Bupati Tabanan Apresiasi Karya Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya Gabungan 2 Desa dan 5 Banjar Desa Adat Belayu

TABANAN, MataDewata.com | Kehadiran Murdaning Jagat Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE.,MM., dalam mengiringi pembangunan di masyarakat secara konsisten terus dibuktikan. Seperti yang terlihat pada Selasa (16/1/2024) pagi, Bupati Tabanan Ngupasaksi Uleman Karya Ngaben Bersama Sawa Pranawa Agung, Atma Wedana (Memukur) lan Manusa Yadnya Kerti Panca Pasa Pitra Yadnya Desa Adat Belayu, Marga yang dipusatkan di Wantilan Pura Prajapati Apit Toya, Desa Adat Belayu, Marga, Tabanan.

Karya Ngaben Bersama, Pitra Yadnya yang dirangkaikan dengan Karya Manusa Yadnya, dipuncakkan pada tanggal 17 Januari 2024 dan sudah dimulai sejak 25 Desember di tahun 2023 lalu. Turut dihadiri oleh Perwakilan PJ Gubernur Bali, Ketua DPRD Provinsi Bali dan salah satu Anggota, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan dan salah satu anggota, Asisten 2, Para Kepala OPD terkait dan Kepala Bagian di lingkungan Pemkab Tabanan, beserta Camat dan unsur Forkopimcam Marga, Perbekel, Bendesa Adat serta Tokoh masyarakat setempat.

Baca juga :  Bupati Sanjaya Hadiri Karya Ngenteg Linggih Krama Wanasari
Ik-MD-BPD Bali-BI//1/2023/fm

Karya Agung yang dikatakan terhitung massif tersebut, dipuput oleh Ida Pedanda Gede Made Paketan dari Griya Gede Belayu dan Ida Pedanda Gede Putra Gel-Gel dari Griya Kelodan Belayu. Yang menarik dari karya Agung ini, selain dipenuhi dengan antusias warga, Karya juga dilaksanakan pertama kali dengan menggabungkan 5 banjar dan Dua Desa, yakni Banjar Batannyuh dan Banjar Umadiwang yang termasuk dalam Desa Batannyuh dan Banjar Pekandelan, Peken dan Gunung Siku dan termasuk ke Desa Peken, namun masih satu Desa Adat, yakni Desa Adat Belayu.

Dengan mengedepankan gotong-royong dan kebersamaan warga, Karya diikuti oleh 121 sawa gede dengan iuran yang dikenakan masing-masing sawa sebesar Rp4 juta. Dilanjutkan dengan peserta Ngelungah sebanyak 7 diri, dengan jumlah biaya sebesar Rp1,2 juta dan Meparisuda sebanyak 38 peserta dengan biaya masing-masing Rp1,1 juta. Tak hanya itu, karya yang juga dirangkaikan dengan Upacara Manusa Yadnya tersebut diikuti oleh peserta Metelubulanan sebanyak 40 peserta dan juga Metatah atau Mesangih sebanyak 56 peserta.

Baca juga :  Pemerintah Kabupaten Tabanan Hadiri "Mepandes Bersama Krama Tabanan"
Ik-MD-BPB-BDP//17/2023/fm

Di kesempatan itu, orang nomor satu di Tabanan, sampaikan apresiasi yang sangat baik kepada warga setempat atas kerjasama yang luar biasa, mampu menyelenggarakan karya gabungan dari 2 Desa dan 5 Banjar ini. Baginya, pelaksanaan Karya Agung tidak hanya perwujudan kewajiban kita sebagai umat Hindu Bali dalam memberikan penghargaan bagi sang leluhur, namun juga sebagai bentuk pelestarian tradisi, Adat, Agama dan Seni Budaya yang ada di Tabanan.

“Hari ini, saya Bupati Tabanan datang Ngupasakasi Pitra Yadnya, pengabenan bersama yang sangat luar baisa. Karena ada sawa sampai 121 dari 2 Desa dan 5 Banjar, semuanya kompak bersatu. Membuktikan bahwa konsep para leluhur kita di masa lalu dalam membangun karya secara gotong royong, tujuannya yaitu meringankan beban masyarakat. Bayangkan dengan biaya di bawah 10 juta kita sudah bisa membangun karya yang sangat agung sekali,” terang Sanjaya saat itu.

Baca juga :  Rektor ‘Kun’ Adnyana Bangga Melepas Generasi Gemilang Indonesia

Pihaknya juga menekankan, bahwa Pemerintah selalu hadir untuk memberikan kontribusi, senantiasa mengayomi dan membantu meringankan beban masyarakat, saling bersinergi. Masyarakat berkewajiban ngewangiang leluhur dalam bentuk iuran, karena tidak boleh gratis, jadi wajib harus Meyadnya.

Begitu juga Pemerintah hadir mengayomi, ini pola pendekatan gotong-royong yang luar biasa dan harapan Pemerintah agar saat masyarakat melaksanakan karya, semua bisa menjadi ringan dalam segi materi dan dilaksanakan secara tulus ikhlas.

Bersamaan dengan itu, I Nyoman Semadi selaku Ketua Panitia dan perwakilan dari masyarakat, sampaikan ucapan terimakasihnya atas kehadiran Murdaning Jagat beserta jajaran saat itu. Pihaknya juga mengakui pelaksanaan karya ini sudah rutin dilakukan dan masuk dalam Perarem Adat.

“Tujuannya penggabungan 5 Banjar ini artinya agar Pitra Yadnya ini bisa dipercepat dan saya sangat menghargai sekali masyarakat semua memberikan support dan dukungan. Karya ini juga diperuntukkan bagi rakyat, untuk membantu meringankan beban masyarakat dalam melaksanakan karya,” sebutnya saat itu. Ht-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button