Perkuat Kebersamaan “BPR Kanti is Back” Percepat Pemulihan Ekonomi Bali
DENPASAR, MataDewata.com | Kredit tumbuh 48%, aset tumbuh 52%, dana pihak ketiga tumbuh 30% dengan NPL terjaga di 2% menjadi laporan membanggakan yang disampaikan Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba pada acara Stakeholder Gathering 2022 bertajuk “BPR Kanti is Back” yang dilaksanakan di Hongkong Garden, Denpasar, Senin (15/8/2022). Kegiatan yang dihadiri berbagai stakeholder dari PT. BPR Sukawati Pancakanti ini juga dimeriahkan Pengundian Tabungan ArisanKU Bersama BPR Bali dengan pengundian dua buah mobil serta hadiah lainnya.
Tampak hadir Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) serta undangan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah VIII Bali Nusra, DPD Perbarindo Provinsi Bali, para petinggi BPR dari seluruh Bali, karyawan dan perwakilan nasabah BPR Kanti serta undangan lainnya. Acara tersebut ditujukan untuk memperkuat kebersamaan mendukung berbagai upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi Bali yang sempat terpuruk akibat dampak pandemi Covid-19.
Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba mengatakan Stakeholder Gathering 2022 mengangkat semangat BPR Kanti is Back menjadi ajang melaporkan kinerja BPR Kanti kepada nasabah, pemerintah dan stakeholder terkait sebagai komitmen meningkatkan pelayanan prima. Ia mengakui sejak awal pandemi Covid-19 melanda Negeri utamanya di Bali pihaknya juga mengalami kesulitan likuiditas dengan berbagai tekanan, namun akhirnya bisa dihadapi dan dilalui dengan baik. “Ekonomi Bali mulai tumbuh dan harus jadi perhatian bersama-sama, perlu Bali mendapatkan perhatian khusus,” ujar Made Arya Amitaba.
Ia melaporkan di tahun 2022 ini BPR Kanti mengalami pertumbuhan positif dimana kredit tumbuh 48%, aset tumbuh 52%, dana pihak ketiga tumbuh 30% dengan NPL (kredit macet) terjaga di angka 2% saja. Kredit secara year on year tumbuh Rp132 miliar dari permohonan masuk sebesar Rp506 miliar. “Jadi ada Rp403 miliar yang kami reject, yang kami tolak. Jadi hampir 80% kami tolak, dengan 68% nasabah yang kami tolak. Ini menunjukkan apa, jadi sebagai gambaran ekonomi Bali butuh perhatian khusus. Jadi di jaman pandemi Covid ini kita harus bener-benar seperti memeras batu namun harus kita lakukan demi kita harus tetap hidup,” tegasnya.
Lanjut menyampaikan kinerja jajarannya yang mampu menjaga pertumbuhan hampir mencapai 50% ini belum pernah terjadi, bahkan di jaman normal sekalipun sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Selanjutnya terkait Pengundian Tabungan ArisanKU Bersama BPR Bali, Made Arya Amitaba mengungkapkan menjadi produk Bersama yang diluncurkan pada Januari 2021 sebagai upaya memberikan semangat untuk terus bangkit dan bertumbuh pasca panemi Covid-19. “Ini merupakan bagian produk BPR Kanti yang banyak memberikan manfaat,” imbuh Arya Amitaba.
Pada kesempatan itu Kepala Divisi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi BI Bali, Agus Sistyo Widjajati menyatakan pertumbuhan ekonomi nyata di BPR Kanti. “Tahun lalu memberikan satu mobil sekarang memberikan dua mobil. Ini artinya ada pertumbuhan ekonomi yang nyata di BPR Kanti,” pujinya. BI juga mengapresiasi BPR Kanti yang sudah melakukan digitalisasi sebagai salah satu tuntutan inovasi dari nasabah dalam mempermudah transaksi. Terlebih dukungan dari BI untuk digitalisasi produk, digitalisasi market dan digitalisasi transaksi.
Sementara Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah VIII Bali Nusra, Giri Tribroto mengapresiasi konsistensi dan eksistensi dari BPR Kanti dalam menggerakkan perekonomian daerah serta membantu menjaga optimisme lembaga keuangan menghadapi pandemi Covid-19. “Ternyata benar BPR ini masih mengakar kuat dan masih dibutuhkan masyarakat dilihat dari jumlah kantor yang sama di masa pandemi dan setelah pandemi. Dana pihak ketiga juga terus bertumbuh, penyaluran kredit BPR di Bali juga sudah mencapai Rp12 triliun rupiah,” papar Giri Tribroto.
Banjir apresiasi penutup atas kinerja BPR Kanti disampaikan Wakil Gubernur Bali Cok Ace, menurutnya BPR yang dinahkodai Made Arya Amitaba yang kini sudah memulai ekspansi usaha ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terbukti turut terdepan membantu menggerakkan perekonomian Bali yang sebagain besar lokomotifnya di sektor pariwisata. Ia juga mengatakan pandemi Covid-19 memberikan pelajaran penting dalam pengelolaan keuangan baik di sektor swasta maupun pemerintah. “Sebelum pandemi, ekonomi Bali luara biasa, pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional, pengangguran paling rendah, tapi saat pandemi sangat terpuruk. Jadi tugas kita ikut membantu mempercepat pemulihan ekonomi Bali,” papar Cok Ace.
Fokus ke depan dari BPR Kanti untuk terus bisa berbagi, membantu dan melayani. Berbagi pengetahuan di Pusdiklat, membantu BPR dan koperasi serta melayani perseorangan maupun lembaga. “Kami terus berkarya memberikan yang terbaik,” terang Arya Amitaba lanjut menyampaikan BPR Kanti sebagai bank komunitas ingin lebih memberikan manfaat bagi semua pihak, baik bagi masyarakat, UMKM, koperasi dan BPR serta pihak lain. “Yang punya dana simpan di BPR Kanti dan yang butuh dana datang ke BPR Kanti untuk ikut menggerakkan perekonomian daerah,” ajak Amitaba.
BPR Kanti juga akan terus menghadirkan inovasi produk terbaru sesuai kebutuhan masyarakat dan nasabah. Salah satunya dengan merancang produk Kredit Bersama dengan BPR dan Koperasi, didukung penuh oleh ILO atau organisasi buruh internasional. “BPR Kanti juga mencetak SDM, bankir yang profesional dan melayani dengan hati serta mampu mencapai aktualisasi diri,” ungkap Arya Amitaba lantas menambahkan BPR Kanti juga sudah menyiapkan Roadmap Digitalisasi. Menargetkan jadi BPR terbaik dari sisi kualitas pelayanan dan kinerja, agar BPR Kanti jadi kebanggaan Bali dan stakeholder. Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatangan MoU antara BPR Kanti dengan Law Firm Lembaga Keuangan Indonesia terkait kerjasama dalam bidang penanganan hukum di BPR karena banyak masalah kredit baik karena pandemi maupun moral hazard.
Sebagai implementasi kerjasama ini, Law Firm Lembaga Keuangan Indonesia siap memberikan bantuan konsultasi hukum gratis kepada nasabah likuid dari BPR Kanti, hingga memberikan pendampingan dan edukasi hukum kepada pengelola BPR dan koperasi. “Lembaga keuangan harus siap menggugat dan digugat untuk mempertahankan eksistensi lembaga keuangan mikro. Dan besok kita adakan diskusi hukum di Pusdiklat untuk antisipasi persoalan kredit,” tutup Made Arya Amitaba. Bk-MD