Perangi Bau Sampah, TPA Suwung Disemprot Eco-Enzyme

DENPASAR, MataDewata.com | Bali selalu menjadi kiblat dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan. Sehingga disasar menjadi pulau pertama di dunia yang mengimplementasikan penggunaan Eco-Enzyme (cairan hasil fermentasi limbah organik).

Hal ini disampaikan Koordinator Komunitas Eco-Enzyme Nusantara Provinsi Bali, Jokoryanto saat pembukaan gerakan ujicoba aplikasi penyiraman tersebut pada tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar, Minggu (21/2/2021).

Kegiatan Eco-Enzyme Nusantara Provinsi Bali ini dilaksanakan bekerjasama dengan Magister Sains Pertanian Universitas Warmadewa dan Pemerintah Provinsi Bali. Diterangkam Jokoryanto, penyiraman dengan Eco-Enzyme tidak saja memerangi (mengurangi) baun sampah namun mampu membantu mengurai berbagai bahan kimia yang terkandung pada sampah, bahkan bisa membuat tanah menjadi subur.

Baca juga :  Pegadaian Sukseskan Program Vaksinasi Nasional

“Bisa menetralisir air lindi yang dihasilkan oleh sampah. Bahkan dia bisa mengurai banyak polutan udara,” terang Jokoryanto seraya lanjut mengatakan pengaplikasian Eco-Enzyme di TPA Suwung juga diharapkan dapat membantu mempercepat proses dekomposisi, sehingga volume sampah dapat dikurangi.

Sementra itu, pada kesempatan sama Kepala UPTD Pengelolaan Sampah DKLH Provinsi Bali, Ni Made Armadi, S.P., M.Si menyatakan upaya penyiraman Eco-Enzyme sebagai langkah awal yang luar biasa. Dinilai sangat membantu para pekerja di TPA, karena selama ini para pekerja di sana harus menghadapi bau yang tidak sedap, panas serta paparan gas metan.

Baca juga :  Pusat Edukasi Eco Enzyme Nusantara Provinsi Bali Diresmikan

“Yang tidak kalah pentingnya itu adalah gas metan, ini yang paling membahayakan kesehatan. Itu bisa menghasilkan ledakan yang luar biasa, bisa mencemari udara dan menimbulkan emisi gas rumah kaca. Dimana emisi gas rumah kaca ini bisa menimbulkan pemanasan global dan pemanasan global ini akan mempengaruhi iklim” jelas Armadi.

Armadi berharap langkah awal yang dilakukan di Bali ini akan menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya di Indonesia. Namun langkah awal yang dilakukan di Bali ini semestinya dilakukan secara berkelanjutan. Apalagi penyiraman Eco-Enzyme juga ditindaklanjuti dengan kajian akademis yang dilakukan oleh Magister Sains Pertanian, Universitas Warmadewa.

Baca juga :  LPKA Karangasem Panen Eco Enzyme untuk Bersihkan Sungai

Ketua Prodi Magister Sains Pertanian, Universitas Warmadewa, Dr. Ir. I Dewa Nyoman Sudita, M.P., menyampaikan bahwa kajian akademis menjadi penting untuk mengetahui efektivitas dari penggunaan Eco-Enzyme. Hasil kajian akademis akan menjadi rekomendasi dalam pengelolaan sampah dengan Eco-Enzyme ke depannya.

“Pembuangan sampah dengan tumpukan sampah akan menghasilkan air lindi, ini kita ukur dan memberikan kajian akademis. Dampak sampah ini mempengaruhi kualitas lingkungan dan kesehatan manusia,” pungkasnya. Tm-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button