Tingkatkan Populasi, Distanpangan Bali Gencarkan Kawin Suntik Sapi Bali
DENPASAR, MataDewata.com | Meningkatkan pelaksanaan program swasembada daging, sekaligus pendapatan peternak dan peningkatan ketersediaan pupuk organik dari limbah sapi, Pemerintah Provinsi Bali terus memacu pertumbuhan populasi sapi Bali. Mewujudkan hal tersebut diperlukan petugas inseminator handal yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Kali ini kembali didukung dengan pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bintek) peningkatan kapasitas, kemampuan dan kinerja para petugas dan inseminator se-Provinsi Bali. Dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distanpangan) Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana di kantor setempat, Kamis (10/12/2020).
Pada kesempatan tersebut Wisnuardhana mengatakan, saat ini tercatat ada sebanyak 553.582 ekor sapi tersebar di seluruh Bali. Terbanyak terdapat pada peternakan rakyat di Kabupaten Buleleng sebanyak 140.493 ekor, diikuii di Karangasem sebanyak 123.287 ekor. Dari jumlah keseluruhan tersebut terdiri dari 212.560 ekor sapi jantan dan 347.906 ekor sapi betina.
“Khusus dalam meningkatkan reproduksi sapi Bali, dilaksanakan pelayanan kawin suntik/inseminasi buatan secara gratis. Terkait dengan hal tersebut, telah ditunjuk petugas lapang yang bertugas khusus melaksanakan pemeriksaan kebuntingan. Juga petugas khusus inseminator yaitu petugas yang melayani peternak sapi melaksanakan kawin suntik,” terang birokrat asal Tabanan itu.
Untuk itu Bintek budidaya ternak yang dilaksanakan dari tanggal 10-12 Desember 2020 akan melatih 300 petugas inseminator yang dilaksanakan secara pararel dalam enam kelas selama tiga hari. “Dari kegiatan ini kita target kelahiran sapi Bali tahun 2020 adalah sebanyak 60.000 ekor. Dengan demikian diharapkan akan terjadi peningkatan populasi sapi Bali tahun 2020 dari 553.582 ekor menjadi 613.582 ekor,” terangnya.
Melalui visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali era Baru”, dijelaskannya misi bidang pangan yang ditetapkan antara lain terpenuhinya kebutuhan pangan, termasuk pangan hewani bagi krama Bali. Untuk menggencarkan pelaksanaan kawin suntik pemerintah menyediakan semen beku (sperma) beserta kelengkapannya. “Untuk tahun 2020 ini disediakan sebanyak 94.000 dosis semen beku untuk pelaksanaan kawin suntik secara gratis,” ungkapnya.
Pada saat Bintek juga diserahkan bantuan perlengkapan kerja kepada para peserta. Pelaksanaan Bintek ini diharapkan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kinerja petugas inseminator sebagai garda terdepan dalam mensukseskan program pengembangan sapi Bali dan swasembada daging dapat ditingkatkan.
Sapi Bali adalah jenis sapi unggul asli Bali, hasil domestikasi dari banteng dengan ciri khas memiliki warna putih pada bokong/pantatnya. Sapi Bali banyak dipelihara khususnya oleh masyarakat petani untuk membajak sawah, sekaligus memperoleh limbahnya untuk dijadikan pupuk organik. Untuk itu pemerintah dan masyarakat Bali sangat menjaga keaslian/kemurnian (flasma nutfah) sapi Bali.
Hal ini sekaligus yang memacu adanya larangan pemasukan jenis sapi apapun ke Bali dan larangan adanya kawin silang sapi Bali dengan jenis sapi lain. Secara rinci beberapa upaya yang dilakukan yakni: 1. Pelarangan penyembelihan sapi betina produktif; 2. Pelarangan perdagangan sapi betina keluar pulau; 3. Pengembangan tanaman pakan; 4. Melayani kawin suntik secara gratis untuk meningkatkan reproduksi; 5. Bantuan pakan ternak dan infrastruktur; 6. Pelayanan kesehatan ternak, serta 7. Pembatasan penjualan sapi jantan ke luar pulau. MD-9