Siapkan Struktur Pariwisata Kokoh Pasca Pandemi
Ditulis Oleh: Ketua ICPI (Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia) Wilayah Bali, Dr I Putu Anom SE,M.Par.
DENPASAR, MataDewata.com | Kondisi Pandemi Covid-19 semakin merebak ditambah dengan adanya virus varian baru yang sudah menular kepada masyarakat. Sehingga pemerintah pusat mengambil kebijakan dengan pemberlakuan Pembatasan Pergerakan dan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di wilayah Jawa dan Bali. Berlaku mulai 3 Juli 2021.
Adanya pemberlakuan PPKM tersebut sudah dapat dipastikan pergerakan masyarakat antar daerah provinsi maupun antar negara untuk menuju Bali dengan peraturan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penularan virus. Tentu dengan sendirinya kunjungan wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke Bali akan menurun drastis.
Dampak dari semua itu sudah tentu aktivitas sektor pariwisata pergerakannya akan terus melambat dan karena sektor pariwisata yang menyumbang sekitar 70 % pada Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Bali tentu pergerakan ekonomi Bali akan terus melambat. Bali akan mengalami masa-masa sulit di masa mendatang karena walaupun sudah mulai ada usaha yang cukup baik untuk menggerakkan sektor primer dan sekunder akan tetapi pergerakannya tidak bisa secepatnya menggeliatkan ekonomi Bali.
Demikian pula walaupun nantinya pandemi sudah mereda tentu tidak bisa secepatnya bisa mengggerakkan sektor tersier terutama sektor pariwisata. Karena calon wisatawan Nusantara maupun Mancanegara masih mempertimbangkan kemampuan ekonominya yang sudah pasti akan berusaha mengutamakan kebutuhan primer dan sekundernya. Bali yang memang sudah menjadikan sektor pariwisata sebagai motor ekonomi Bali dimasa pandemi sudah tentu akan menghadapi kondisi sangat sulit, dimana kesempatan kerja dan peluang usaha semakin menurun.
Berdasarkan hal itu masyarakat dan pemerintah sudah harus mengetatkan ikat pinggang untuk secara cermat memilih dan memilah pengeluaran keuangan dengan memprioritaskan kebutuhan pokok yang urgent atau yang mendesak. Pengeluaran untuk sarana upacara umat Hindu juga bisa dikurangi. Hal ini tentu harus sesuai petunjuk para tokoh agama terutama para pinandita yang memahami tatwa/filsafat tersebut.
Pandemi ini tentu akan berpengaruh terhadap struktur dan model aktivtas pariwisata Bali dalam artian aktivitas pariwisata tentu harus mengikuti Prokes yang ditetapkan WHO maupun kebijakan pemerintah yang harus mempertimbangkan atau mensinergikan antara kepentingan kesehatan masyarakat umum dengan kegiatan kepariwisataan untuk memperoleh manfaat ekonomi. Tentunya harus menjamin kesehatan, keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung.
Ada kemungkinan wisatawan yang berkunjung lebih banyak perorangan, bersama keluarga atau dalam group kecil dan memilih menginap di akomodasi yang memiiki halaman terbuka dan akan wisatawan akan lebih banyak mengunjungi obyek wisata alam yang lebih terbuka. Sementara mengunjungi wisata budaya tentu tidak boleh dalam jumlah besar atau berkunjung secara bergantian. Demikian pula menonton pentas senipun tidak bisa ditonton dalam jumlah besar terutama tempat pentas seni dalam ruangan tertutup.
Kalau kondisi pandemi sudah benar-benar bisa menurun drastis atau bahkan sudah tidak ada penularan lagi atau obat untuk menyembuhkan sudah ditemukan dan sudah teruji bisa menyakit yang diakibatkan virus tersebut tentunya barulah kegiatan masyarakat dan aktivias pariwisata mulai bisa normal seperti kondisi sebelum pandemi beberapa tahun lalu.
Kalau pandemi sudah tdk ada lagi tentunya pariwiata akan tetap menjadi tumpuan pergerakan ekonomi Bali dan Bali akan tetap menjadi DTW (Daerah Tujuan Wisata) utama di Indonesia dan bahkan akan tetap menjadi tujuan kunjungan utama wisatawan mancanegara dari berbagai belahan dunia karema keindahan alam serta keunikan budaya Bali yang bersumber dari nilai-nilai luhur Agama Hindu. Tentunya secara bersamaan harus menggerakkan sektor ekonomi yang lain diluar sektor pariwisata untuk mengantisipasinya merosotnya sektor pariwisata yang sangat rentan dengan kondisi penyebaran pandemi dari berbagai jenis penyakit, kondisi politik, keamanan yang tidak kondusif yang sudah pasti mengurungkan niat wisatawan untuk berkunjung ke Destinasi Wisata. PA-MD
