Pasubayan Bendesa Kutuk Pelecehan Agama Hindu

GIANYAR, MataDewata.com | Pasubayan Bendesa se-Kecamatan Gianyar ngerudug kantor Majelis Desa Adat (MDA) dan PHDI Kabupaten Gianyar, Sabtu (17/4/2021). Pasubayan menyampaikan aspirasi dan pernyataan sikap terkait video viral Desak Made Darmawati yang melecehkan Agama Hindu. Bendesa Alitan MDA Kecamatan Gianyar, Ngakan Putu Sudibya mengatakan sah-sah saja seseorang pindah agama. Namun yang disayangkan, Desak Made Darmawati yang pernah memeluk Agama Hindu justru melecehkan Agama Hindu setelah menjadi mualaf.

Pernyataan sikap disampaikan kepada lembaga umat PHDI Gianyar dan MDA Gianyar. Dalam bentuk tertulis terdiri dari beberapa poin. “Ini bentuk pernyataan sikap kami, sangat menyesalkan dan mengutuk keras pernyataan yang sangat terang benderang melecehkan Agama Hindu Bali,” jelas Ngakan Sudibya.

Baca juga :  Kapolda Bali Atensi Pengaduan Terkait "Video Desak"

“Kami harap untuk segera diambil tindakan hukum terhadap video viral tersebut. Karena dari sisi pernyataan, sangat menyesatkan cenderung berhalusinasi,” ungkap Bendesa Adat Suwat ini. Lebih-lebih, Desak Made Darmawati terungkap berasal dari Gianyar. “Kami sebagai warga Gianyar malu, merasa tertampar. Ada warga Gianyar yang menistakan agama,” ujarnya. Ngakan Sudibya pun mendesak pernyataan sikap ini segera ditindaklanjuti.

Ucp/MD-GK-RA//14/2021/f1

Ketua PHDI Gianyar, I Wayan Ardana memastikan akan memfasilitasi pernyataan sikap ini, menyampaikan dan meneruskan ke Polres Gianyar. “Karena memang video tersebut memang nyata mengganggu kenyamanan masyarakat, khususnya di Gianyar. Nyata memberikan wejangan di publik, tanpa dasar. Banyak salah tidak ada sumber, justru itu bisa masuk kategori penistaan, karena ajaran yang adi luhung diomongin seenaknya tidak berdasarkan sastra,” terang Wayan Ardana.

Baca juga :  Komunitas Seni Nyenit Nyenir Banjar Sulangai, Bawakan Joged Bumbung Tradisi di PKB ke-46

PHDI Gianyar sebagai lembaga umat akan meneruskan sesuai tuntutan masyarakat. “Kita sampaikan ke para pihak, kita fasilitasi agar penegak hukum ambil langkah cepat. Agar jangan sampai timbul masalah ikutan,” ujar mantan Sekwan Gianyar ini.

Ucp/MD-GK-DL//14/2021/fm

Di sisi lain, Wayan Ardana pernah bertetangga dengan keluarga Desak Made Darmawati di pondokan Giri Kesuma Banjar Badung, Desa Melinggih, Kecamatan Payangan. “Masa kecilnya dulu saya tahu. Bertetangga karena saya kecil tinggal di Giri Kesuma. Ibu Desak ini lahir dan tinggal di sana,” terangnya.

Masa kecil Desak Made Darmawati, sepengetahuannya biasa-biasa saja. Wayan Ardana mengaku kenal hingga tamat SMA. “Sampai tamat SMA di Payangan, kemudian diajak kakaknya ke Jakarta. Sejak saat itu sampai sekarang tidak pernah ketemu, wajah pun saya lupa,” ungkapnya.

Baca juga :  Sanggar Seni Majalanggu Duta Kabupaten Badung Tampilkan “Arja Cupak” dalam Pergelaran Revitalisasi Kesenian Klasik
Ucp/MD-GK-TW//14/2021/f1

Sehingga sebagai mantan tetangga, pihaknya kaget mendengar polemik ini. “Karena waktu kecil tidak selincah itu. Mungkin karena sudah jadi dosen. Sangat disayangkan, apalagi sudah doktor bicara tanpa dasar,” ungkapnya.

Wayan Ardana berharap Desak Made cepat menyadari diri. “Mudahan beliau cepat sadar, bagaimanapun dia saudara. Mudahan ingat dengan NKRI. Kami PHDI doakan semua baik-baik saja, masyarakat jangan anarkis mengingat masih pandemi. Semua aspirasi kami pasti teruskan,” jelasnya. Bs-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button