Sudirta Titip Bingkisan Kecil untuk Disabilitas

Negara Perlu Hadir Sesuai Amanat UU

BADUNG, MataDewata.com | Melihat jumlah penyandang disabilitas belum sepenuhnya mendapat perhatian pemerintah, negara diharapkan sungguh-sungguh hadir untuk warga negara yang kurang beruntung ini. Diantara mereka, ada yang menyandang status disabilitas sejak lahir, sebagian menjadi penyandang disabilitas karena kecelakaan, serangan penyakit medis, maupun gangguan psikis, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan fisik maupun sosial dan ekonomi.

Anggota DPR RI Wayan Sudirta, yang juga dikenal sebagai pengacara Menkumham menghadapi gugatan HTI di PTUN Jakarta, pengacara Presiden dan Pengacara Ahok saat diadili dalam kasus dugaan penistaan agama, secara rutin menitipkan bingkisan untuk para penyandang disabilitas, direncanakan menjangkau 500 sampai 1.000 penyandang disabilitas di Bali setiap tahunnya. Ratusan penyandang di Kabupaten Karangsem, Klungkung, Bangli dan Kab. Badung, didatangi langsung Relawan Sudirta sepanjang tahun 2020 dan berlanjut tahun 2021 ini.

Foto: Luh Putriani, 5 tahun, mengalami gangguan semacam autis, yang terapinya membutuhkan biaya mahal di Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal.

‘’Ini kumpulan aspirasi dan fakta lapangan, selama kami turun mengantarkan bingkisan kecil Anggota DPR RI, Wayan Sudirta,’’ kata sejumlah Relawan Sudirta yang sudah turun di Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi dan Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal, Kamis (11/2/2021), menuntaskan program kunjungan daerah pemilihan bulan Januari 2021 yang baru bisa dilaksanakan pertengahan Pebruari 2021.

‘’Mereka menyampaikan, ada yang sudah mendapat perhatian pemerintah, tapi ada juga yang menjelaskan kadang dapat, kadang-kadang juga tidak. Walaupun, mereka menyadari berbagai keterbatasan pemerintah baik di pusat maupun daerah,’’ kata Made Rai Wirata, Relawan Sudirta di Desa Gulingan, yang juta Ketua Ranting PDI Perjuangan Desa Gulingan.

Di Gulingan, Relawan mengantarkan bingkisan Sudirta antara lain untuk Gusti Ayu Wilantari (30), yang mengalami gangguan medis di seluruh kulitnya, kedua tungkai dan tangannya tidak tumbuh normal, dan sudah bertahun-tahun menjalani terapi medis di rumah sakit. ‘’Sampai sekarang pun kami masih rutin ajak ke dokter,’’ kata ibunda Gusti Ayu yang dengan penuh sayang menggendong putrinya.

Ik/MD/WIC-JD//12/2021/f1

Penyandang disabilitas lain yang didatangi Relawan, diantaranya Komang Ayu Rimasari (25) yang duduk di kursi roda, Ketut Ngartini (50) yang sejak lahir sudah lumpuh dan harus dipindahkan langsung karena tidak bisa menggerakkan tubuh, dan beberapa penyandang disabilitas lainnya.

Di Desa Jagapati, yang diantar Relawan Wayan Sukayasa dan empat orang Kepala Dusun, Tim menyambangi beberapa penyandang disabilitas. Diantara mereka adalah Ketut Sulastri (59) yang lumpuh setelah struk karena hipertensi, Made Gita (65) yang lumpuh karena kecelakaan lalu lintas,Gusti Made Sri Parmini (45) yang buta dan mengandalkan hidup dari profesinya sebagai massage, tapi sangat merosot selama pandemi Covid-19, Made Amijaya (58) yang pincang kaki kiri dan hidup dengan kerja serabutan semampunya, dan lainnya.

Made Gita yang tertatih-tatih dengan tongkatnya, berusaha menyambut Relawan dan terharu mendapat perhatian Wayan Sudirta. ‘’Sampaikan terimakasih tyang untuk Tim dan Pak Sudirta, beliau memperhatikan kami,’’ ujarnya. Masih bersyukur, sebagian besar penyandang disabilitas yang tidak mampu mencari nafkah, mendapat bantuan saudara yang ikut menafkahi, selain bantuan Pemkab Badung. ‘’Kalau untuk sandang pangan dan papan, gotong royong keluarga terlihat sangat bagus. Tapi, kalau untuk beaya kalau sakit yang beaya medisnya tinggi, tentu perlu perhatian pemerintah,’’ jelas Rai Wirata dan Wayan Sukayasa. Pd-MD

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button