Distanpangan Bali Diapresiasi Mampu Wujudkan Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan
DENPASAR, MataDewata.com | Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng., apresiasi berdirinya Pasar Mitra Tani/ Toko Tani Indonesia Center (TTIC) menuju stabilisasi pasokan dan harga pangan di Provinsi Bali. Sebagai upaya mendukung kedaulatan pangan dan kemandirian pangan dalam penyediaan pangan bagi masyarakat.
Didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distanpangan) Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana. MSi., saat meninjau langsung TTIC mengatakan, dalam menjaga ketahanan panga ada tiga hal penting yang harus terjaga. Pertama ketersediaan produksi, kedua aspek distribusi sebagaimana dinas mendukung penuh proses penyaluran produksi. Ketiga, pemamfaatan dalam mengedukasi masyarakat untuk mengkomsusi pangan yang seimbang, sehat dan aman.
“TTIC itu ibunya, sehingga jangan bertanding dengan TTI di kabupaten/kota. Silahkan mamfaatkan bantuan dari pemerintah pusat, termasuk adanya cold storage untuk menjaga ketahanan pangan,” terangnya dalam kunjungan, Kamis (10/12/2020).
Lebih lanjut disampaikan, menjaga ketahanan pangan dari sisi produksi, distribusi hingga konsumsi keberadaan TTI kedepan harus diperluas dalam menjangkau pasar. Mampu memetakan daerah surplus produksi untuk daerah yang membutuhkan pasokan. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 telah didukung kerjasama antara pemerintah dengan Gojek untuk distribusi langsung ke masyarakat dengan subsidi biaya antar.
“Memen itu yang kemudian Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Ketahanan Pangan mamfaatkan kerjasama dengan mereka. Disamping kita melaksanakan amanah dari pemerintah agar masyarakat membatasi aktifitas di luar rumah. Terus akan kita laksanakan itu, dan ini adalah momen yang bagus dan saya melihatnya ada hikmah dari pandemi Covid ini untuk beralih kepada digital,” terangnya.
Pada kesempatan sama, Kepala Distanpangan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, MSi., menjelaskan TTIC menguatkan TTI di daerah yang kini sudah terjalin kerjasama dengan Gojek. Kerjasama yang telah berjalan efektif per tanggal 1 Desember 2020 antara TTI dengan Gojek dinilai berjalan dengan optimal untuk ikut menciptakan stabilitas pasokan dan harga.
“Di masa pandemi Covid-19 isu krisis pangan bisa kita tepis, bahwa pangan Bali aman. Dari segi pasokan dan stabilitasi harga. Kerjasama saat ini beras dan telur kedepan bisa dikembangan ke produk pertanian lainnya. Ini upaya kita menekan disparitas harga di petani rendah dan di pasar relatif tinggi karena rantai pasar sebelumnya agak panjang. Dengan adanya TTI ini paling tidak hitung-hitungan saya sembilan rantai pasar bisa diputus menjadi tiga,” ungkap birokrat asal Tabanan itu.
Lanjut menyampaikan, upaya yang dilakukan pemerintah dengan Gojek telah bisa menciptakan harga di produsen (petani) sangat wajar, begitu pula konsumen membeli dengan harga tidak terlalu mahal. Adanya dukungan dana dari Badan Ketahanan Pangan untuk subsidi transport melalui Gojek diharapkan mampu memperluas kerjasama dengan TTI di seluruh Bali.
“Sekarang ganpang tinggal telpon Gojek, sudah diantar baranganya tapi baru sebatas pada beras dan telur kedepan termasuk yang lain-lain. Subsidi transport sampai Rp60 ribu dengan minimal pembelian Rp20 ribu dengan pengantaran dibatasi sejauh 25 kilo meter. 2020 serapannya sudah sekitar 97 persen, mudah-mudahan kedepan lebih bagus lagi,” harap Wisnu Ardhana.
Mendapatkan penjelasan tersebut, Agung Hendriadi berharap petani semakin mengoptimalkan potensi pasar melalui pemasaran digital. Bahkan petani didorong untuk berani membuka marketplace sendiri. Turut didampingi Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Distanpangan Provinsi Bali, Ir. I Nyoman Suarta, M.Si., juga diisi kunjungan ke TTIC untuk melihat langsung potensi olahan pangan lokal Bali. MD-9