Prof. Alit Suthanaya: Jalan Tol Jagat Kerthi Bali Mampu Mengurangi Angka Kecelakaan

DENPASAR, MataDewata.com | Akademisi Universitas Udayana yang membidangi transportasi, Prof. Ir. Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, PhD., pada, Senin, Soma Umanis, Bala (12/9/ 2022) menilai pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali sebagai salah satu pembangunan infrastruktur darat yang keberadaannya ditunggu-tunggu oleh masyarakat Bali.

Dijelaskannya, dalam tataran teoritis, idealnya luas jaringan jalan sekitar 15 persen dari luas wilayah. Sebagai ilustrasi, luas jaringan jalan dibandingkan luas wilayah perkotaan Sarbagita hanya sekitar 6 persen. Artinya kita masih kekurangan jaringan jalan. Beberapa kali dulu sudah pernah dikaji kelayakan pembangunan jalan tol tersebut, namun tidak pernah kunjung terealisasi.

Baca juga :  Bupati Sanjaya Resmikan Tiga Gedung Pemerintahan di Kabupaten Tabanan
Ik-MD-GBD-BPD Bali/12/2022/fm

“Rencana-rencana trase yang sudah dibuat dulu, saat ini sudah dipenuhi bangunan. Kita patut syukuri akhirnya pembangunan jalan tol ini segera bisa diwujudkan. Pembangunan jalan merupakan upaya mengatasi masalah lalu lintas melalui aspek supply. Mengingat luas jalan masih belum ideal, artinya bahwa kita memerlukan upaya lain untuk mengurangi beban lalu lintas, sehingga kebutuhan untuk membangun jalan dapat ditekan melalui skema demand management, yaitu dengan memindahklan sebagian pengguna jalan ke sistem angkutan umum massal,” ujar Prof Putu Alit Suthanaya.

Baca juga :  Pentahelix Perkuat Pariwisata Berkualitas di Bali, Bank Indonesia Ajak Kerja Bersama

Putu Alit Suthanaya yang juga merupakan seorang Insinyur ini menyatakan Jalur Denpasar-Gilimanuk sudah dikenal lama sebagai jalur tengkorak akibat tingginya tingkat fatalitas kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Sehingga apabila nanti jalan tol ini terbangun, maka diperkirakan akan dapat mengurangi angka kecelakaan yang terjadi.

Ucp-MD-ISB-DG//9/2022/f1

Jalan tol dari Gilimanuk sampai Mengwi sepanjang 96,21 Km juga akan dapat mengurangi waktu tempuh secara signifikan dari/ke Bali Barat, baik untuk pergerakan orang maupun barang. Penurunan waktu tempuh berarti penurunan biaya transportasi juga akan terjadi, yang dapat berpengaruh pada percepatan pertumbuhan perekonomian. “Keberadaan jalan tol ini juga sangat memberikan dampak pemerataan ekonomi, terutama ke wilayah Bali Barat, dan untuk dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan tentu saja tidak cukup dengan adanya jalan tol, tetapi diharapkan adanya pengembangan sentra-sentra ekonomi di wilayah sekitarnya,” pungkasnya. Hp-MD

Baca juga :  Tidak Menunggu Hingga 2028, Tol Jagat Kerthi Bali Dikebut Rampung Tahun 2025

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button