PAKIS Bali Serahkan Bantuan Kepada 150 Warga Tabanan

Ingatkan Warga untuk Turut Menjaga Kebersihan Lingkungan

TABANAN, MataDewata.com | Setelah turun dan mengunjungi masyarakat di empat (4) desa yang ada di kecamatan Pupuan, Ny. Putri Koster menutup kunjungan kerja di hari pertama (12/5/2023) di Kabupaten Tabanan dengan kegiatan Tresna lan Punia di Gedung I Ketut Maria, Tabanan.

Tresna lan Punia diisi dengan pemberian bantuan berupa 20 Kg beras, 1 krat telur, 8 kotak susu balita dan 2 kotak susu untuk susu lansia, 2 kotak susu untuk ibu hamil, dan 2 kotak susu untuk difabel. Bantuan ini diserahkan kepada 150 penerima yang masuk kategori, yakni lansia, ibu hamil, difabel, krama istri dan yowana serta pecalang.

Selain bantuan berupa kebutuhan pokok, juga diserahkan bibit cabai sebanyak 300, bibit terong sebanyak 200, 50 bibit pohon mangga, 35 bibit pohon kelapa dan 15 bibit pohon alpokat. Pada kesempatan ini, Ny. Putri Koster selaku Manggala Utama Paiketan Krama Istri (PAKIS) Provinsi Bali menitipkan pesan agar seluruh anggota PAKIS memahami dan menguasai tentang pengetahuan apa saja yang harus dilakukan di tengah masyarakat, salah satunya menjaga kelestarian budaya Bali.

Baca juga :  Sekda Adi Arnawa Buka Brewing Passion dan Kelas Barista
Ik-MD/30/2023/ISB//fm

Dalam hal ini salah satunya adalah budaya Bali di bidang tari-tarian. “Anggota Paiketan Krama Istri (PAKIS) saya minta memiliki pengetahuan dan pemahaman untuk mampu memimpin dan mensosialisasikan terkait pelestarian budaya dan adat istiadat. Jangan sampai budaya yang sedari dulu disusun rapi, diciptakan dan sudah dijaga dengan baik, saat ini menjadi campur aduk. Misalnya tari rejang yang dulu diciptakan sebagai tari sakral yang dipercayakan menjadi prosesi tarian menyambut turunnya para dewa, saat ini semakin banyak tari rejang yang diciptakan dengan nama yang beraneka ragam dan dipentaskan ditempat yang terkadang tidak sesuai,” ungkapnya.

Selanjutnya, Ny. Putri Koster yang berkedudukan selaku Manggala Utama PAKIS Provinsi Bali juga menjabarkan terkait sistem pengelolaan sampah berbasis sumber. Lebih tegas disampaikan, sebaiknya kita semua mulai menjaga kebersihan lingkungan dimana kita tinggal, dimana kita berada dan dimana kita berkunjung. Karena ketika kita mampu menjaga alam dengan baik dan tulus, maka alam juga akan menjaga kehidupan kita didunia ini. Sebisa mungkin jangan sampai kita ikut andil menjadi bagian perusak lingkungan, maka dari itu penting untuk menyadarkan diri sendiri bahkan menanamkan karakter disiplin untuk tidak mengotori desa lain, dengan cara melakukan pengelolaan sampah berbasis sumber, yakni dimulai dari mengelola sampah sesuai jenisnya dari lingkungan rumah tangga.

Baca juga :  Ketua Dekranasda Bali Dampingi Istri Menhub Kunjungi Pertenunan di Jembrana

Selain itu penting juga ditanamkan menjaga kesadaran untuk tidak meninggalkan sampah di tempat-tempat umum, termasuk tempat suci (pura). Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali, I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra yang mendampingi Manggala Utama PAKIS Provinsi Bali Ny. Putri Koster menjelaskan terkait keberadaan PAKIS yang dikuatkan melalui Peraturan Daerah No: 4 Tahun 2019 sesuai fungsinya untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan bergairah, melalui penguatan desa adat, pelestarian budaya serta adat istiadat.

Baca juga :  Menkumham Supratman Andi Agtas Tinjau Pelayanan Imigrasi di Bandara Ngurah Rai Bali
Ik-MD-BPB-BDP//17/2023/fm

Sehingga lembaga yang sudah berusia 2 tahun ini diharapkan mampu menyatukan krama istri se-Bali untuk erat menjaga kelestarian budaya dan adat istiadatnya. Ketua Majelis Madya Desa Adat Kabupaten Tabanan I Wayan Tontra, dihadapan Manggala Utama PAKIS Provinsi Bali menjelaskan bahwa Paiketan Krama Istri (PAKIS) Kabupaten Tabanan sudah terbentuk hampir di seluruh tingkat Kecamatan dan Desa. Kegiatan mereka masih fokus kepada kegiatan mejejahitan, menguatkan tari sakral, tari bebalihan dan tari wali.

Untuk ke depan akan dikuatkan lagi tentang pendalaman pemahaman pengetahuan yang wajib dilakukan dilapangan, sehingga memiliki wawasan untuk meneruskan pengetahuan kepada generasi muda yang baru menginjak pernikahan agar tidak ada lagi kata-kata “Nak Mule Keto”. Hp-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button