Film Dokumenter “Segara Gunung” Kisah Inspirasi Tayang Februari 2023 di Seluruh Indonesia

Kisah Hidup Nengah Puspayasa Penuh Kasih

DENPASAR, MataDewata.com | Mengisahkan perjalanan hidup seorang pria di Desa Kelecung, Tabanan, Bali bernama Nengah Puspayasa (Pak Puspa) yang dilahirkan dari Rahim seorang Ibu berusia 70 tahun. Film Dokumenter ini digarap Lex Film yang disutradarai pria berkewarganegaraan Kanada, Stephen R. Coleman. Segara Gunung (Between The Mountain And The Sea – Death Is Not The End) menjadi mahakarya film dokumenter kedua Lex Film.

“Terlahir dari Rahim ibunya yang telah berusia 70 tahun, seorang pria Bali menjalani kehidupan penuh keajaiban sejak lahir sampai meninggal,” ujar Stephen pada preview babak I film “Segara Gunung” yang ditayangkan di Ruang Cinema Dharma Negara Alaya Denpasar, Selasa (20/12/2022).

Baca juga :  Ikatan Istri Karyawan Bank Mandiri Kunjungi PKB

Keajaiban perjalanan hidup Pak Puspa menarik perhatian Stephen untuk mengangkatnya menjadi film dokumenter. Ketika untuk pertama kalinya ia menginjakkan kaki di Desa Kelecung, dan merasakan ada sesuatu hal yang magis tentang tempat tersebut dan menemukan jawabannya setelah bertemu Pak Puspa.

Diceritakan bersama dengan putri sulung Pak Puspa, ia melakukan wawancara selama dua jam untuk menceritakan kisah hidup sanga ayah. “Suatu pagi, sembari menyeruput segelas kopi, saya bertanya kepada Pak Puspa apakah ia berkenan menceritakan kisah kehidupannya di depan kamera,” ungkap Stephen.

Ik-MD-BPD Bali-BP//1/2022/fm

Di tengah perjalanan mengambil gambar untuk film tersebut, Pak Puspa meninggal secara mendadak dalam tidurnya yang lelap (17 Januari 2021). Hal itu kemudian membuat Stephen untuk memutuskan dua tahun waktu berharganya memproduksi film dokumenter yang mengisahkan kehidupan Pak Puspa.

Baca juga :  Makna Memotong Babi Saat Penampahan Galungan

Pada pemutaran preview yang berdurasi sekitar 3 menit, dikisahkan perjalanan hidup Pak Puspa yang lahir dari seorang perempuan berusia 70 tahun. la sempat menempuh D1 di IKIP Malang dan kemudian balik ke desanya. Puspa juga fasih berbahasa Inggris karena pernah bekerja di Kuta sebagai pengurus penginapan yang tamunya kebanyakan wisatawan asing.

Berlatar di Desa Kelecung, Segara Gunung menampilkan keindahan visual yang mempesona dengan balutan kenangan pilu penduduk desa setempat yang mencekam yang mampu membuat pemirsa merasa takjub. Diceritakan pula, Pak Puspa yang memutuskan memeluk agama Kristen dan menikah dengan seorang perempuan dari luar Bali. “Rencananya film ini akan diputar di seluruh Indonesia pada Februari 2023,” terang Stephen.

Baca juga :  Sekda Adi Arnawa Hadiri Lomba Kreativitas Seni PKK Bhineka Asri

Produser Film Segara Gunung, Anik Puspawardani yang juga anak Pak Puspa mengatakan film dokumenter yang rampung digarap itu sangat bermakna bagi keluarganya. “Film ini mengisahkan tentang kehidupan, meski Pak Nengah Puspayasa sudah meninggal, namun ajaran kasih maupun warisan tentang kehidupannya tidak berhenti. Warisan itu tetap ada dan memberikan arti tersendiri bagi orang-orang yang ditinggalkan,” ungkap Aniek. Lx-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button