadat, dresta, tradisi, seni budaya, serta kearifan lokal yang diwariskan oleh Leluhur Lelangit Bali, mengukuhkan dan menguatkan secara sungguh-sungguh kedudukan, peran adat dan menjadikan Bali kembali menjadi Padma Bhuwana, Pusat Peradaban Dunia. Menata kembali Bali berdasarkan tattwa (filosofi) Pulina Bali sebagai dasar pedoman mengukuhkan pelaksanaan Dresta gama-nigama Bali.
Pasamuhan Uttama Sulinggih Hindu Drestha Bali yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, tersebut dihadiri oleh 50-an Sulinggih Dresta Bali dari Pasametonan-Pasametonan yang ada di Bali, antara lain: Ida Pedanda Siwa, Ida Pedanda Buddha, Ida Pandita Mpu Pasek, Sira Mpu Pande, Ida Rsi Bhujangga, Ida Rsi Agung, Ida Bhagawan, Ida Dukuh, dan Jro Sengguhu, perwakilan dari Bali Aga. Para Sulinggih ini berasal dari seluruh Kabupaten/Kota di Bali. Beliau berharap program kerja Sabha Sulinggih ini bisa di sinergikan dengan Visi, Misi dan Program Pembangunan Pemerintah Provinsi Bali yaitu ” Nangun Sat Kerthi Loka Bali ” agar bisa bersama sama dengan para Sulinggih Dresta Bali menjaga tradisi budaya Hindu Bali. Ks-MD