Wakil Menteri HAM Sampaikan Peran Penting HAM dalam Pembangunan
Merajut Masa Depan Indonesia
BALI, MataDewata.com | Kegiatan bertajuk “Merajut Masa Depan Indonesia” yang diselenggarakan oleh Tri Hita Karana berlangsung dengan sukses di Three Mountain Pavilion, Kura-kura Bali. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Menteri HAM, HE Mugiyanto, Menteri Komunikasi Digital, Meutya Hafid, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie dan Presiden United In Diversity Foundation, Tantowi Yahya.
Kegiatan ini bertujuan untuk membahas dan merancang langkah-langkah strategis dalam menghadapi tantangan dan peluang bagi kemajuan Indonesia di masa depan. Acara ini berfokus pada membahas pembangunan sumber daya manusia, penguatan teknologi serta pengembangan komunikasi digital sebagai bagian integral dalam transformasi sosial dan ekonomi negara.
Sebagai narasumber, HE Mugiyanto, Wakil Menteri HAM, menyampaikan pandangan penting tentang peran hak asasi manusia dalam pembangunan Indonesia ke depan. Menurutnya, saat ini banyak yang menganggap bahwa HAM hanya membahas pelanggaran yang terjadi di masa lalu, tetapi HAM juga membahas upaya membangun masa depan yang lebih inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan.
“Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap individu tanpa terkecuali. Oleh karena itu, pembangunan yang kita rancang ke depan harus berlandaskan pada prinsip-prinsip hak asasi manusia yang memberikan perlindungan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah tengah berupaya memastikan bahwa HAM menjadi bagian integral dari setiap kebijakan pembangunan yang kita jalankan,” ujar Mugiyanto.
Mugiyanto juga menekankan bahwa setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah harus memberikan ruang yang sama bagi setiap warga negara untuk berkembang, tanpa diskriminasi. “Setiap kebijakan pembangunan harus mampu menjamin bahwa hak-hak dasar, seperti hak atas pendidikan, kesehatan, pekerjaan, serta kebebasan berbicara dan berkumpul, dihormati dan dilindungi,” jelasnya.
Wakil Menteri HAM ini menegaskan bahwa Indonesia harus berkomitmen untuk mengimplementasikan pembangunan yang berbasis pada HAM, yang tidak hanya meliputi perlindungan hak sipil dan politik, tetapi juga hak ekonomi, sosial dan budaya. “Jika kita ingin mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif, maka setiap program yang dijalankan harus berorientasi pada kesejahteraan rakyat, memastikan akses yang setara untuk semua orang, dan mencegah terjadinya ketimpangan sosial,” ungkapnya.
Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, menyoroti pentingnya pendidikan tinggi dan riset dalam menciptakan inovasi yang dapat mempercepat perkembangan Indonesia di berbagai sektor. “Pendidikan tinggi dan riset adalah kunci untuk mempersiapkan generasi penerus yang mampu berkompetisi di kancah global, serta untuk mendorong lahirnya inovasi yang dapat memberikan solusi terhadap tantangan zaman,” ujarnya.
Meutya Hafid, Menteri Komunikasi Digital, memberikan sambutan yang relevan dengan perkembangan teknologi masa kini. Dalam pidatonya, Meutya Hafid berbicara tentang peran kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di sektor pekerjaan.
“Kecerdasan buatan (AI) mungkin dapat menggantikan beberapa pekerjaan manusia, namun kita harus ingat bahwa AI tidak memiliki simpati, empati, dan nurani, unsur yang sangat penting dalam interaksi manusia. Simpati dan nurani adalah nilai tambah manusia yang tidak bisa digantikan oleh mesin,” ungkap Meutya Hafid.
Acara yang juga menghadirkan diskusi interaktif ini, menjadi ruang yang produktif untuk merancang sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan visi besar Indonesia yang lebih maju, berdaya saing dan inklusif di era digital. Forum Tri Hita Karana mengapresiasi semua pihak yang telah terlibat dan berharap kegiatan ini menjadi langkah awal dari kolaborasi jangka panjang untuk merajut masa depan Indonesia yang lebih baik. Kh-MD